Share

Chapter 4

Lily sedang mematut-matut diri di fitting room, saat telinganya mendengar obrolan yang samar-samar menyebut-nyebut namanya.

"Eh lo tau nggak kalo si Tristan udah didepak sama tu cewek murahan yang kalo pake baju selalu kurang bahan. Heran itu laki-laki pada ngeliat apaan di diri si Lily bitch coba? Nggak ada bagus-bagusnya dia gue liat. Selain boobs sama bottom nya yang gue yakin hasil implanan, terus belum la—"

"Sirik banget sih jadi manusia, sampe niat gitu buat ngurusin hidup orang lain. Sirik itu tanda tak mampu lo. Ti ati ntar keselek lidah sendiri."

Lily melenggang seksi kearah kasir sambil membayar sejumlah baju-baju mahal yang sudah dipilih dan di cobanya di fitting room tadi.

"Keren itu adalah saat lo mampu membeli baju tanpa perlu ngeliat harganya. Bukan kayak lo lo pada, yang cuman bisa ngetest baju mahal untuk dicobain di fitting room doang terus di photo dan diupload ke media sosial. Itu namanya pembohongan public Say. Kalo udah diupload dibeli dong say, nggak malu tuh sama I*?!!"

Sindir Lily pedas.Tawa tertahan pun terdengar dari beberapa pramuniaga butik yang mendengarkan sindiran pedas Lily.

"Mbak mbak, ini baju yang tadi dicobain dan di photoin nggak ada yang jadi dibeli nih?" 

Salah seorang pramuniaga datang membawa setumpuk baju yang tadi mereka buat pencitraan di media sosial.

"Ehm eh itu..itu nggak jadi deh Mbak,soalnya—-"

"Soalnya harganya kemahalan Mbak, nggak sanggup Mbak-mbaknya beli, tapi tadi udah dicoba-cobain juga koq, jadi udah lumayan tersalur lah hasrat pengen punya baju mahalnya ya Mbak-Mbak Say?!! Sini sis, biar saya beli semua baju-bajunya. Kali aja bisa buat mbok saya ngepel-ngepel dirumah."

Sahut Lily pedas sambil mengeluarkan credit card platinumnya. Sedangkan keempat orang wanita tukang gossip itu pun langsung melipir sambil menahan malu sekaligus dongkol pada sosok sombong Lily. Lo bukan siapa-siapa gue ini. Kalo lo nggak suka sama gue, gue juga nggak bakalan rugi apa-apa tuh!! Mamam noh gossip!!!

Saat sedang asik-asiknya berkendara sambil goyang-goyang ala Lady Gaga dimobilnya, pandangan Lily tertumbuk pada seorang anak kecil yang terlihat menangis karena diusir mengamen disebuah rumah makan elit. Tampak sosok-sosok para eksekutif muda dan wanita-wanita sosislita sedang makan siang sambil membahas masalah pekerjaan disana. Lily tahu, memang restaurant-restaurant kelas atas tidak memperbolehkan ada pengamen yang masuk kedalam dan mengganggu kenyamanan para pelanggannya. Tapi entah kenapa saat itu hatinya begitu miris melihat air mata tertahan dan rasa terluka yang tampak begitu kentara menghiasi wajah penuh debu dan baju lusuhnya. Lily pun segera memarkirkan mobilnya dan turun menghampiri bocah cilik itu.

"Kamu kenapa menangis Dik?" Tanya Lily lembut sambil berjongkok untuk menyamakan tinggi badan mereka. Mata sedih itupun sejenak bersirobok dengan Lily, dan sibocah pun kembali memperlihatkan ekspresi ingin menangis lagi.

"Mereka tidak memperbolehkan saya mengamen Kak. Kata mereka nyanyian saya malah membuat mereka semua sakit kepala. Katanya selera musik mereka tinggi, Kak. Hiks..hiks...

"Ohhh begitu. Rupanya soal selera musik toh. Sebentar ya?" 

Lily pun segera kembali kemobil dan mengambil biola kesayangannya.

"Ayo, sekarang kita masuk kesana bersama-sama, Kita berdua akan mengamen bersama."

"Sungguhan ini kak?"

"Sungguhan dong. Ayo siapkan kotak uangmu. Kita akan segera bersenang-senang disana."

Dan sibocah pun dengan gembira menyambut tangan Lily yang terulur padanya. Tanpa merasa jijik Lily menggenggam erat tangan si bocah sambil memegang biola ditangan kanannya.

Pemandangan seorang gadis cantik nan seksi yang menggandeng bocal kumal tadi,langsung membuat suasana rumah makan yang tadinya riuh rendah oleh percakapan semua orang yang sedang makan siang disana mendadak hening.Pandangan mereka seolah terhipnotis oleh makhluk cantik yang sedang tersenyum manis didepan mereka semua saat ini.

"Hallo Bapak Ibu, Mas Mbak, Aak Teteh dan adik-adik sekalian. Saya ingin mengamen bersama adik kecil yang sedang kesulitan keuangan ini, boleh?"

"BOLEH DONGGG!!!" Koor suara yang didominasi oleh para laki-laki itu pun disambut senyum manis Lily dan juga si bocah.

"Karena selera musik anda semua yang ada di restaurant ini tinggi,izinkan saya untuk memainkan biola saya dalam instrumentalia music Canon in D."

Dan Lily pun membungkuk hormat pada para audiens disertai oleh tepuk tangan mereka semua.

Tubuh Seksi Lily yang meliuk-liuk aktraktif dalam kerumitan nada-nada klasik itupun sukses menyihir para audiens disana. Tepuk tangan meriah lagi-lagi menyertai tubuh Lily yang membungkuk hormat setelah menyelesaikan misinya.

"Saya mohon kepada semua orang yang ada disini,untuk memberikan sedikit rizki kita untuk adik kecil kita yang nasibnya kurang beruntung ini boleh?"

Koor suara boleh pun kembali menggema. Akhirnya bocah itu keluar dari restaurant dengan wajah yang cerah ceria, karena kantong uangnya sudah terisi dengan uang yang sangat banyak versinya. Lily juga menyelipkan sejumlah uang kedalam tangan si bocah yang bersikeras menolaknya. Karena menurut si bocah Lily itu malaikatnya. Masa malaikat membayar katanya. Tetapi karena Lily terus memaksa, sibocah pun akhirnya menerima sambil mencium gemas pipi Lily. Sebagai kenang-kenangan pernah bertemu dengan malaikat didunia katanya. Lily pun cuma tertawa saja menanggapinya.

"Masa anak kecil itu saja yang dicium? Saya boleh minta juga dong? kan saya tadi sudah ikut menyumbang didalam sana." Suara serak seksi yang dalam tampak menahan tangan Lily yang ingin membuka pintu mobil.

Oh oh masalah mulai menghampiri ini..Ya ini adalah sosok pria yang dihajarnya di Exodus beberapa hari lalu. Apalah cara awak ni buat menghindari si Singa tampan ini? mikirrr Lily Mikirrrrr....

Sementara itu Heru yang sedari tadi sebenarnya ada didalam restaurant itu bersama dengan beberapa rekannya, sudah melihat aksi Lily yang begitu memukau dengan biolanya. Beberapa rekannya bahkan ada yang pernah menjadi pacar Lily. Mereka semua kompak mengatakan bahwa aksi Lily tadi kalah jauh dengan aksi Lily saat melayani mereka semua diranjang. Kuping Heru langsung panas dan berdenging mendengar kata-kata mereka.Yah walaupun mereka semua mengaku cuma dipacari Lily seminggu atau dua minggu saja, tetapi aksi panas Lily akan membekas selamanya dihati dan selangkangan mereka katanya.

Karena itu, begitu Lily meninggalkan restaurant bersama bocah kumal itu,diam-diam Heru pun mengikutinya,hingga sampai dipelataran parkir ini.

"Waduh, kalo semua yang orang yang menyumbang tadi bersikap seperti Anda,apa saya harus mencium mereka semua hmm?" Lily menjawab sambil mengedipkan dengan genit sebelah matanya.

"Seharusnya tidak masalah kan? mengingat separuh dari mereka tadi bahkan sudah pernah anda puaskan diranjang anda." Sahut Heru datar.

"Oke staight to the point aja deh. Maksud anda sampai menyusul Saya kesini ini apa?" Lily bertanya sambil kembali tersenyum menggoda pada Heru sialan ini.

"Saya ingin menikmati pelayanan anda seperti yang telah anda berikan pada mereka semua. So, silahkan sebut saja berapa jumlah nominal yang anda minta?" Lily menatap wajah tampan miskin ekspresi didepannya ini. Kalau dia menuruti hawa nafsunya, Lily kepengen sekali mencekik lehernya dan membuang mayatnya dirawa-rawa sana. Tetapi Lily tetaplah Lily, dia tidak akan pernah takut untuk diintimidasi. Semakin orang memprovokasi semakin berani dia menanggapi.

"Ohhh begitu toh,Ganteng. Tapi maaf sekali ya, jadwal saya untuk memuaskan orang padat sekali hari ini. Anda kurang beruntung, Sayang." Sahut Lily sambil berbisik mesra ditelinga Heru dan menggigitnya pelan.

"Silahkan coba dilain waktu ya, Ganteng."

"Anda ini sombong sekali. Cuma seorang piala bergilir saja bertingkah seperti seorang Lady Di. Menyedihkan!!"

Dengus Heru kasar. Harga dirinya langsung terjun bebas saat si perempuan murahan ini menolaknya seolah-olah dia ini seorang pria kere yang tidak mampu membayar pelayanan wanita kelas atas. Lagi-lagi Lily tersenyum genit-genit mesra.

"Sesungguhnya yang menyedihkan itu Anda Tuan.bSudah tau Saya ini piala bergilir,btapi itu junior masih nafsu aja. Saya pergi dulu ya, Ganteng. Kalau sudah tidak tahan, sana main sama tante Lux aja sambil membayangkan saya, tentu saja. Muachhh!!"

"Oh ya satu lagi, bahwa seorang Lady Di sekalipun punya affairs dengan Dody Al Fayed, kalau-kalau anda lupa."

Lily mengecup sekilas bibir Heru, sebelum masuk kedalam mobil dan melesat pergi meninggalkan Heru yang masih berdiri terpaku disana.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Cilon Kecil
kamu mah Lily malah dikecup laginitu mas Heru nya tambah penasaran deh dia ......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status