Pria itu sibuk menatap jalanan yang padat di bawah sana dari gedung pencakar langit lantai 10. Terhitung sejak kembali dari Bali, Adam belum memiliki semangat yang sama untuk bekerja. Padahal, seluruh karyawan perusahaan tahu, bagaimana bos workaholic mereka itu, jika menyangkut pekerjaan, ia pasti akan menggila sampai lupa waktu.Makanya, uangnya tidak akan habis tujuh turunan."Permisi, Pak. Izin saya Norma." Suara dari intercom memecahkan lamunan Adam, "Masuk."Gadis dengan setelah kemeja garis berwarna biru langit dan rok span diatas lutut itu menunduk setelah sampai di depan meja besar Adam, bosnya."Bapak memanggil saya?""Saya udah manggil dari tadi, kenapa kamu baru datang?""Maaf, Pak tadi saya mengerjakan laporan yang bapak minta hari ini...""Harusnya kamu tahu prioritas. Saya panggil kamu, artinya kamu harus tinggalkan laporan itu dan datang ke saya. Paham?"Ah, kena lagi..."Hm, baik, Pak."Adam mematikan rokoknya ke wadah kaca dengan aksen emas lalu duduk di kursi kebesa
Bos'Dimana?'MeDikantin, Pak.Bos'Oke'Sudah 5 bulan berlalu sejak kesepakatan itu. Baik Adam maupun Norma tidak ada yang berniat untuk mengakhiri hubungan palsu ini. Setiap kali Norma bertanya, Adam hanya menjawab....'Sampai waktu yang tidak ditentukan.'"Lo kapan mau putusin si Bos?" Tanya Ika, sahabat dekat, satu-satunya manusia di kantor yang tahu rahasianya."Putusin gimana? Hubungan aja nggak ada.""Nah, itu maksud gue. Lo mau sampai kapan nggak dikasih kepastian dari bos? Lo nggak mau cari pacar emang?"Bagaimana mau cari pacar, kalau hatinya terlanjur berlabuh pada Adam Prakarsa...Melihat Norma yang hanya diam, Ika kembali bicara, "Lo suka ya sama bos?""Jangan ngasal.""Cih, lo pikri gue bego? Waktu awal-awal lo ngeluh ke gue 24 jam, bos nyebelin lah, bos kampret lah, bos inilah itulah. Sekarang, coba lihat, lo udah bukan ngeluh lagi. Tapi kayak cewek yang lagi jatuh cinta tahu nggak. Adam tuh baik banget dia malam-malam bawain gue obat pas sakit, Adam ngajak gue jalan-j
"Za! Ada cafe baru di persimpangan, lo join nggak? Sekalian udud." Ajak Wahyu.Pria dengan jaket kupluk hitam dan headseat di telinganya tidak menjawab, pun menoleh. Matanya terpejam dengan tangan bersedekap."Za!" Panggil Jovi lagi, temannya. Kali ini dengan sedikit dorongan keras.Ezra membuka matanya yang memerah karena dibangunkan mendadak. Pria itu menguap lalu mengendikkan dagunya tanda bertanya."Kita mau kerja kelompok di cafe dekat persimpangan yang lagi rame itu.""Cafe Heureux itu ya? Yang punya seleb? Mau! Mau! Sekalian foto-foto disana yuk!" Abigail menyahuti."Terserah," Singkat pria kulkas itu."Sekalian cuci mata, katanya anak FEB pada sering nongkrong disitu. Mereka kan cakep-cakep. Itung-itung bantu lo move on, Za!"Ezra memilih acuh kemudian membereskan barangnya. Lagipula, ia ingin segera menyelesaikan tugas yang menumpuk dan tidur di apartemennya sampai pagi esok untuk membayar 2 malam begadangnya."Buset! Gercep banget ya Ezra kalau udah ngomongin cewek cakep. Ma
"Apapun itu yang kamu pikirkan...aku nggak tertarik untuk mencoba. Jadi lupakan aja.""Haahh..." Kanaya menyandarkan kepalanya pada bahu kursi. Kenapa? Kenapa ia harus berkata seperti itu pada Ezra dan menyakitinya lagi? Kanaya terlalu kasar, tapi itu karena ia tidak ingin memulai apapun lagi dengan Ezra kemudian berseteru dengan ibunya yang tidak menyetujuinya."Ka?" Nina mengguncang tubuhnya, membuat Kanaya kembali tersadar."Eh, maaf...aku..""Kamu nggak enak badan? Istirahat aja atau pulang. Kamu kan lagi sibuk syuting, kalau kamu merasa keteteran, nggak ke cafe juga nggak apa-apa. Aku masih bisa handle kok, karyawan juga banyak.""Aku masih bisa kok.""Ka..." Ucap Nina dengan serius. Secara tersirat memerintahkan Kanaya agar istirahat saja.Bukan begitu...Kanaya hanya sedang berharap Ezra akan datang lagi walau sebentar. Kanaya tidak ingin kehilangan momen yang langka. Kenyataan bahwa kampus Ezra berdekatan dengan cafenya, membuat besar kemungkinan pria itu datang lagi. Kanaya s
"Nin, coba liat!" Sasa, rekan kerjanya menunjukkan sebuah poster diakun instagram @DeepManagement yang berjumlah 1m followers dengan heboh. Dalam posternya tertampang sebuah pengumuman bahwa ajang pencarian jodoh telah dibuka kembali setelah season 1 berhasil menarik perhatian banyak penggemar tahun lalu."Lo mau ikut gituan? Nggak cukup satu suami?" Nina mengernyit. Pasalnya, Sasa sudah memiliki suami dan baru melahirkan anak perempuan 8 bulan lalu. Nina sendiri heran kenapa banyak masyarakat yang menontonnya sampai trending satu di platform burung biru. Apakah masyarakat Indonesia tidak memiliki tontonan yang lebih berkualitas dan mendidik? Sepertinya pertelevisian Indonesia memang sedang mengalami krisis. Melihat sekelompok orang berkencan dan bermesraan kemudian saling memilih, apa gunanya untuk di tonton? Yang ada malah membuat kaum-kaum jones seperti Nina semakin terlihat nelangsa."Ih, bukan. Gue mau menyarankan lo buat ikut audisinya. Siapa tau ada yang nyantol." Sasa menatapn
Nama: Karenina Subagyo TTL: Jakarta, 15 Desember 1993 Hobi: Memasak Tinggi Badan: 161 cm Berat Badan: 47 kg Pekerjaan: Manajer Restaurant Nusantara Kelebihan: Cerdas Kekurangan: Pendek Tipe ideal: Lelaki normal Nina sudah selesai mengisi formulir untuk tahap pertama audisi acara pencarian jodoh "Find Your Love". Saking sibuknya Nina selama beberapa hari terakhir, Ia pun melupakan formulir yang telah dicetaknya setelah berhasil mendaftarkan diri secara online. Alhasil, Nina akhirnya dikejar deadline untuk menyelesaikan pengisian formulir karena terakhir pengumpulan adalah jam 12 malam ini. Itu pun karena Sasa yang terus mengingatkannya dari semalam. Baru sampai tahap administrasi ternyata membuat Nina merasa lelah. Formulir 4 halaman ini memiliki pertanyaan yang sangat tidak penting dan tidak berguna bagi Nina. Ia lebih baik membaca ratusan lembar administrasi calon pegawai daripada harus mengisi formulir bodoh ini. Nina tidak punya kelebihan, tapi dia juga tidak tahu apa kel
"Lo kok pakai baju kayak begini?" Sasa mengernyit tidak suka sembari membolak balikkan tubuh Nina untuk memastikan kedua bola matanya tidak salah lihat. Khusus di weekend yang cerah ini Sasa merelakan quality time bersama suami dan anaknya demi mendampingi Nina interview di tahap ke 2. Suprisingly, berkat Sasa akhirnya Nina lolos seleksi administrasi yang diumumkan tadi pagi dan siangnya langsung pergi bersiap untuk interview.Nina memperhatikan penampilannya sekali lagi melalui kaca mobil. Tidak ada yang salah dengan penampilannya. Blouse putih dipadukan dengan rok span di bawah lututnya. Rambut dikuncir satu dengan rapi dan flat shoes hak 5 cm menghias kakinya. Dalam formulir, Nina digambarkan sebagai sosok yang rapi dan cinta kebersihan. Jadi, Nina berusaha mengambarkan image tersebut lewat penampilannya hari ini."Lo mau interview acara dating bukan magang.""Ya terus gue harus pake baju apa?""Apa kek yang lebih attractive gitu misalnya baju seksi kek."Nina mendengus, "Gue itu m
Nina harus rela terjaga pukul 5 pagi karena Sasa menelepon pagi buta demi memberitahukan bahwa Nina lolos menjadi salah satu finalis Find Your Love. Nina hanya punya waktu 3 hari untuk packing seluruh keperluannya selama di asrama dan teken kontrak dengan agensi. Jika ditanya bagaimana perasaan Nina, maka Ia akan menjawab biasa saja. Ia mengikuti acara itu hanya demi uang. Sebut saja Nina matre, tetapi siapa manusia yang tidak suka uang di dunia ini?Nina memutuskan untuk bangun setelah terdiam sejenak untuk mengumpulkan nyawanya. Ia memutuskan untuk membereskan tempat tidurnya sendiri hari ini. Hitung-hitung sebagai latihan karena tidak mungkin Nina membawa ART ke asrama. Nina ingin applause dengan dirinya sendiri karena berhasil merapikan tempat tidurnya, walaupun tidak serapih jika Aziza yang merapikannya. Sekarang, Nina tinggal memikirkan cara agar ayahnya setuju dengan keputusan Nina. Bagaimana pun Nina tidak mungkin bisa membatalkan kontraknya. Nasi sudah menjadi bubur, tinggal