Share

Part 61

Ambar hanya menganggukkan kepala pelan, ingin mengatakan sesuatu kepada mantan suaminya, akan tetapi suaranya tercekat di kerongkongan.

Sekuat tenaga juga dia menahan air mata yang sudah menggelayut di pelupuk agar tidak tumbuh ruah di hadapan suami serta temannya. Ia tidak mau terlihat rapuh juga menunjukkan kalau sebenarnya masih ada rasa cinta yang tertanam dalam dada.

"Kamu ini bicara apa sih, Ris. Kenapa tiba-tiba malah ngomongin masalah kematian?" Roy bertanya seraya menatap wajah pucat sahabatnya.

"Karena semua yang bernyawa pasti akan mengalami yang namanya kematian, Roy. Dan aku merasa kalau sebentar lagi waktunya aku meninggalkan dunia ini!" jawab Haris dengan suara serak.

"Hanya Allah yang bisa menentukan kapan kita akan mati!"

Haris terdiam tidak lagi mendebat. Bibirnya terkatup rapat, sementara matanya terus saja menatap lurus ke tembok yang ada di depannya.

Mungkin akibat terbawa perasaan juga kesepian sehingga memb
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status