”Astaga! Apa yang terjadi? Cepat bawa kemari!” seru Leo sambil menunjukan sofa besar.
”Maaf, Kak Leo atas kelalaian kami,” ujar Angellia menundukan kepala merasa bersalah.
”Maafkan kami, Kak Leo ini sebuah kesalahan besar. Ketika Jasmine mengajak kami pergi ke pusat kota, aku tidak bisa menolaknya!” timpal Arthur sambil menaruh Jasmine secara perlahan ke sofa.
”Kalian! Bisakah, berhati-hati lagi? Ini bukan waktu untuk bermain-main, kalian tau?” bentak Leo.
”Kami tau Kak, maaf tapi tidak dengan cara membentak seperti ini. Kami juga sudah berusaha keras melindungi Jasmine, walau kekuatan kami masih lemah.“ Arthur membalas bentakan Leo.
”Tolonglah! Kalian jangan jadi seperti ini. Lihat adikku!” Menarik tangan Arthur, dua orang itu bisa saja baku hantam terjadi.
Leo dan Arthur saling bertatapan dengan mengepalkan tangan menahan amarah. Leo langsung meghajar Arthur mengunakan perisai tangan menghantam perut secara keras dan bertubi-tubi. Arthur tersungkur ke belakang, keluar darah dari mulutnya. Dia tidak membalasnya karena mengerti Leo dalam kondisi tidak terkendali. Angellia berdiri di hadapan Arthur menghalangi Leo yang bisa saja menghajar kakaknya lagi.
”Sudah cukup, Kak! Aku tau tidak mau terjadi apa-apa dengan Jasmine. Kami tahu ini salah. Tapi, kalau kita bermusuhan dan berselisih akan berakibat lebih fatal lagi. Ini yang dia inginkan, supaya kita terpecah dan dengan leluasa mengambil Jasmine mengerti, Kak!” Angellia menahan tangis dan menggoyangkan bahu Leo.
”Benar, Angel. Maafkan aku, mungkin kalian mengerti bila ada diposisiku, sekali lagi maafkan aku.” Leo mengelus kepala Angellia dan menghampiri Arthur untuk membantunya bangun.
”Kak Leo, semakin kuat saja. Aku sangat mengerti. Maka dari itu aku tidak ingin membalasnya. Kalau posisi itu ditukar, aku pun akan berbuat sama seperti sekarang,” rintih Arthur sembari memegang perutnya.
”Kemari, Kak. Aku akan menyembuhkanmu,” pinta Angellia.
Wush! Wush! Wush!
Angellia berkonsentrasi, dari tangannya memancarkan cahaya aura lembut berwarna ungu yang bisa menyembuhkan. Arthur menahan rasa sakit dan perih. Leo menghampiri Jasmine, sembari perlahan mengelus rambut berwarna silver itu. Mata sendu berwarna hitam mulai berlinang air mata lagi. Rambut hitamnya berantakan karena terus dijambak.
“Jasmine. Adikku, sayang. Maafkan kakak. Tidak bisa melindungimu dalam kondisi seperti ini, Aku berjanji akan membunuh! Siapa saja yang ingin mencelakakanmu! Maaf, untuk merahasiakan hal ini. Banyak pertimbangan yang bisa menjadi kesalahan fatal. Bila diketahui olehmu, dengan kondisi mentalmu sekarang!“ batin Leo.
Leo melihat luka bakar cukup parah kulit terkelupas sampai terlihat daging merah segar di kedua tangan Jasmine. Disekujur tubuh adiknya pun penuh luka goresan bertetesan darah yang memenuhi kemeja putih. Leo merasa sakit hati hanya bisa menunduk dan menangis menyesali semua yang terjadi pada Jasmine.
Membisikan sesuatu, “Ayah maafkan aku, aku gagal lagi!“ Sang Kakak menghela napas panjang.
”Kak, jangan seperti ini. Kalau Jasmine melihatnya pasti akan sedih juga. Aku yakin kita bisa melindungi Jasmine. Sebaiknya aku obati dulu. Sebelum lukanya semakin parah,” ujar Angellia menghampiri dan bersujud di hadapan Leo sambil menggenggam tangannya.
”Terima kasih Angel atas semuanya.” Menghapus air matanya dan menghampiri Arthur yang sedang bersandar di tembok sebelah kanan samping Jasmine.
”Sama-sama, Kak Leo. Jangan sungkan untuk meminta pertolongan pada kami, sebaiknya kita harus mempelajari cara telepati. Untuk berkomunikasi jarak jauh hehe,” canda Angellia sambil tersenyum.
Angellia mengambil kedua tangan Jasmine mengeluarkan kekuatan penyembuh ajaibnya, berkonsentrasi lagi perlahan keluarlah pancaran cahaya indah nan lembut berwarna ungu. Membutuhkan waktu agak lama untuk pulih. Leo hanya melihat dari pojokan, Arthur tiba-tiba menghampirinya sambil merangkul Leo. Hanya ada senyuman lembut darinya. Para lelaki pun mulai pembicaraan serius.
”Maaf. Untuk kejadian ini, kami benar-benar lalai, Kak,” ucap Artur sambil menunduk.
”Sudahlah! Lupakan aku pun minta maaf atas kejadian tadi, harusnya aku berterima kasih kepada kalian. Sudah bersusah payah melindungi Jasmine.”
”Ahh ... sama-sama Kak, jangan sungkan-sungkan seperti itu. Ini sudah tugas kami mungkin kalau dulu kami tidak bertemu Ayah Kak Leo. Sekarang tidak akan bisa melindunginya,” kata Arthur lalu terbesit ingatan masa kecil.
"Benar, dulu Ayah menyelamatkan kalian dari panti asuhan. Memberikan keluarga baru yang lebih hangat,” sahut Leo memingat masa kecilnya.
Lalu Leo mengembalikan perisai tangannya ke semula, bibir tebalnya berkomat-kamit. Terdengar suara baja yang saling bergesekan. Keluarlah pancaran aura berwarna merah yang secara perlahan menghilang dari tato yang ada di tangan kirinya.
”Iya, Kak. Kami sangat beruntung sekali dan berterima kasih. Mungkin Ayah Kak Leo menyadari kemampuan ajaib ini. Mungkin kami juga incaran iblis terkutuk itu!”
”Ayah pernah menceritakan soal itu. Nanti kamu tidak akan berjuang sendirian untuk melindungi adikmu. Si Iblis biadap itu, mengetahuinya lalu murka kepada Ayah.” Leo mengepalkan tangan mengingat kejadian kelam.
”Pada saatnya tiba aku akan mengumpulkan, semua kekuatanku dan menghabisi iblis itu!”
”Kalau begitu, kita tidak akan mengulur-ngulur waktu lagi. Untuk berlatih, siapkan mental dan fisik kalian. Ini akan semakin menarik,” ujar Leo tersenyum dengan semangat.
“Pastinya, tapi sebelum itu kita harus mencari Cenayang yang dibicarakan Ayah Edward, kan? Sambil menunggu Jasmine pulih total. Kita harus mendapatkan kekuatan lebih dan memulai latihan dari Kak Leo,” tanya Arthur sambil berpikir dan ke dua tangan disilangkan di dada.
”Oh, iya. Aku sampai lupa hal itu. Sebentar aku mengingat sesuatu,” jawab Leo lalu menghampiri rak buku yang ada di hadapannya.
”Kak Leo, sebenarnya kami juga ada rencana besok untuk mencari Cenayang itu. Ada waktu cukup lama dan hari libur juga jadi sekolah pun tidak terganggu,” jelas Arthur lalu menghampiri Leo yang sibuk mencari buku.
”Itu ide bagus Arthur ... sebentar di mana buku itu disimpan.” Memilah-milah buku dari rak atas sampai ke tengah.
”Kak, apa yang sedang kamu cari di rak buku ini?” tanya Arthur sambil melihat-lihat buku yang sudah usang.
”Aku mencari buku yang akan menjadi petunjuk kita mencari Cenayang itu. Sebenarnya buku ini adalah bekas eksperimen Ayah selama bertahun-tahun mencarinya. Otomatis kita akan sangat kesulitan mengumpulkan petunjuk-petunjuk yang lain sampai saat ini pun nihil,” jelas Leo yang berhasil menemukan buku berukir unik seperti kotak yang dimiliki Jasmine.
”Oh, jadi selama ini Ayah Edward pun mencari Cenayang itu dan hasilnya nihil?” tanya Arthur yang terkejut membuat sedikit kecewa.
”Yah, faktanya seperti itu. Tapi setelah meninggalnya Ayah. Aku sembunyi-sembunyi dari Ibu, tetap melakukan eksperimen ini dan berhasil menemukan tiga bukti akurat. Pertama : Siapa Cenayang itu, kedua: Peta lokasi, ketiga: Kita harus mencari senjata yang bisa membunuh iblis itu,” jelas Leo sambil duduk dan membuka buku itu.
Dalam pembicaraan serius itu, Jasmine pun sadarkan diri. Dia merintih kesakitan, tubuhnya terasa remuk sekali.“Tanganku! Kenapa ini tidak bisa digerakan dan sakit? Bukannya tadi aku masih ada di Pusat Kota?” gumam Jasmine kebingungan mulai menatap Angellia, Angellia hanya membalas dengan senyuman sambil mengobati tangannya yang dililit dengan perban. Jasmine melihat Leo dan Arthur yang masih berbincang-bincang, hanya terdengar samar-samar perbincangan itu. Leo mulai menoleh ke arah Jasmine dan mengisyaratkan Arthur untuk menghentikan pembicaraan tadi.”Jasmine sudah sadar. Sebaiknya kita lanjutkan nanti ketika Jasmine istirahat di kamar,” bisik Leo dan menghampiri Jasmine.”Aku mengerti.” Lelaki bermata cokelat itu menjawab dengan mengangguk.”Hmm ... adikku, Sayang. Bagaimana keadaanmu?” tanya Leo sambil duduk di sebelahnya.”Badanku lemas, Kak. Seluruh tubuhku sakit sekali,” lirih Jasmine sembari menunjukan tangan yang sudah diperban.”Jasmine, apa kamu mengingat sesuatu?”"Terakh
Ayah dan ibu angkat Si Kembar sebenarnya sahabat Edward juga. Pasangan suami istri ini tidak bisa memiliki anak, akhirnya mengadopsi dari panti asuhan kenalan Ayah Jasmine. Sekarang mereka menjadi keluarga harmonis, lengkap, dan bahagia. Orang tua Angellia dan Arthur bernama Aroon Pierce dan Serenity Riley. Mereka hanya manusia biasa, tidak memiliki kekuatan ajaib. Hanya saja sudah mengerti tentang hal itu, tidak ada rahasia apa pun. Arthur memegang benda pipih itu sambil menunggu jawaban dari Aroon. Kkringg ...! Kkringg ...! Kriingg ...!Dia menunggu cukup lama, akhirnya dijawab dengan nada lembut khas seorang ayah kepada anaknya.”Halo, Ayah. Maaf, apa aku menganggu?” tanya Arthur ada rasa takut mengganggu Aroon.”Halo juga, Nak! Tidak baru saja kembali dari ruangan rapat. Ada apa, ya? Sepertinya genting sekali?” balas Aroon dengan nada cemas dan kebingungan.”Hmm ... tenang. Tidak usah cemas, hanya saja apa aku boleh meminta tolong,
Disaat bersamaan dengan keluarnya Julie dari kamar, Angellia mendapatkan pesan dari Arthur. Ketika melihat isi pesan di ponselnya itu membuat Angellia kebingungan juga senang. Sejenak dia berpikir hingga kerutan di dahi yang menyatukan alis. Angellia tidak sadar, Jasmine terus mengamatinya. Kamar yang bernuansa lantai kayu dan dinding bercat hijau tosca. Membuat suasana menjadi sunyi nan damai karena mereka sibuk dengan pemikiran masing-masing."Ada apa ini? Kenapa aku bisa melupakan kejadian yang lalu?" batin Jasmine pun melamun. Dia tersadar saat mendengar suara ketikan ponsel dan menoleh. ”Ada apa? Semua baik-baik saja?” tanya Jasmine sembari mengenakan pakaian yang sudah diberikan oleh Angellia.”Ah! Tidak ada apa-apa. Kalau sudah memakainya cepat ke bawah, ya? Aku mau berbicara dengan Arthur. Oh, ada kabar baik aku akan menginap di sini, loh!” ujar Angellia lalu memeluk pelan Jasmine.“Asik ...! Aku tidak sendirian lagi. Uhuy!””Baiklah!
Aroon menelepon Arthur memberi tahu bahwa sebentar lagi menuju rumah Leo. Leo berpikir alasan yang tepat meminta ijin kepada Jessica. Hanya ada satu ide, yaitu keluar untuk menonton pertandingan Baseballs yang tiketnya sudah dibeli oleh Aroon. Arthur dengan cepat mengirim pesan ke ayahnya agar akting mereka berhasil. Beberapa menit kemudian, suara klakson mobil yang sangat keras. Membuat Jessica terbangun dan keluar melihat siapa yang datang ke rumah malam-malam.Tok! Tok! Tok!”Hai, Jessica. Selamat malam. Bagaimana kabarmu?” tanya Aroon tersenyum dengan ramah saat melihat wanita yang sudah membuka pintu.”Hai, Aroon. Ada apa ini? Anak-anak sudah mengabarimu untuk menginap di sini? Aku baik-baik saja,” jawab Jessica sembari mempersilahkan masuk dan menunjukan bahwa Arthur bersama Leo.”Sudah ko, memang mereka sudah lama tidak menginap di rumahmu. Aku mengajak Arthur dan Leo untuk menonton pertandingan baseballs. Aku lupa memberitahu Arthur sudah
Tiba-tiba, Dementors menghindari serangan, Arthur pun terbelalak. Ketika lelaki itu menoleh ke arah musuh. Sosok bayangan hitam menyerang dengan kekuatan cahaya kegelapan mengarah ke dada Arthur. Dia pun terhempas jauh menghantam keras tembok. Dia terkapar di lantai berusaha untuk bangkit, dari mulutnya memuntahkan banyak darah segar. Aroon mengambil kapak itu. Dia marah besar lari menghampiri Iblis itu, lantas menyerang langsung mengayunkan kapak secara brutal. Leo terkejut dan menghampiri Arthur.”Kamu beraninya menyentuh anakku!” murka Aroon terus menyerang.”Arthur, Kamu tidak apa-apa? Aku baru ingat ‘Kegelapan akan musnah hanya dengan memancarkan cahaya suci yang abadi’, Aku punya rencana alihkan sosok itu ke tengah." Leo membantu Arthur untuk berdiri."Kamu gunakan perisai ini, untuk melindungimu bersama Ayah Aroon. Selama proses, kamu lindungi data penting itu. Aku usahakan tidak akan menghancurkan benda di sekitar,” perintah Leo melepaskan perisai
Wushh ...!Lapisan pelindung itu menebal, kokoh dan kuat. Semuanya terpental jauh, tangan Monster yang berusaha menarik Angellia pun putus. Darah segar berwarna hitam menodai semua baju Angellia. Monster pun mengaung kesakitan, dia membawa palu raksasa di tangan satunya lagi. Dia mengayunkannya ke pelindung secara brutal tapi itu percuma saja. Saat pukulan ke tiga, ada yang mengalir aliran petir dari pelindung untuk menyerang para musuh itu. Dan membakarnya sampai hangus berujung menjadi ledakan besar. Jasmine yang tertidur pulas pun terbangun, menghampiri jendela melihat Angellia di luar dan melihat semuanya.”Angel, sedang apa di luar sana?” tanya Jasmine kebingungan tidak menyangka di luar banyak sekali para Iblis dan anak Monster Trol.”Kak, kenapa terbangun? Sudah kembali tidur saja!” seru Julie menarik tangan Jasmine.”Ada keributan di luar sana, Angel dalam bahaya. Aku harus menolongnya Julie!” teriak Jasmine marah mencoba melepaskan tan
Di tembok itu ada sebuah tulisan dengan darah merah. Siapa pun yang melihat kata-kata itu pasti ketahuan, tulisan itu berbunyi 'Orang-orang yang berdosa di dunia ini akan binasa! Kami akan memasukan kalian ke neraka menemani para iblis. Secepatnya kami akan turun ke bumi!' Sebuah kata peringatan membuat bulu kuduk Arthur berdiri. Dia cepat-cepat memfotonya agar dilihat Leo. Tom mencegah Arthur, menarik tangannya menuju sebuah meja kantor yang ada di tengah. Di situ ada sebuah buku hitam pekat berukir salah satu Mitologi yaitu Typon. Menurut sejarah sering disebut Ayah dari semua Monster diyakini monster naga raksasa. Ukurannya sangat besar dan tingginya melebihi gunung tertinggi bahkan kepalanya mencapai bintang-bintang. Typhon berwujud setengah manusia dan monster. Di bawah tangannya, terdapat seratus kepala naga yang siap memangsa apa saja. Sedangkan, di bawah pahanya terdapat banyak ular-ular berbisa dan Typhon juga dapat menyemburkan api. "Ada apa ini? Maksudnya?
"Julie? Bisa melihatnya? Itu mustahil sekali." Leo termenung dalam diam. Arthur menceritakan semua penjelasan dari Angellia membuat Leo terkejut.Arthur cepat-cepat membuat portal untuk menyelamatkan Angellia yang sedang sekarat. Sebelumnya sudah mengirim pesan ke Aroon untuk pulang lebih awal. Dia menarik napas dalam-dalam, berkonsetrasi dan meletakan tangan di lantai. Angin kencang memenuhi ruangan, bercahayakan aura warna biru langit terang menderang. Lantas dia membacakan mantra dengan lantang Portal bewegt Orte. Seketika membentuk portal besar seperti black hole berwarna biru langit sangat indah. Mereka saling merangkul dan berjalan dengan tertatih perlahan memasuki portal itu. Hanya hitungan 1 menit, portal itu sudah terhubungan dengan halaman belakang rumah Jasmine. Portal pun terbuka lebar dan lebih terang lagi. Dari dalam keluarlah mereka dengan wajah lesu. Arthur dan Leo sangat syok melihat Angellia tergeletak di lantai dengan baju penuh noda darah merah. Leo