Share

Menolak Hamil

Pagi ini aku dan Inder sarapan bersama. Seperti biasa, hening. Tak ada percakapan dan tentu saja itu membuatku merasa bosan.

"Oh, ya…!" Aku bersuara memecah keheningan.

Inder masih tak bereaksi, ia fokus menyantap makanannya.

"Mulai hari ini aku akan memutuskan untuk KB."

Sontak Inder menghentikan makannya. Tangannya yang hendak menyendok nasi goreng di piringnya terhenti.

"Apa karena permintaanku semalam?" Inder bertanya tanpa menatapku. Pandangannya menatap piring.

"Bukan!" jawabku.

"Lalu?"

"Hanya kemauanku saja!"

"Alasannya?"

"Tak ada!"

"Alasannya?" Ia keras kepala rupanya.

"Aku belum siap punya anak!"

Kali ini Inder mengangkat pandangannya menatapku. Tampak heran.

"Kenapa?" tanyanya.

"Tak apa!"

"Kenapa?"

Ya, Tuhan…dia ngeyel.

"Tak ada!"

"Alasannya, Dinar!" Suara Inder naik satu oktaf.

"Aku masih ingin kuliah, dan tak ingin disibukkan dengan seorang anak nantinya di tengah-tengah aku yang sedang fokus dengan kuliahku!"

Terpaksa aku menjawab lain, yang aslinya sama sekali bukan ala
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status