Share

Bab 9

Surya tertawa dan berkata, "Katakanlah, aku akan mencoba untuk menahan diriku."

"Aku dan Adhi memutuskan untuk mengadakan pernikahan kita tanggal 16 bulan ini di Pulau Wisata Nagi. Kami secara khusus mengundangmu untuk hadir," ucap Maya.

Surya terdiam sejenak, lalu bertanya, "Kenapa kalian mau mengundangku?"

"Tentu saja supaya kamu melihat betapa cocoknya aku dan Adhi. Kami juga akan mengundang berbagai selebriti dari Juwana. Kamu nggak takut untuk datang, 'kan?" ucap Maya dengan arogan.

Surya menjawab dengan tak acuh, "Ini semua hanya untuk mempermalukanku?"

"Mempermalukan bagaimana? Aku hanya ingin membuatmu mengerti, bahwa kamu sama sekali nggak pantas memiliki seseorang seperti diriku. Kalau kamu nggak berani datang, itu hanya akan membuktikan kalau kamu memang seorang pecundang, sungguh menyedihkan."

Mendengarnya, Surya pun mengerti. Maya sedang menumpahkan rasa frustrasinya.

Maya tahu betapa pentingnya 100 miliar yang diberikan Surya bagi Keluarga Lintang, tetapi dia tidak mau mengakuinya.

Oleh karena itu, dia mencoba berbagai cara. Dia mempermalukan dan merendahkan Surya demi mengangkat statusnya sendiri. Dia ingin menggunakan semua ini untuk membuktikan bahwa apa yang dilakukannya adalah benar.

Sungguh konyol. Surya menghela napasnya diam-diam dan berkata, "Aku akan datang tepat waktu." Setelah itu, dia pun menutup telepon.

Tepat pada saat itu, pintu rumah tiba-tiba terbuka. Linda berjalan masuk sambil membawa beberapa belanjaan.

Linda memberi salam dengan penuh hormat, "Halo, Bos."

Surya tersenyum samar dan berkata, "Kamu sudah membeli bahan makanan."

"Aku takut makananmu akan selalu sama dan membosankan," ucap Linda.

"Kamu sudah bekerja keras."

"Nggak, aku pun juga harus makan."

Linda memakai sandal dan menaruh belanjaannya di kulkas. Kemudian, dia naik ke lantai atas dan berganti pakaian dengan baju tidur sebelum turun ke lantai bawah.

Kali ini, dia memakai gaun sutra yang mencapai pergelangan kakinya, dengan leher baju berbentuk V yang menampilkan bahunya. Rambutnya diikat dengan rapi dan menonjolkan keanggunannya.

Dalam hal mode, Linda memang mempunyai selera yang bagus.

"Aku akan memasak." Linda tersenyum pada Surya dan pergi ke dapur.

Surya mengangguk dan duduk di sofa sambil menonton TV.

Tak lama kemudian, Linda menyiapkan dua makanan, yaitu daging kentang dan tumis sayur. Walaupun sederhana, makanan-makanan itu disajikan dengan indah.

Dengan elegan, Linda menyajikan dua mangkuk nasi di meja. Wanita ini memancarkan pesona di setiap gerakannya, bahkan saat memasak.

"Aku nggak masak terlalu banyak, makanlah walau sedikit," ucap Linda dengan ekspresi bersalah.

Surya buru-buru berkata, "Ini sudah bagus."

Surya mengambil mangkuknya dan mulai makan. Dia merasa amat kesulitan, daya tarik wanita ini bukan sesuatu yang dapat ditolak pria biasa.

Setelah beberapa suap, Linda melirik Surya dan berkata, "Bos, kami menemukan sebuah masalah."

"Masalah apa?" tanya Surya sambil mengunyah makanannya.

Linda menaruh alat makannya dan merenung sejenak, dia pun berkata, "Hari ini beberapa direktur sudah memasuki Grup Sukajaya. Mereka menyalin perangkat keras milik Adhi dan menemukan rencananya mengenai sebuah perusahaan bernama Lintang Harapan."

"Rencana apa?"

"Dia telah menyelidiki situasi keuangan Lintang Harapan dan berencana untuk mendapatkan saham perusahaan melalui pernikahan."

"Dia menulis semua ini dalam rencananya?" Surya agak tidak percaya.

Linda menggelengkan kepalanya. "Dia nggak terang-terangan menyatakannya, tetapi dia berencana menikahi perwakilan hukum perusahaan tersebut, Maya Lintang. Setelah menikah, dia akan berinvestasi di perusahaan tersebut, mendapatkan saham, lalu mengisi surat cerai. Dia bahkan sudah menyiapkan surat cerainya dengan detail. Berdasarkan temuan ini, kita dapat menyimpulkan bahwa dia berniat menggabungkan perusahaan melalui jalur hukum."

Surya terkejut. Meskipun dia sudah menduganya, dia tidak menyangka Adhi bisa membuat rencana sedetail itu. Mereka bahkan belum menikah, tetapi Adhi sudah menyiapkan surat cerai.

Setelah beberapa saat, Surya memberikan mangkuknya pada Linda. "Tolong tambah nasinya."

LInda memberinya semangkuk nasi, Surya pun kembali makan.

Linda tidak dapat menahan dirinya lagi, lalu dia berbisik, "Bos, apa kamu dan Grup Sukajaya memiliki hubungan?"

Surya melirik Linda. Linda buru-buru menundukkan kepalanya dan kembali makan.

Setelah memakan beberapa suap nasi, Surya berkata, "Maya adalah mantan istriku. Hari ini kami bercerai dan dia akan menikahi Adhi."

Prang!

Mangkuk dan sendok di tangan Linda terjatuh dan terpecah belah.

Dia hampir tidak memercayai apa yang didengarnya.

Betapa bodohnya Maya hingga menceraikan Surya. Apalagi, wanita itu juga mau menikahi Adhi.

Namun, semua keraguannya beberapa hari ini akhirnya mulai masuk akal.

Ternyata dua orang bodoh ini telah melakukan hal seperti ini.

"Bos." Linda dengan hati-hati memilih kata dan melanjutkan, "Wanita semacam itu jangan dipikirkan."

Surya tersenyum. "Kumpulkan semua buktinya. Aku telah diundang untuk menghadiri pernikahan mereka. Nggak baik kalau aku nggak membawakan hadiah."

"Dimengerti." Linda segera mengerti tugasnya dan diam-diam berduka untuk dua orang bodoh itu.

Selesai makan, Linda mencuci piring dan pergi ke dapur. Sementara itu, Surya menyalakan rokok dan menghisapnya dalam diam.

Setelah Linda selesai bersih-bersih, Surya berkata, "Kamu sudah bekerja keras, beristirahatlah lebih awal." Dengan itu, Surya kembali ke dalam kamarnya.

Linda tidak bisa berkata-kata. Malam belum begitu larut, bukankah terlalu cepat untuk tidur?

Dengan enggan, dia pun kembali ke kamarnya di lantai atas.

Linda berbaring di tempat tidur. Dia tidak mengerti kenapa Maya yang bodoh itu melakukan hal semacam ini.

Surya kaya raya dan jelas memiliki kemampuan yang hebat. Selain itu, dia juga tampan dan maskulin.

Setelah beberapa hari bersamanya, Linda menyadari bahwa Surya sangat sopan. Bahkan ketika pria itu menatapnya, Linda tidak pernah merasa tidak nyaman. Surya sangat penuh dengan perhatian.

Di mana dia dapat menemukan suami seperti Surya?

Sementara itu, Maya tidak hanya gagal mendapatkan kesempatan ini, tetapi juga melakukan sesuatu yang amat ceroboh seperti menantang Surya. Wanita itu tidak hanya bodoh, dia sudah tidak tertolong lagi.

Ketika sedang tenggelam dalam pikirannya, ponselnya tiba-tiba berbunyi.

Linda meliriknya lalu mengangkat telepon tersebut.

"Bu Linda, orang-orang kita yang berada di Grup Sukajaya menemukan masalah baru," ucap sekretarisnya di telepon.

"Masalah apa itu?"

"Ada masalah besar pada catatan pajak dan keuangan Grup Sukajaya."

"Baik, suruh mereka simpan buktinya. Jangan sampai Adhi curiga."

"Baik, Bu Linda."

"Selain itu, besok tolong jadwalkan pertemuan dengan Kepala Departemen Pajak dan Kepala Divisi Kejahatan Ekonomi. Minta mereka untuk datang ke kantorku, katakan bahwa ada masalah penting yang ingin aku laporkan."

"Baik, Bu Linda."

Linda menutup teleponnya. Dia mendengus dan berkata, "Adhi Nugroho, waktumu sudah habis. Maya Lintang, kamu akan menyesal."

Di tempat tidur, Linda terus membolak-balikkan tubuhnya. Dia tidak bisa tidur. Ketika membayangkan wajah Surya, pipinya perlahan memerah.

...

Keesokan paginya.

Surya bangun tepat pada waktunya. Setelah membersihkan dirinya, dia pun pergi ke ruang tengah.

Dia melihat Linda memakai pakaian profesional berwarna putih bulan, rok pensilnya menonjolkan bentuk tubuhnya yang indah.

"Bu Linda, ini masih pagi sekali." Surya tersenyum dan memberinya salam.

Linda menganggukkan kepalanya. Surya menghampirinya dan menemukan lingkaran hitam di bawah mata wanita ini. Bahkan riasan wajah Linda yang halus tidak bisa menyembunyikannya.

"Kenapa? Apa semalam kamu nggak bisa tidur?" tanya Surya.

Wajah hingga leher Linda seketika memerah, dia pun buru-buru menundukkan kepalanya. "Semalam sekretarisku menelepon. Ada masalah pada catatan pajak dan keuangan Grup Sukajaya. Aku telah menjadwalkan pertemuan dengan Kepala Departemen Pajak dan Kepala Divisi Kejahatan Ekonomi untuk pagi ini."

"Oh, apakah masalah itu serius?" Surya tampak tertarik.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status