Share

Chapter 22. Rencana Terselubung

"Datanglah ke acara ini!" Mutia menyodorkan sebuah undangan ke hadapan putranya.

Gavin tampak melirik sekilas, tidak niatan sedikitpun untuk meraih apalagi menyentuh undangan itu.

"Kenapa bukan mommy saja? Biasanya mommy yang antusias mendatangi acara-acara seperti itu."

"Mommy ada acara di waktu yang sama Gavin! bisa, tidak? Sekali ini saja ... Turuti mommy. Kalau mommy tidak ada halangan, mom tidak akan repot-repot menemuinmu," sahut Mutia dengan menahan kekesalannya.

"Ya kalau mom ada halangan, mom tidak usah hadir, gitu aja kok repot," sahut Gavin seraya menunjuk dagu undangan di depannya.

"Jika si pemilik acara bukan sahabat baik daddy-mu, mommy tidak akan sebingung ini. Dia termasuk orang yang berjasa untuk perusahaan ini."

"Jika tidak ada dia, mungkin perusahaan ini sudah gulung tikar puluhan tahun lalu. Sebab daddy-mu lebih sibuk mengurus wanita itu daripada bisnisnya," sambungnya.

"Jangan pernah menyebut dua keparat itu di depanku, meskipun mereka sudah mati rasa benciku tida
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status