Dalam sekejap, Surya mengerahkan kekuatan di bawah kakinya dan jalan di sekitar kakinya pun hancur. Sosoknya melesat bagaikan kilat. Dengan cepat, dia memeluk anak itu dan menendang mobil di depan dengan ujung jari kakinya. Tubuh mereka terlempar sejauh beberapa meter. Setelah terlepas dari gaya yang diakibatkan oleh tabrakan itu, mereka pun mendarat dengan selamat.Semua ini terjadi hanya dalam waktu 2 detik.Ketika Surya menurunkan anak itu, beberapa pejalan kaki yang menyaksikan kejadian ini berseru tak percaya.Seorang wanita yang tadinya terkesiap, buru-buru menghampiri mereka dan mengecek kondisi anak tersebut.Sang pengemudi mobil juga turun dari mobilnya. Setelah melihat bahwa anak itu tidak terluka, dia pun menghampiri Surya."Kamu?" Surya dan sang pengemudi hampir bersamaan berseru.Surya mengangkat bahunya dan berkata, "Sungguh kebetulan.""Bos, maafkan aku. Aku nggak memerhatikan jalan, ini semua salahku. Apa kamu baik-baik saja?" Linda berdiri dengan wajah yang amat
Dada Linda berdebar dan tubuhnya membeku, seolah-olah dia terkena sihir. Tubuhnya tetap dalam posisi membungkuk dan tidak berani bergerak.'Akankah momen ini datang begitu cepat? Aku harus bagaimana?''Haruskah aku menolaknya? Atau lebih baik aku ragu-ragu menerimanya? Atau haruskah aku memarahinya dengan tegas?'Seketika berbagai macam pikiran muncul di hati Linda.Sementara itu, tangan Surya sudah mendarat di dadanya. Pemuda itu sedikit mengibaskan leher baju Linda, lalu dia berkata sambil tersenyum, "Ada rambut, jangan sampai rambutnya masuk ke mangkuk."Linda diam-diam menghela napas, tubuhnya pun menjadi rileks.Dia tergagap berkata, "Maafkan aku, Bos. Akhir-akhir ini ... rambutku sering rontok.""Nggak apa-apa," jawab Surya dengan santai. Dia pun mulai menikmati semangkuk mi di hadapannya.Kemudian Linda berdiri, jantungnya masih berdebar. Dia tidak tahu apa yang harus dikatakan atau dilakukan selanjutnya.Setelah dua suap, Surya tiba-tiba mendongak dan berkata, "Ini ena
Surya tertawa. "Aku sudah bilang jangan gunakan kekerasan, kalau nggak, kamu yang rugi.""Adhi, abaikan saja dia. Berurusan dengannya hanya akan merendahkan statusmu. Ayo kita pergi." Maya melirik Surya dengan sinis, lalu menarik Adhi pergi.Saat mereka berjalan pergi, Adhi menambahkan, "Bocah, kamu tunggu saja. Aku belum selesai berurusan denganmu. Saat aku punya waktu, aku akan mengurusmu.""Aku akan menunggu," balas Surya sambil tersenyum.Mereka berdua, ditemani dengan pengawal, pergi dengan kepala terangkat tinggi.Surya menggelengkan kepalanya dan bergumam, "Aku juga menanti pernikahan kalian."Setelah itu, dia berkendara kembali ke Perumahan Lily dan memarkir mobilnya di gerbang rumah. Melihat area perumahan yang begitu luas, Surya memutuskan untuk berjalan-jalan dan mengenal area di sekelilingnya.Area perumahan ini sangat luas. Di tengahnya, terdapat sebuah taman dengan luas lebih dari 3 hektare.Saat berjalan di taman, Surya mulai mengenang kehidupannya.Dia telah ke
Surya mengerutkan keningnya. "Jangan menganggap semua orang punya niat jahat.""Kamu orang jahatnya, aku bisa melihat niatmu yang sebenarnya." Gadis itu marah dan menuduh Surya.Surya menghela napas. Tepat pada saat itu, Hendra berkata, "Kamu, pergilah."Gadis itu tampak kecewa, tetapi akhirnya dia pun pergi dengan air mata mengalir di wajahnya.Hendra menatap Surya dan berkata, "Dia adalah cucu perempuanku, Indah Wijaya. Dia masih kecil, jadi dia belum mengerti. Tolong jangan pedulikan dia.""Nggak apa-apa. Tetapi kenapa kamu begitu memercayaiku, Pak Hendra?" tanya Surya.Hendra tersenyum dan menjawab, "Tahun ini aku sudah berumur 70-an. Aku sudah mengalami begitu banyak hal. Dunia ini penuh dengan keajaiban dan hal-hal yang nggak diketahui. Aku akui aku memang tua, tetapi aku percaya bahwa masih ada hal-hal di dunia ini yang belum aku lihat. Lalu yang terpenting, ketika seseorang akan mati, mereka akan terus mencoba untuk hidup. Aku pun seperti itu.""Pak Hendra, kamu sangat j
Surya tertawa dan berkata, "Katakanlah, aku akan mencoba untuk menahan diriku.""Aku dan Adhi memutuskan untuk mengadakan pernikahan kita tanggal 16 bulan ini di Pulau Wisata Nagi. Kami secara khusus mengundangmu untuk hadir," ucap Maya.Surya terdiam sejenak, lalu bertanya, "Kenapa kalian mau mengundangku?""Tentu saja supaya kamu melihat betapa cocoknya aku dan Adhi. Kami juga akan mengundang berbagai selebriti dari Juwana. Kamu nggak takut untuk datang, 'kan?" ucap Maya dengan arogan.Surya menjawab dengan tak acuh, "Ini semua hanya untuk mempermalukanku?""Mempermalukan bagaimana? Aku hanya ingin membuatmu mengerti, bahwa kamu sama sekali nggak pantas memiliki seseorang seperti diriku. Kalau kamu nggak berani datang, itu hanya akan membuktikan kalau kamu memang seorang pecundang, sungguh menyedihkan."Mendengarnya, Surya pun mengerti. Maya sedang menumpahkan rasa frustrasinya.Maya tahu betapa pentingnya 100 miliar yang diberikan Surya bagi Keluarga Lintang, tetapi dia tidak
Linda mengangguk. "Dikatakan masalahnya cukup serius.""Oh, kalau begitu pergi dan tanganilah," ucap Surya dengan santai.Linda terus menganggukkan kepalanya dan berkata, "Kalau begitu aku pergi dulu. Sampai jumpa, Bos."Setelah itu Linda pun buru-buru pergi, seolah-seolah dia sedang kabur dari sesuatu.Surya tertawa dan menyiapkan sarapan sederhana untuk dirinya. Setelah itu, dia pergi berjalan-jalan di taman perumahan tersebut.Di taman, dia menemukan sebuah tempat yang didatangi orang-orang. Dia pun bermeditasi di tempat itu, kemudian dia mulai menampilkan serangkaian gerakan.Gerakan-gerakan ini tidak bisa dikatakan sebagai bela diri dan hanya terdiri dari belasan gerakan.Tiap gerakan meregangkan dan memutar tubuhnya hingga sudut yang tidak terbayangkan, melewati batas kelenturan manusia.Mempraktikkan belasan gerakan yang melampaui pemahaman manusia, sebuah seni bela diri yang aneh pun terbentuk. Ketika digabungkan, gerakan-gerakan ini tampak mengalir tanpa henti dan menc
Linda seketika tercengang. Dulu, Hendra Wijaya sering muncul di berita televisi, karena itulah dia tampak tidak asing."Ternyata itu dia?" Linda agak tidak percaya.Surya mengangguk. Linda mengerutkan keningnya dan berkata, "Status Pak Hendra memang sangat luar biasa. Tetapi, sepertinya cucunya nggak memiliki opini yang bagus tentangmu.""Biarkan saja dia," ucap Surya.Linda mengangguk dan melanjutkan, "Bos, semuanya sudah diatur. Aku juga telah menerima undangan pernikahan Adhi dan Maya.""Begitukah." Surya berkata, "Aku akan memercayaimu untuk menanganinya."Linda melanjutkan, "Aku berencana untuk mengejutkan mereka di pernikahan. Bagaimana menurutmu?""Makin besar kejutannya, makin bagus," ucap Surya. Dia mengingat kembali semua hal yang dilakukan Maya kepadanya.Linda menganggukkan kepalanya. Melihat anggur yang belum habis diminum, dia pun diam-diam melirik Surya dan bertanya dengan suara kecil, "Bos, bagaimana kalau aku menemanimu minum?""Kamu bisa minum?" tanya Surya s
Surya berkata, "Waktunya untuk memberikan hadiah mereka. Lakukanlah apa yang perlu dilakukan.""Baik, Bos. Mereka pasti akan mendapat balasannya," ucap Linda.Surya tersenyum sambil berkata, "Tidurlah lebih awal. Besok kamu nggak perlu memedulikanku, aku akan pergi sendiri.""Baik, Bos."Surya pun berdiri dan kembali ke kamarnya.Linda memandang sosok Surya yang menjauh dan menghela napasnya.Jika dirinya diperlakukan tidak adil seperti itu dan dipermalukan, dia pasti akan membalaskan dendamnya berkali-kali lipat. Bosnya masih terlalu baik. Akan tetapi, Linda bukanlah orang baik. Ketika menghadapi musuh, dia tidak pernah menunjukkan belas kasih....Keesokan harinya.Sekitar pukul 10 pagi, Surya membuka matanya dan pergi meninggalkan rumah. Dia naik ke mobilnya dan mengemudi menuju Pulau Wisata Nagi.Hari ini dia akan mengakhiri segalanya.Sementara itu di saat yang sama, sebuah mobil militer berhenti di depan rumah nomor 1.Seorang pria paruh baya bertubuh tinggi keluar da