Share

Chapter V : Perjanjian Darah

Kerajaan Feodora adalah kerajaan barat terbesar yang pernah mendapatkan julukan ‘A Dark Blue’ karena dilindungi oleh Raja Iblis Biru, BUBBLE.

Tidak seperti namanya, Bubble sendiri dikenal mampu melenyapkan satu negara hanya dengan sekali embusan napas apinya.

Raja sebelumnya, CHAPERON GLAZA FEODORA, Raja ke-23 yang bertakhta, tersurat sebagai Raja yang masa pemerintahannya paling bengis karena merebut takhta dengan cara melakukan pemberontakan.

Dia membunuh ayah kandungnya yang ketika itu sedang bertakhta, memberantas semua saudara-saudarinya yang berbeda ibu dengannya, dan naik ke atas takhta menggantikan ayahnya.

Chaperon menjadi Raja dan mendapatkan julukan sebagai Tiran di usianya yang masih cukup muda.

Tentu saja pemberontakan itu dibantu oleh sang Raja Iblis Biru. Karena sebenarnya Bubble baru ada di masa-masa pemerintahan Chaperon dan menjadi pelindung kerajaan Feodora selama hampir dua puluh tahun lamanya di bawah naungan Chaperon.

Chaperon dikenal sebagai Raja yang tidak mengenal belas kasih.

Dia seperti terlahir sebagai satu-satunya manusia yang harus ditakuti di dunia ini.

Bilamana ada yang membantah titahnya, walaupun itu berasal dari kerajaan lain sekalipun, ia tidak akan segan-segan membasmi kerajaan itu bahkan memperbudak raja yang sebelumnya dipimpin oleh kerajaan itu.

Menteri dan Bangsawan yang berada di bawah kepemimpinan Chaperon pun sangat berdedikasi padanya. Tidak ada yang berani membuat skandal ataupun kelompok-kelompok faksi untuk melawan pemerintahannya.

Tapi sayang, Chaperon memiliki kelemahan. Kelemahannya itu berhubungan dengan wanita. Ia dikenal sebagai Raja yang sering bergonta-ganti pasangan untuk memuaskan nafsunya.

Ada juga yang mengatakan kalau para wanita itu dijadikan oleh Chaperon sebagai tumbal untuk sang Raja Iblis yang ia puja dan agungkan. Bila Chaperon melirik seorang wanita dan menginginkannya, maka ia harus mendapatkannya.

Banyak bangsawan, bahkan para rakyat biasa sekalipun, menyembunyikan anak perempuan mereka demi terhindar dari nafsu Sang Raja. Karena tidak jarang dari para wanita yang sudah berada di genggaman Chaperon, tidak pernah kembali lagi. Bahkan tubuhnya saja tidak pernah diketahui berada di mana. Seolah lenyap begitu saja ditelan oleh api dan menghilang.

Mereka memercayai bahwa para wanita-wanita itu sudah ditumbalkan kepada Bubble.

Chaperon sampai masa pemerintahannya yang kelima belas tahun, belum juga memiliki seorang Ratu yang seharusnya menjadi simbol Ibu Negara dalam sebuah kerajaan.

Chaperon tidak membutuhkan orang lain untuk membantunya memerintah. Jadi ia selalu menolak untuk dinikahkan dengan wanita manapun untuk menempati posisi sebagai Ratu. Anehnya, ia memiliki banyak selir, tetapi mengosongkan singgasana Ratu.

Masa pun berganti, memasuki tahun ke enam belas masa pemerintahan Chaperon, secara tiba-tiba ia memutuskan untuk mengangkat seorang Ratu.

Tidak ada yang tahu alasan dibalik keputusan Chaperon yang tiba-tiba itu.

Ratu yang dipilihpun sebenarnya sangat tidak masuk dalam kategori yang pantas untuk menempati posisinya. Karena wanita itu dikabarkan mandul. Padahal sudah menjadi tugas utama seorang Ratu untuk melahirkan seorang Pangeran dan menjadikannya sebagai penerus.

Tapi tetap pada prinsip diawal, tidak ada satupun yang berani menentang keputusan Chaperon.

Penduduk Feodora hanya bisa bersyukur karena posisi Ratu tidak kosong lagi dan anak mereka tidak menjadi pilihan Chaperon sebagai tumbal selanjutnya. Karena mereka pun tidak bisa menafsirkan akan menjadi seperti apa nasib Ratu yang sudah terpilih itu nantinya.

Wanita yang terpilih menjadi Ratu itu merupakan Putri Bungsu dari keluarga Bangsawan Marquess Adelardo yang bernama LUANA VIVIANNE ADELARDO.

Luana sendiri dikenal sebagai 'Lady of the Winter' yang berwajah sendu juga jarang berbicara. Ia adalah simbol dari musim dingin itu sendiri.

Luana sempat sakit-sakitan. Karena terlalu banyak mengonsumsi obat-obatan, akhirnya ia mandul karena efek samping dari obat yang ia konsumsi. Ya walaupun saat ini ia sudah tidak sakit-sakitan lagi seperti dulu.

Namun, ada yang tidak berubah. Walaupun sudah memiliki Ratu Luana disampingnya, Chaperon tetap menginginkan selir-selir yang lain.

Untungnya, Ratu Luana memiliki pribadi yang tidak banyak menuntut. Tidak banyak tersenyum bahkan tidak banyak bicara. Walaupun beliau melihat suaminya bermesraan dengan wanita lain di depannya, ia lebih memilih untuk mengabaikannya.

Ratu Luana hanya mengerjakan apa yang diperintahkan padanya dan apa yang menjadi tanggung jawabnya sebagai seorang Ratu.

Sampai pada satu ketika, secara ajaib Ratu Luana dikabarkan hamil dengan sangat menakjubkan.

Memang tidak ada yang tidak mungkin. Bisa saja Chaperon memerintahkan penyihir terhebat yang ada didunia untuk mengobati Ratu Luana.

Tapi untuk alasan apa Chaperon melakukannya? Kalau ia memang menginginkan seorang Pangeran untuk dijadikan penerusnya, kenapa tidak dari dulu ia mengangkat seorang Ratu demi mendapatkan Pangeran? Lalu pertanyaan lainnya, kenapa ia harus sangat berusaha demi Ratu yang mandul?

Semua orang dari seluruh penjuru dunia berbondong-bondong mendatangi Kerajaan Feodora. Bahkan dari negara lain pun turut dalam kebahagiaan atas kabar gembira kehamilan Ratu Luana itu.

Ratu Luana yang cantik bak Dewi, berkulit putih pucat, memiliki rambut sedikit bergelombang panjang berwarna biru, dengan mahkota merah seperti iris matanya. Berdiri anggun di samping Chaperon untuk menyambut tamu-tamu dan para utusan yang datang.

Hari itu merupakan pertama kalinya Ratu Luana menunjukkan wajahnya kepada dunia setelah ia menjadi Ratu. Biasanya, ia selalu melakukan tugasnya secara internal. Kalaupun ada yang pernah melihatnya, itu hanyalah orang-orang terdekat saja.

Lalu keanehan yang baru muncul.

Semenjak Ratu Luana mengandung, kaisar Chaperon secara ajaib menghentikan kebiasaannya bermain-main dengan wanita.

Chaperon hanya memerhatikan Luana sebagai Ratunya. Luana seperti menjadi satu-satunya pendamping baginya. Chaperon seolah sedang jatuh cinta dengan Ratu.

Banyak pro-kontra yang menyebar di masyarakat Kerajaan Feodora tentang Raja mereka yang tiba-tiba berubah.

Apa mungkin seiring berjalannya waktu, Chaperon mulai jatuh hati kepada Luana yang bersikap dingin kepadanya? Dia ingin menaklukkan hati Luana, tapi malah terjebak dalam permainannya dan jatuh cinta?

Apa karena anak yang dikandungannya —yang hadir secara ajaib memiliki kemampuan khusus? Atau hanya murni karena kehadiran anak itu saja?

Tidak ada yang tahu alasan yang sebenarnya. Tidak ada yang berani untuk mempertanyakannya. Lagi pula bukanlah hal yang terhormat untuk menanyakan isi hati seseorang dan menjadikannya pembicaraan. Apalagi bila hal itu menyangkut seorang Raja.

Tapi di luar dari pendapat rasional yang tersebar itu, ada juga pendapat yang simpang siur. Pendapat yang seolah sengaja dibuat atau dikarang, tapi kalau dipikirkan lagi sepertinya cukup masuk akal juga, yaitu Ratu Luana mengandung anak dari Raja Iblis Biru yang dipuja oleh Chaperon.

Tapi kalau benar, kenapa malah Chaperon yang menyayangi anak itu? Apa mungkin ia menginginkan seorang penerus yang memiliki kekuatan dan kemampuan yang menyerupai Bubble?

Tidak ada yang tahu pasti kebenarannya.

Chaperon memiliki seorang adik kandung laki-laki satu Ayah dan satu Ibu, bernama CALLIOPE MAZARIZE FEODORA.

Calliope sangat berdedikasi tinggi kepada kakaknya yang adalah Raja. Ia bahkan bersedia menjadi tameng untuk melindungi kakaknya. Ia yang akan selalu berdiri dibarisan paling depan, bila Chaperon berada dalam bahaya.

Suatu hari, saat Ratu Luana masih memasuki kehamilan tuanya yang ke-7 bulan, secara tidak terduga ia dikabarkan menghilang. Tidak ada yang tahu kemana ia pergi dan siapa yang menyembunyikannya.

Anehnya, tersebar kabar bahkan Bubble tidak bisa melacak keberadaannya. Seolah ia disembunyikan di dunia yang tidak bisa dijangkau oleh Bubble.

Saat Chaperon sedang berduka atas Ratu Luana yang menghilang, pemberontakan kembali terjadi.

Nahasnya, pemberontakan itu dipimpin oleh adik kandungnya sendiri, yaitu Calliope.

Masa pemerintahan Chaperon berhasil digulingkan oleh Calliope, yang dibantu oleh beberapa bangsawan paling berpengaruh di Feodora.

Bangsawan yang diam-diam membentuk sebuah faksi saat Chaperon mulai terlena dengan kehadiran Ratu Luana dan anak yang dikandungnya.

Mereka menyadari bahwa itu merupakan celah yang bisa mereka manfaatkan untuk menggulingkan Chaperon.

Pemberontakan itu terjadi atas kesepakatan yang dibentuk oleh Bangsawan yang sangat menginginkan masa pemerintahan bengis Chaperon berakhir.

Mereka tidak ingin terus-menerus bertahan di bawah takhta yang dipimpin oleh Raja yang memuja Iblis.

Mereka merasa harus melindungi putri-putri mereka dari tempat-tempat persembunyian dan dari rasa takut karena tidak mau menjadi tumbal Chaperon yang berikutnya. Karena semenjak Chaperon bertakhta di Kerajaan Feodora, tidak ada lagi yang namanya masa debutante atau sekadar ‘tea time’ yang biasa dilakukan oleh para Putri-Putri bangsawan di Pergaulan Kelas Atas.

Faksi bangsawan itu membujuk Calliope untuk memihak mereka dan berjanji akan menaikkannya ke atas takhta menggantikan kakaknya. Waktu itu Calliope adalah satu-satunya Sword Master di dunia.

Yang Mulia Ibu Suri, Ibu kandung Chaperon dan Calliope juga sangat setuju dengan ide itu. Akhirnya, oleh banyaknya pertimbangan dan perencanaan yang matang, Calliope pun menyetujui pemberontakan itu.

Di hari pemberontakan Calliope dan Faksi Bangsawan berlangsung, Calliope dibantu oleh para pasukan terkuat militer istana, para Dragon yang berhasil ditaklukkannya, para penyihir terkuat dari seluruh dunia, mage, dan tidak ketinggalan para spirit.

Sementara Chaperon, sang Raja yang tidak mau menyerahkan takhta, dibantu oleh salah satu kerajaan terbesar yang berasal dari Selatan, yaitu KERAJAAN BELICIA.

Belicia bersekutu dengan Chaperon dan turut mengirimkan pasukan untuk membantu Raja Chaperon dalam pemberontakan yang dimulai oleh Calliope. Tentu saja yang akan sangat andil dalam pertarungan itu dipihak Chaperon adalah Bubble, si Raja Iblis Biru.

Pemberontakan itu awalnya menunjukkan tanda-tanda kekalahan dari pihak Calliope. Karena tidak ada yang berhasil menaklukkan kekuatan Bubble.

Para Dragon, Penyihir, Mage, dan Spirit sudah mengeluarkan kekuatan penuh mereka untuk melawan Bubble. Tapi Bubble tetap bertahan.

Tubuh tua dan lemah yang dimiliki oleh Chaperon pun masih sangat kokoh untuk melawan adiknya sendiri. Walaupun Calliope sword master, tapi Chaperon lebih kuat darinya karena mendapat bantuan energi dari Bubble.

Di hari kehancuran itu, istana yang sudah dipenuhi oleh lautan api dan mayat yang tumbang karena pertarungan di sana-sini. Secara tidak terduga, seorang penyelamat datang.

Penyelamat itu adalah Penyihir Agung yang selama ini tidak satu pun orang bisa menemukan keberadaannya.

Penyihir Agung yang selama seratus tahun terakhir tidak ada yang mengetahui apakah ia masih hidup ataukah sudah lenyap, karena ia tak pernah menunjukkan sosoknya ke dunia

Penyihir Agung GRACIAS, begitulah ia dipanggil, merupakan penyihir terkuat dan tidak ada entitas apa pun di dunia ini yang bisa mengalahkannya, termasuk Bubble.

Kedatangan Penyihir Agung Gracias yang secara tiba-tiba itu membuat kebingungan di antara dua kubuh yang sedang berperang. Karena tidak ada yang tahu alasan kedatangan Gracias yang tiba-tiba dan ia akan memihak kepada siapa.

Mereka hanya tahu kalau Gracias datang dengan kemarahan.

Namun, tidak ada yang menyangka bahwa alasan kedatangan Gracias adalah untuk menghancurkan Bubble, si Raja Iblis Biru.

Gracias hendak memporak-porandakan kekuasaan Bubble.

Dia mengamuk kepada Bubble. Karena Bubble sudah berani mengganggunya yang sedang bertapa dengan mengurungnya di dalam Ruang hampa.

Akhirnya, pasukan Calliope menang.

Chaperon mati. Sementara tubuh Bubble, si Raja Iblis Biru, pecah berkeping-keping dan pecahannya tersebar diseluruh penjuru dunia. Orang-orang berpikir bahwa Bubble sudah musnah.

Anehnya, tidak ada yang tahu apa yang terjadi kepada Gracias, sang Penyihir Agung.

Di hari Bubble musnah berkeping-keping, Gracias juga ikut menghilang. Seolah ia ikut musnah bersama dengan Bubble.

Masa pun kembali berganti. Calliope naik ke atas takhta dan menjadi Raja berikutnya menggantikan masa pemerintahan kakaknya.

Tentu saja semua sekutu yang memihak Raja Chaperon diberantas tanpa sisa.

Calliope diberi julukan ‘The King of Grace’ karena alam semesta memberkati dan berpihak kepadanya terutama karena di detik-detik terakhir kekalahannya —Gracias datang seolah memihaknya dan mereka memenangkan pertarungan.

Calliope sebelumnya sudah menikah dengan seorang Putri dari kerajaan lain. Ia dijodohkan oleh kakaknya dengan Putri dari Kerajaan Selatan yang saat itu memihak masa pemerintahan Chaperon, yaitu Kerajaan Belicia.

Di hari masa pemerintahan Chaperon berakhir, Kerajaan Belicia juga mengalami kerugian besar karena Feodora meminta tanggung jawab perang kepada mereka.

Raja yang saat itu bertakhta, yaitu mertua Calliope, diturunkan dari takhtanya dan seluruh keluarganya diasingkan, hingga gelar mereka dilucuti.

Istri Calliope, ELDORA DANAH BELICIA, Putri dari Kerajaan Selatan Belicia, dibiarkan hidup dan tetap tinggal di Feodora karena Calliope mencintainya dan tidak mau melepaskannya.

Eldora pun diangkat menjadi Permaisuri.

Permaisuri Eldora saat itu sedang mengandung dan sudah memasuki bulan kelimanya. Tetapi tentu saja kehadiran anak itu sendiri tidak disambut baik oleh para Bangsawan yang ada di Feodora.

Mereka tidak mungkin mengangkat Putra Mahkota dari Permaisuri yang asalnya dari kerajaan yang sempat berseteru dengan kerajaan mereka. Apalagi kerajaan itu sempat bersekutu dengan masa pemerintahan Chaperon.

Walaupun kerajaan itu masih berdiri, tapi tetap saja mereka tidak menginginkan Putra Mahkota yang akan menjadi penerus Feodora memiliki darah Belicia. Tidak menutup kemungkinan kalau anak itu suatu saat akan melakukan pemberontakan seperti yang sudah dilakukan oleh ayahnya kepada kakaknya sendiri atau oleh Raja sebelumnya kepada ayahnya. Bahkan ayahnya kepada kakaknya.

Faksi Bangsawan yang membantu Calliope saat melakukan pemberontakan dipimpin oleh keluarga Bangsawan GRAND DUKE GLENN.

Kini Bangsawan Glenn menjadi keluarga terkuat pertama setelah keluarga Raja. Mereka mengambil posisi paling penting di Kerajaan setelah Raja.

Karena adanya pendapat pro-kontra terhadap Permaisuri yang sedang mengandung, akhirnya diputuskan untuk mengangkat seorang Ratu dari negara sendiri.

Faksi Bangsawan memilih Putri Duke Marva untuk menempati posisi itu.

Awalnya, Calliope menolak usul tersebut, karena ia menginginkan agar anak yang dikandung oleh Eldora —lah yang menjadi penerusnya. Tapi karena Faksi Bangsawan sangat menentang karena asal usul Permaisuri, akhirnya ia dengan terpaksa menyetujui untuk mengangkat seorang Ratu.

Dengan syarat, siapa pun nanti dari keturunannya yang akan lahir. Baik itu anak yang dikandung oleh Permaisuri ataupun Ratu. Bila anak itu memiliki kemampuan sword master seperti dirinya, maka dia lah yang berhak menjadi penerus Feodora berikutnya.

Faksi menyetujui syarat itu.

Calliope membuat persyaratan seperti itu untuk melindungi Permaisuri dan anak yang dikandungnya.

Sementara Faksi menyetujui persyaratan itu demi mengambil celah untuk tetap menggenggam Raja melalui Ratu yang akan memerintah nantinya.

Akhirnya, dibuatlah perjanjian darah yang harus disepakati oleh keduanya.

Ratu yang terpilih bernama ENGRASIA MARVA. Ia merupakan anak angkat keluarga Duke Marva yang diadopsi dari adiknya sendiri yang berasal dari Pedesaan.

Duke Marva tidak memiliki Putri, ia hanya memiliki dua orang Putra. Jadi sejak kecil, Engrasia sudah diadopsi oleh Duke Marva.

Engrasia sendiri memiliki paras yang anggun. Ia pandai dan memiliki tata krama yang bagus. Ia disebut-sebut sebagai Ratu Pergaulan Kelas Atas. Ia juga memiliki aura yang kuat sebagai seorang Ratu.

Beberapa bulan kemudian, permaisuri Eldora melahirkan. Ia melahirkan seorang Pangeran yang sehat. Ia adalah kebahagiaan bagi Raja Calliope, tapi tidak dengan rakyatnya. Terutama para Faksi Bangsawan.

Di balik kebahagiaan karena kelahiran seorang Pangeran itu, Calliope harus rela kehilangan Permaisuri yang sangat dicintainya. Karena Eldora mengembuskan napas terakhirnya setelah melahirkan anak yang ia kandung. Karena memang sejak dulu Eldora memiliki tubuh yang lemah.

Pangeran pertama yang lahir itu diberi nama CLADIOS CASHEL FEODORA.

Dia menjadi satu-satunya Pangeran di Kerajaan Feodora. Tapi nahasnya, ia harus menjadi Pangeran yang banyak mendapatkan kebencian dari rakyat dan juga negaranya karena asal-usul ibunya.

Lima tahun kemudian, Ratu juga melahirkan seorang Pangeran.

Berbeda dengan Cashel, Pangeran yang baru lahir itu mendapatkan banyak cinta dari seluruh penjuru kekaisaran Feodora.

Pangeran itu sangat diagungkan dan kelahirannya seolah sudah dinanti-nantikan oleh semua orang.

Pangeran yang lahir dari Ratu Engrasia itu diberi nama AUREOLUS EUFORIA FEODORA.

Sama seperti namanya yang adalah Euforia, Reolus sangat dicintai oleh rakyat dan negaranya. Walaupun begitu, Baik Cashel maupun Reolus, keduanya belum ada yang bisa ditunjuk sebagai Putra Mahkota untuk dijadikan Penerus Calliope.

Raja Calliope masih berdiri tegak pada syarat yang pernah diberikannya.

Kedua pangeran itu harus bisa membangkitkan 'energi mana' pada pedang mereka. Siapa yang pada akhirnya menjadi Sword Master, dialah yang berhak menjadi Raja berikutnya.

Sejak kecil kedua Pangeran itu sudah mendapatkan pelatihan pedang untuk semakin meningkatkan kemampuan mereka.

Lalu bagaimana kabar Ratu Luana yang sempat hilang dan kabar anak yang dikandungnya?

Tidak sampai dua bulan setelah Chaperon mati dalam pemberontakan itu, ia ditemukan tewas di sebuah kastil tua sebuah pedesaan, di perbatasan negara.

Lalu kemana bayi yang dikandungnya?

Tidak ada yang tahu di mana anak itu berada. Apakah ia masih hidup ataukah sudah mati. Tapi seorang saksi mengatakan kalau Luana melahirkan anaknya itu. Hingga saat ini, Calliope dan pasukannya masih berusaha untuk mencari keberadaan anak itu untuk dibunuh.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status