Share

6 | Kurangi Pesonamu!

Steven mengendarai mobil sport dengan tenang. Ia sengaja mempercepat kepulangannya dari kantor. Ia tak mau melewatkan jadwal cek up pertama Maria dengan dokter Gilsha.

“Untung saja Nathan bisa menemukan dokter pengganti. Perempuan, yang penting dia junior dari dokter Gilbert. Artinya dokter Gilsha juga kompeten.”

Maserati ghibli berwarna biru metalik telah menempati salah satu lahan parkir mobil pada garasi rumah Steven. Tuan rumah nan tampan tak ada bandingnya, turun seraya menebar pesonanya. Steve berjalan menuju ruang utama istananya dengan Maria.

Sebuah rumah dengan interior klasik Italia. Rumah mewah berlantai tiga. Semua fasilitas ada di dalam istana mereka. Sebut saja, pasti ada. Bahkan rumah itu terlihat seperti hotel bintang tujuh. Padahal pemiliknya cuma dua orang, yang lainnya juga ikut tinggal dengan nyaman. Para maid, security hingga driver, mereka tinggal pada pavilion istana Steven yang tak kalah mewah dan nyaman dari bangunan utama.

“Selamat datang tuan,” sapa maid yang membukakan pintu utama untuk Steve. Tuan tampan membalas dengan anggukan kepala.

“Silahkan diminum tuan,” maid lain menyodorkan baki yang berisi air pada Steve.

Steve mengambil segelas welcome drink yang disediakan oleh maids. Setelah menenggaknya, ia letakkan kembali tersebut.

“Nyonya dimana?”

“Di dalam kamar tuan, sedang siap—siap.”

“Oke,” Steve berjalan seraya mendapat hormat dari para maids. Steve berjalan dengan gagahnya diantara salam hormat para pegawainya.

Steve membuka pintu kamar utama, yeps it’s their bedroom. Kamar yang sudah banyak menampung desahan, keringat dan tawa mereka. Bahkan tangisan kebahagiaan mereka juga terjadi di dalam kamar ini. Maids yang membantu Maria juga memberi hormat mereka pada Steve.

Suami Maria ini juga membalasnya lalu meminta mereka untuk meninggalkan kamar. Mereka sudah paham dengan kode yang diberikan oleh Steve. Dengan sigap, dua orang maid yang membantu Maria untuk dandan keluar dari kamar.

Pintu kamar tertutup kembali.

Steve mendekati Maria yang sedang duduk santai di depan lemari perhiasannya. Terlihat Maria masih memilih—milih set perhiasan yang cocok ia kenakan untuk pergi dengan Steve.

Maria tidak tahu kalau Steve sudah didalam kamar, sedang memperhatikannya. Maria selalu menaruh fokus dalam melakukan pekerjaannya. Itulah pesona Maria yang tidak bisa ditolak oleh Steve.

Steve meletakkan tangannya di bahu Maria, lalu ia kecup puncak kepala istrinya. Maria terkesiap, untuk dia tidak terjengkang ke belakang.

“Oh God, Steve…” pekik Maria pada suaminya.

Steve mengembangkan senyum menawannya. Salah satu magnet alami yang ada pada diri pria yang berstatuskan suami Maria Alexandra.

“Kamu kenapa bingung gitu kelihatannya?”

Maria tersenyum kaku, “As you know, aku itu memang selalu bingung kalau disuruh milih perhiasan. Semuanya cantik. Makanya aku butuh maid yang paham soal fashion style.”

“Apa aku perlu membelikanmu perhiasan baru?” goda Steve pada Maria. Pertanyaan yang membuat Maria menepuk punggung tangan Steve.

“Sayang, kamu itu jangan terlalu manjain aku dong. Perhiasan ini masih bagus dan dua hari yang lalu kan kamu baru aja kasih aku set perhiasan terbaru kan. Buat apa buang—buang uang sayang?”

Steve tertawa geli, ia heran kenapa Maria selalu memberikan penolakan atas fasilitas yang dia berikan.

“Kayaknya manusia, khususnya wanita yang tipe kayak kamu gak ada lagi di dunia ini. It’s only you. Selalu merendah, gak pernah sombong, gak suka pamer, selalu nolak kalau dimanja. Terus uang aku harus aku kemana in dong kalau bukan untuk kamu habisin?”

Maria berdiri. Ia mensejajarkan diri dengan Steve. Ia rangkul bahu Steve. Tatapan mereka bersirobok.

“Investment! Kamu bisa memperluas bisnis kamu supaya masa depan kita, especially our little champ will be guarantee.”

Steve selalu tergoda dengan Maria. Bibir Maria yang lembut dan basah itu membuat Steve ingin memakannya segera.

Cup!

Maria menepuk bahu Steve pelan, pagutan mereka terlepas. “Sayang, jangan rusak make up aku dong!”

Steve tersenyum menang, “Kalau gitu jangan goda aku dong!”

“Aku? Goda kamu? Ck… kamu nya aja yang nafsuan sama aku!” ujar Maria tegas.

……… Going to Hospital City Center!

Steve memarkirkan mobil mewahnya di velvet parking rumah sakit. Steve keluar lebih dulu. Ia membukakan pintu mobil untuk Maria. Sebelah tangan Steve memberikan perlindungan, agar kepala sang istri tidak berbenturan dengan atap mobil.

“Thank you baby,” ucap Maria seraya memberikan love air pada Steve.

“May pleasure princess!”

Steve mengapit pinggang Maria dengan posesif. Steve menekan tombol navigasi lift, agar pintu lift terbuka.

“Sayang, aku suka dengan kamu yang menaruh perhatian penuh padaku. Tapi ini bukankah sedikit berlebihan?” Maria berucap sedikit pelan, supaya tidak menyinggung perasaan suami posesif nya ini.

Steve menarik tubuh Maria agar semakin menempel padanya, “Tidak! Aku hanya melindungi milikku dari penglihatan orang lain.”

Steve melirik Maria dari ujung kepala hingga ujung kakinya. Walau sudah memakai pakaian yang sopan, tetap inner beauty Maria tidak bisa ditolak oleh mata pria.

Maria pun terbawa arus untuk memperhatikan penampilannya juga. Memilih mengenakan atasan putih seperti kemeja lengan panjang, dengan potongan leher yang rendah. Maria padukan kemeja yang mengembang panjang ke belakang itu, dengan celana kulot berwarna terracotta. Tak lupa heels hitam dengan tinggi 5 senti saja.

Maria mengikat rambut coklat alaminya rendah, dengan sedikit berantakan di sisi telinganya. Tak lupa poni sampingnya yang bervolume. Menambah kesan imut nan menggemaskan.

“Kenapa, apa aku mengenakan pakaian yang kurang pas?” tanya Maria heran.

Steve menghela nafasnya, “Tidak, ayo masuk!” Steve tak melepas tangannya dari pinggang Maria.

Steve mengais gawainya yang ada di dalam saku jas bagian dalam. Tangannya belum beranjak dari pinggang Maria. Steve mendial up nomor seseorang.

“Dimana?”

“Di depan tuan!”

Steve melihat ke arah depan, ternyata sang asisten pribadinya sudah berdiri tegak menanti kedatangan mereka. Nathan mendekati Steve dan Maria. Ia berjalan bagai sedang mengitari panggung catwalk.

“Mari tuan ikuti saya,” Nathan menunjukkan arah jalur rumah sakit menuju bangsal ginekologi.

“Kurangi pesona kau Nathan, Saya tak suka!” ujar Steve seraya berlalu bersama Maria.

Maria memberi kode dengan matanya pada Nathan, ‘tolong maklumi ya Nathan.’ Yang kena kode malah tersenyum simpul.

Steve berbisik di cuping telinga Maria, “Kamu nanti aku beri hukuman!”

Maria menjauh dari Steve, tapi tak bisa karena eratnya pegangan Steve di pinggang Maria. “Kenapa aku dihukum sayang?”

“Kamu telah berani melirik pria lain. Bahkan kamu sekarang dalam pelukanku Maria.” Ujar Steve geram pada istrinya.

Maria terkekeh, “Dia bukan orang lain sayang, dia asisten pribadi kamu loh. Bahkan dulu aku sama dia saling bekerja sama untuk menjaga kinerja kamu di kantor. Kamu salah menaruh cemburu sayang.”

Steve merubah air mukanya, dari geram menjadi tersiksa. “Tetap saja aku gak suka sayang. Walau aku tau Nathan tidak akan berani merebut kamu dari aku.” Steve berucap lemas. Maria mengelus dagu Steve dengan sayang. Mereka membuat iri para mata yang melihat kemesraan mereka.

Bahkan Nathan dibuat gerah oleh mereka, ‘Mereka gak tau sikon ya? Di lorong rumah sakit aja masih sempet buat mesra mesraan?!’

……… Bangsal Ginekologi

Nathan mengetuk pintu ruang kerja yang bertuliskan dr.Gilsha Maureen Jayamaro.,Sp.OG – Sebelumnya Nathan sudah mengkonfirmasi kehadiran pada suster. Jadilah ia langsung menghantarkan atasannya ini langsung ke ruangan dokter Gilsha.

“Masuk,” balas dokter Gilsha ramah.

Nathan membuka pintu ruang praktek dokter Gilsha, tak lupa ia menyapa dokter cantik tersebut. “Dokter Gilsha, yang ditunggu sudah datang.”

Dokter Gilsha yang sedang memeriksa berkas pasien lain, segera menutup berkas tersebut lalu menyusunnya pada portofolio ‘soon to recheck!’

“Silahkan antar masuk langsung pak Nathan.”

Nathan berdiri sedikit ke pinggir, ia memberi celah untuk Steve dan Maria. Nathan menutup pintu pelan, setelah tuan dan nyonya itu masuk. Ia memilih menunggu mereka di luar.

‘Tuan Steve itu semakin aneh! masa iya, dia minta saya untuk mengurangi pesona saya? Emangnya saya limit kuota bantuan pemerintah apa?!’

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status