Share

CHAPTER 2: DUNIA LAIN

Di ruangan singgasana yang besar di istana Elonia. Terdapat raja dan ratu berserta penyihir kerajaan, jendral pasukan utama, dan jendral pengawal raja dan ratu yang sedang melihat Hanif dan yang lainnya yang baru saja di teleport ke dunia lain.

"Selamat datang di kerajaan Elonia, wahai para pahlawan!" Sapa raja Rugbus.

Semua orang yang dari bumi bingung melihat sekitar ruangan yang sudah berubah. Bahkan di depan mereka ada lima orang yang tidak dikenal, tidak butuh lama. Beberapa orang mulai panik. Terutama untuk perempuan. Tapi, semua itu dihentikan oleh Hanif.

"Tenanglah semuanya. Mungkin saat ini kita adalah korban 'lost people'."

Semua orang terkejut dengan pernyataan dari hanif. Amane pun langsung duduk lemas dan menangis, Dayat, Taya, dan si kembar merasa tertekan karena kali ini insiden 'lost people' ini memilih mereka. Ada juga yang tenang seperti Ken, Bintang, dan Haru, walaupun dalam diri mereka panik.

"Apa yang terjadi disini?" Tanya Haru yang mulai maju dua langkah mendekati raja Rugbus.

"kalian adalah orang-orang yang terpilih menjadi pahlawan."

"Pahlawan?" Tanya Haru dengan penasaran.

"Betul! Kalian semua adalah orang-orang yang dipanggill untuk menyelamatkan dunia!" Jawab sang raja.

Semua orang masih saja terdiam. Mereka masih tidak percaaya bahwa mereka akan menjadi korban 'lost people'. Bahkan, Lenix hampir saja mengeluarkan amarahnya karena tidak terima dengan kejadian ini.

"Terus. Apa yang harus kita lakukan?" Tanya Bintang.

Semua orang terkejut dengan pertanyaan Bintang. Mereka tidak menyangka bahwa Bintang bisa tenang, kemudian mereka bahwa sebenarnya Bintang merasakan ketakutan. Tapi, karena Bintang merasa harus melakukannya. Maka, yang lain pun mulai tegar lagi. Amane yang awalnya sedang menangis, mulai berdiri lagi dengan gemetar.

Tiga jendral kerajaan hanya terkagum saja melihat mereka semua berdiri dengan kekuatan mereka sendiri dalam waktu yang sangat cepat. Sebelumnya, para pahlawan terdahulu lain yang dipanggil kesini. Kebanyakan dari mereka langsung depresi dan frustasi.

Tapi, ini berbeda dengan Bintang dan yang lainnya. Mereka memang awalnya ada yang seperti itu, tapi ada juga yang tenang saja. Bahkan setelah Bintang bertanya. Mereka semua mulai berdiri dengan berani lagi, ini sangat di luar dugaan untuk mereka.

Para jendral kerajaan, raja dan ratu tampaknya melihat harapan yang sangat cerah kepada Hanif dan yang lainnya. Mungkin kali ini, Hanif dan yang lainnya bisa menyelamatkan dunia. Kemudian sang raja pun berbicara lagi kepada Bintang.

"Tadi kamu bertanya kepadaku apa yang harus kalian lakukan sekarang?"

Bintang hanya menganggukkan kepalanya saja.

"Untuk sementara kalian akan tinggal disini selama tiga hari. Nanti kalian semua akan di pisah menjadi 8 kelompok untuk menjaga 8 wilayah."

Semua orang tampak terkejut dengan pernyataan dari sang raja. Tentu saja mereka terkejut karena mereka akan di pisahkan. Kemudian Haru menepuk tangannya, semua  pandangan orang kearah Haru. Kemudian Haru memberikan isyarat mata untuk semua tenang. Dan itu pun berhasil.

"Baiklah, karena kalian sudah tenang." Lanjut sang raja. "Mereka bertiga akan membantu kalian mengarahkan kalian ke ruangan kalian."

Kemudian ketiga orang terpercaya raja menuntun Dayat dan yang lainnya menuju ruangan mereka. Setelah semuanya meninggalkan ruangan, raja bingung dengan Haru dan Bintang yang masih ada disini. Apakah ada sesuatu yang ingin mereka bicarakan?

"Kenapa kalian ada disini?"

"Mohon maaf karena kami berdua ." Ucap Bintang dengan sopan. "Tapi, ada satu hal yang yang membuat ku dan Haru bingung.

"Apa itu?" Tanya ratu dengan sopan.

"Di dunia kami ada insiden yang seperti ini. Namanya adalah insiden 'lost people', tapi. Insiden ini selalu terjadi setiap 20 tahun, walaupun aku tidak tahu yang sebenarnya. Dan seharusnya tinggal 3 tahun lagi sebelum insiden tersebut terjadi lagi. Jadi, kenapa bisa seperti ini?"

Sang raja hanya mengelus jenggot putihnya saja dengan lembut, kemudian. Dari arah pintu. Muncul Hanif dengan tatapan serius. Mereka berempat terheran dengan kehadiran dari Hanif. Kemudian hanif mendekati Bintang  dan Haru dan berbicara.

"Sebelumnya. Bintang, kamu ada sedikit kesalahan dalam ucapanmu itu."

"Aku?" Tanya Bintang.

"Betul. Sebenarnya tahun lalu ada kasus 'lost people' juga."

"Tapi. Seharusnya jika ada kejadian 'lost people'. Bukannya di umumin di berita?" Tanya Haru bingung.

"Anda betul manajer. Tapi, apakah tidak ada kemungkinan jika dari pihak keluarga korban meminta tolong kepada pemerintah untuk merahasiakan insiden ini?"

"I-itu..."

Haru hanya bisa terdiam seribu bahasa saja. Bintang masih belum mengerti apa yang Hanif ucapkan. Kemudian terdengar tepuk tangan dari raja, wajah sang raja tampak senang sekali. Haru dan Bintang bingung dengan kelakuan raja, tapi Hanif memandang raja dengan serius.

"Hebat sekali kamu nak! Memang betul tahun lalu, kami memanggil satu orang ke dunia ini lagi."

"Tapi, tunggu dulu." Ucap Haru. "Hanif, apakah kamu tahu siapa orang yang dipanggil?"

Haru, Bintang, raja Rugbus dan ratu Linera menatap Hanif. Kemudian Hanif menarik nafasnya dan menjawab pertanyaan Haru.

"Orang yang telah dipanggil ke sini pada tahun lalu adalah Ariq, kakakku."

"!!!"

Bintang dan Haru terkejut mendengar hal tersebut dari mulut Hanif. Memang betul kalau mereka berdua penasaran kemana perginya Ariq, Mereka mengira Ariq sedang pergi karena sedang ada urusan. Tapi, ini bukannya aneh? Dia pergi selama itu, dan guru di sekolah pun tidak membahas tentang Ariq. Apakah ada yang aneh?

Dan itu semua terjawab ketika Hanif berbicara kepada raja Rugbus. Haru dan Bintang masih tidak percaya bahwa tahun lalu, Ariq telah menjadi korban 'lost people'. Sungguh, di dalam hati mereka. Mereka merasakan perasaan sedih, kesal, dan bingung yang bercampur aduk. Mereka ingin marah kepada Hanif karena tidak memberitahu dari dulu. Tapi, mereka berdua kasihan kepada Hanif karena telah kehilangan kakaknya.

Tapi, sekarang mereka semua sedang berada di dunia lain. Yang artinya bahwa dunia ini adalah dunia yang telah memanggil Ariq juga. Apakah Ariq masih hidup? Jika masih hidup, sekarang dia ada dimana?

"Yang mulia." Panggil Bintang dengan sopan. "Apakah anda mengetahui lokasi Ariq?"

Hanif mulai menatap sang raja. Kali ini dia menatapnya dengan serius, itu adalah tatapan amarah yang belum pernah Hanif tunjukkan kepada yang lain. Tapi, dibalik itu, ada tatapan dia memohon. Sang raja pun berdiri dari kursinya dan berjalan mendekatii mereka bertiga.

"Apakah kalian bisa melihat cahaya di langit-langit ruangan ini?" Tanya raja sambil menunjuk ke langit-langit.

Ketiga orang tersebut melihat ke langit-langit ruangan. Disana terlihat sebuah lukisann angkasa. Disana terdapat banyak sekali cahaya-cahaya kecil. Atau bisa dibilang itu adalah cahaya dari lukisan, tapi ada satu cahaya yang menarik mata mereka bertiga. Itu adalah cahaya yang berada di pojok kanan, cahaya tersebut tampak semu dan hampir mati.

"Cahaya tersebut melambangkan kehidupan pahlawan. Jika ada pahlawan yang mati, maka cahaya tersebut akan mati dan akan bersatu dengan lukisan. Ya, bisa dibilang lukisan cahaya yang kalian lihat itu adalah para mantan pahlawan yang telah mati.

Haru dan Bintang masih bingung dengan ucapan dari sang raja. Tapi, itu semua berbeda dengan Hanif. Dia membuka matanya dan melihat ke cahaya yang semu tersebut, air mata pun keluar dari kelopak mata, mulutnya tampak bergetar dan ingin berbicara sesuatu.

"ka-kalau begitu... A-apakah cahaya yang semu itu berati sang pahlawan masih hidup?" Tanya Hanif dengan berharap.

"Ada kemungkinan 50 banding 50. Karena kejadian ini adalah pertama kalinya dalam sejarah. Mungkin dia masih hidup, atau dia sudah mati."

Hanif terkejut lagi. Dia terkejut bukan karena ucapan 'sudah mati' dari mulut raja. Tapi dia terkejut karena ucapan raja 'masih hidup'. Itu berati, ada kemungkinan 50% Ariq, atau kakaknya masihh hidup. Kemudian Haru dan Bintanng sadar bahwa Hanif telah menangis. Hanif bukan menangis sedih, melainkan dia menangis bahagia.

Dia tidak menyangka bahwa kakaknya ada kemungkinan besar masih hidup di luar sana. Jika dia belum berubah, mungkin dia akan segera meninggalkan istana dan mencari kakaknya. Tapi, dia sadar bahwa dia tidak tahu apa-apa tentang dunia lain. Jadi, dia memutuskan untuk menjadi kuat dan mencari kakaknya.

"Hanif, kenapa kamu menangis?" Tanya Bintang.

"Kalian tahu? Ka-kakakku a-ada kemungkinan masih hidup di luar sana..."

Bintang dan Haru sama-sama terkejut. Kemudian, mereka berdua segera memeluk Hanif dan menghiburnya. Raja dan ratu hanya memberikan senyuman halus saja kepada mereka bertiga yang sedang bahagia.

Setelah kejadian di ruang singgasana, mereka bertiga diantar oleh salah satu pelayan istana menuju ruangan Amita dan yang lainnya. Sesampai di ruangan mereka, Amita dan yang lainnya khawatir dengan keadaan Hanif dan yang lainnya. Bintang hanya bilang kepada mereka bahwa mereka bertiga hanya berbicara sebentar dengan raja.

Haru menyenggol pelan tubuh Hanif. Kemudian Hanif hanya menganggukkan kepalanya saja, kemudian Hanif menarik nafasnya dan memanggil mereka.

"Semuanya. Ada hal yang ingin aku beritahhukan kepada kalian semua."

"Ada apa?" Tanya Kanon.

Kemudian Hanif mulai menceritakan kepada mereka mengenai kakak nya. Hanif menceritakan bahwa pada tahun lalu, Ariq yang merupakan kakaknya telah menjadi korban 'lost people'. Semua orang kecuali Amita dan anggota bandnya hanya bisa terkejut saja. Sebagian dari mereka seperti Aimi, Vicent, Dayat, Lenix, Anju, dan Rikako adalah sahabat Ariq, maka mereka lebih terkejut daripada yang lain.

Yang awalanya suasana ruangan suram karena cerita dari Hanif, sekarang suasana mulai berubah membaik setelah Hanif memberitahu kepada mereka bahwa Ariq masih hidup di dunia ini. Tapi, Hanif juga memperingatkan mereka bahwa ada kemungkinan juga Ariq sudah mati. Memang betul kalau Hanif tidak ingin percaya, tapi. Nyatanya, dia juga harus percaya walaupun dia tidak mau.

Tapi, mereka semua bilang kepada Hanif bahwa selama ada kemungkinan Ariq masih hidup, kita akan mencarinya dan akan pulang ke bumi dengan selamat. Setelah itu, Hanif memandang sekitar ruangan. Itu adalah ruangan yang besar sekali, disana tersedia banyak sofa dan tempat tidur. Bahkan ruangan tersebut memiliki balkon yang menuju kearah laut.

Tidak lupa juga di meja banyak sekali buah-buah seperti apel, pisang, dan buah dari dunia ini. Sebelum mereka semua mencoba buah dari dunia lain. Lenix, menawarkan diri untuk mencobanya terlebih dahulu. Buah tersebut bentuknya mirip seperti manga dan memiliki daging yang berwarna biru.

Satu gigit pun berhasil Lenix lakukan. Semua orang memandang Lenix dengan seksama, Lenix hanya mengunyah buat tersebut saja di dalam mulutnya. Kemudian dia menelan buah tersebut dan matanya mulai terbinar-binar.

"Enakkk!!!!!!"

"Serius!?" Tanya Vicent kaget. Kemudian dia mencoba juga buah tersebut. "Itu benar! Ini sangat enak sekali!!"

Akhirnya yang lain pun mulai mencicipi buah tersebut. Adegan pesta buah kecil pun berlangsung selama dua jam. Dua jam kemudian, mereka semua tertidur. Para perempuan tidur di Kasur, sedangkan untuk laki-laki. Mereka kebanyakan tidur di lantai, kecuali Ken, Bintang, Haru, Shin, dan Fauzan. Tapi, diantara mereka semua. Ada dua orang yang masih bangun, mereka sedang menikmati angin malam sambil melihat pemandangan laut, mereka adalah Hanif dan Amita.

"Indah sekali ya…" Ucap Amita sambil melihat laut.

"Kamu benar."  Jawab Hanif sambil membetulkan poni rambutnya.

Amita sangat senang sekali karena Hanif telah kembali seperti yang dulu. Jika saja Hanif tidak mendengar dari raja bahwa Ariq masih ada kemungkinan hidup. Mungkin situasi ini tidak akan terjadi. Kemudian dia meneteskan air matanya, Amita nangis bukan karena sedih, melainkan bahagia karena teman masa kecilnya telah kembali seperti semula.

Keesokan harinya, mereka semua berkumpul di suatu ruangan untuk sarapan. Disana mereka melihat sebuah meja yang panjang, raja dan ratu pun hadir disana. Kemudian Hanif dan yang lainnya mulai duduk di kursi mereka.

Banyak sekali pelayan yang datang membawa hidangan, hidangan tersebut kebanyakan adalah daging. Karena disini tidak ada padi, jadinya mereka menggunakan roti dan sup krim sebagai hidangan utama. Hanif dan yang lainnya sangat menikmati sarapan mereka, bahkan Taya dan Rifqi menambah sampai 4 kali. Minuman anggur putih yang dihidangkan oleh pelayan juga sangatlah lezat dan segar.

"Baiklah, semuanya. Apakah kalian bisa mendengarku sebentar saja?" Panggil sang raja.

Semua orang mulai menengok kearah raja. Bahkan, Agunk dan Agung yang mulutnya di penuhi oleh danging lobster pun menengok ke raja, kemudian sang raja mulai berbicara kepada para calon pahlawan.

"Semuanya. Mungkin saja ini akan terdengar tidak enak oleh kalian. Tapi, saya mohon untuk mendengarkan."

Kemudian sang raja menjelaskan agenda kepada para calon pahlawan. Mereka akan diberi waktu 3 hari untuk bebas mengelilingi ibu kota, bahkan setiap orang mendapatkan uang sekitar 40 koing emas. 1 koin emas itu sama saja 2 juta rupiah di Indonesia. Jadi, totalnya adalah 80 juta rupiah Indonesia. Di dunia ini, koin emas adalah mata uang yang paling tinggi, untuk peringkat mata uang, mereka memiliki koin perunggu, koin silver, koin emas, dan yang terakhir adalah koin putih suci.

Tapi, setelah tiga hari. Mereka akan di kelompokkan menjadi 8 kelompok dan akan berpisah. Awalnya, semua orang tampak sedih dan khawatir, tapi. Raja bilang ini adalah sebuah latihan untuk mengasah kemampuan pemimpin wilayah dan fisik. Tapi, setiap 1 bulan sekali, mereka semua akan dipanggil ke istana untuk rapat.

Awalnya sebagian dari mereka menolak. Tapi, karena Hanif, Haru, Ken, Anju, Bintang, Dayat, Nizar, dan Aimi membujuk sebagian dari mereka, pada akhirnya semua orang menyesetujui hal ini. Sang raja bilang untuk pembagian kelompoknya terserah para calon pahkawan. Jadi intinya satu kelompok akan di isi oleh 4 orang.

Setelah sesi sarapan selesai, sebagian dari mereka memutuskan untuk mengelilingi kota. Ken, Vicent dan Amane memutuskan untuk pergi ke perpustakaan kerajaan. Syahdan, Kino, Nizar, dan Yukki pergi ke arena latihan para tentara.

Baiklah. Saatnya mencari informasi sambil jalan-jalan...….

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status