Share

Kebohongan Mas Radit

"Bang Haris." Aku memanggilnya.

"Iya, Kania. Ini aku. Selamat ya, anakmu cantik. Aku sudah lihat tadi di ruang bayi. Ini kubawakan buah-buahan untukmu biar cepat sehat." Bang Haris menyimpan buah-buahannya di atas nakas.

"Terima kasih, Bang. Nggak usah repot-repot."

"Aku bersalah padamu. Maaf aku tak lihat-lihat saat itu." Bang Haris menarik kursi untuk ia duduki di samping ranjang.

"Iya, Bang. Nggak apa-apa. Sudah semestinya terjadi." Kukatakan apa yang ada dalam pikiranku saat ini.

Bang Haris seperti mencari sesuatu. Matanya menyapu ke semua sudut ruangan.

"Kenapa, Bang?" Aku bertanya karena penasaran dengan sikapnya. Ia mencari apa kira-kira?

"Suamimu mana, Kania?" tanyanya. Ternyata ia mencari Mas Radit. Mungkin ia kasihan padaku saat ini.

"Nggak tau, Bang. Mungkin sedang keluar," jawabku.

"Kamu sedih? Harusnya senang karena mendapat seorang putri yang cantik." Bang Haris berceloteh.

Aku mengulas senyum. Tak mungkin kuceritakan kalau aku tak bahagia. Bisa-bisa orang tuaku tau dar
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status