Share

Panggil Aku Saka

Keduanya tersentak kaget!

Suara itu laksana petir yang menyambar tepat di depan mata. Membuat jantung mereka seperti melompat dari tempatnya.

Terlebih Welly, napasnya yang tersengal terdengar memburu. Suara keras tersebut mengejutkannya dengan seketika. Menghancurkan seluruh kesenangannya. Membunuh semua hasratnya yang sejak tadi memuncak. Membuatnya menjadi drop dan anti klimaks.

Belum sempat menguasai dirinya, Welly mengaduh, ketika Nuri menendangnya dengan cukup keras. Membuat tubuhnya terjengkang ke belakang. Nuri sendiri langsung memanfaatkan kesempatan yang sempit itu dengan mengambil selimut yang terserak di depannya. Melindungi tubuh indahnya yang hampir polos. Lalu beringsut ke pojok ruangan.

Bagi Nuri, ini adalah sebuah anugerah yang luar biasa. Ternyata Tuhan telah menjawab doanya.

Pertolongannya datang di saat yang tepat!

"Halo, apakah aku mengganggu kesenangan kalian?" spontan mata keduanya menoleh ke arah pintu pondok yang sudah hancur di depan mereka.

Suara itu mengejutkan mereka. Satu sosok berdiri kokoh memandangi mereka. Jaket bulu angsa berwarna biru tua bertengger di tubuhnya yang tegap. Ditengah cahaya lampu seadanya. Keduanya bisa melihat jelas siapa yang berdiri di depan mereka.

Laksana sosok malaikat maut yang baru saja turun dari langit!

Seorang pemuda berparas tampan namun keras. Rambut nya yang sebahu berwarna Perak berkibar tertiup angin malam. Sorot matanya tajam seperti elang. Menggetarkan siapapun yang melihatnya.

Tidak terkecuali Welly.

Perlahan namun pasti, akal sehatnya kembali bekerja. Rasa takut mulai muncul di hatinya, dia merasa terintimidasi oleh orang itu.

Siapa dia?

Orang suruhan Kapten Zacko kah?

"Siapa kau? Berani sekali mengganggu kesenanganku!" Welly menggertak.

"Kesenangan? ...Hm, seingatku, itu adalah seragam yang seharusnya dipakai oleh seorang penegak hukum, kenapa bisa dipakai oleh seorang penjahat sepertimu? Apakah kau sengaja ingin menghancurkan nama baik penegak Hukum di Kota ini?" sindirnya membuat muka Welly memerah.

"Sialan kau! Apa maksudmu bicara seperti itu? Apakah kau suruhan Zacko?"

"Zacko? Aku tidak kenal dengan nama itu. Apakah dia kakekmu?"

"Bedebah! Kamu tidak tahu siapa aku, tapi berani bermain-main denganku! Katakan siapa kau sebenarnya? Apakah kamu salah satu pemberontak yang kabur? Kamu beruntung, suasana hatiku sedang baik sekarang. Segera enyah dari tempat ini! Pergilah yang jauh, sebelum aku berubah fikiran dan menghabisimu saat ini!" Welly mengancam. Reflek mengambil pistol yang terpasang di pinggangnya.

Welly langsung menodongkan senjatanya.

"Aku tidak perlu menyebutkan nama. Karena itu tidak layak untuk orang sepertimu ..." sosok itu tidak terpengaruh. Membuat Welly jengkel.

"Sepertinya kau sudah bosan hidup! Jangan salahkan aku yang sudah memberimu kesempatan ..."

"Kesempatan itu seharusnya ditujukan kepadamu, kamu sudah diberi kesempatan menjadi orang baik, menjadi seorang penegak hukum yang dihormati dan disegani oleh masyarakat, namun kelakuanmu malah mirip penjahat! Andai kamu tahu konsekwensi dari melakukan hal memalukan ini, kamu pasti akan berfikir seribu kali untuk melakukannya!"

"Jangan menceramahi ku, sialan! Kau fikir kau siapa? Apakah kamu merasa diri kamu paling suci? Hei, orang asing! Kamu tidak tahu siapa aku, dan kamu juga tidak tahu siapa dia, jadi jangan berlagak seperti pahlawan kesiangan di depanku!"

"Begitukah menurutmu? Kalau begitu, terangkan padaku, siapa kamu, dan siapa dia?"

"Kurang ajar! Kamu terlalu banyak bicara! Baiklah, sebelum aku mengirimu ke Neraka, akan aku beri tahu!Aku adalah Perwira yang bertugas menumpas para pemberontak di Kota ini, namaku Letnan Welly Moore! Pengaruhku cukup besar di sini, dan tidak ada orang yang berani macam-macam denganku! Harusnya kamu sadar itu, dan segera minta maaf kepadaku, menyembah kakiku dan segera pergi dari sini! Mumpung aku masih baik! Dan gadis jalang ini, dia adalah salah satu antek pemberontak pembuat onar di kota ini! Kejahatanya sudah tidak termaafkan, jadi aku harus menghukumnya untuk membuatnya jera!"

"Menghukumnya? Hm, hukum seperti apa yang membolehkan kamu merusak kehomatan seorang wanita? Apa yang kamu lakukan sungguh menjijikan, dan tidak ada bedanya dengan para penjahat dan kriminal lainnya. Sungguh sangat menyedihkan kota ini memiliki seorang Penegak Hukum seperti kamu!"

"Bangsat ! Berani menghinaku!? Kamu benar - benar orang tolol yang sudah bosan hidup! Bersiaplah untuk mati!"

"Tunggu, satu pertanyaan terakhir, apakah masih banyak orang-orang sepertimu di Kota ini?"

"Bedebah sialan! Matilah kau!" Welly tidak bisa menahan dirinya. Amarahnya meluap. Naik ke kepala.

Pistol ditangannya ikut bicara!

DOR ! DOR ! DOR!

***

Nuri merasa hidupnya seperti sedang menaiki Roller Coster. Adrenalin nya naik turun tak terkendali.

Berbagai macam tragedi yang menimpa dirinya saat ini hampir membuatnya gila. Rentetan peristiwa kelam yang nyaris merenggut nyawa dan kehormatannya, membuat jiwanya terguncang hebat. Meninggalkan trauma yang dalam di hatinya.

Dalam hatinya dia masih berharap bisa meloloskan diri dari sini. Dari tempat terkutuk ini. Dari cengkraman Welly, sang penegak hukum yang bejat. Yang sebenarnya adalah teman dekatnya sendiri!

Dan secercah harapan itu kembali menyeruak. Setelah tadi sempat meredup. Dengan hadirnya sosok asing berambut putih di hadapannya, yang berhasil menggagalkan rencana jahat Welly atas dirinya.

Namun kegembiraan itu ternyata tidak lama. Hatinya kembali menciut. Rasa takut kembali datang menggelayutinya. Karena saat ini, Dewa Penolongnya berada dalam situasi yang sangat kritis dan tidak menguntungkan sama sekali!

Welly menembakinya dengan ganas. Dengan tiga tembakan beruntun sekaligus! Membuat harapan Nuri seolah pupus. Asa nya seperti direnggut paksa darinya dan dibawa terbang kembali bersama kabut.

Nuri sudah membayangkan nasibnya kedepan akan seperti apa, jika pemuda berbambut perak ini, sampai mati di tangan Welly!

Tiba-tiba!

"Aaargh ... !"

Jerit kesakitan terdengar dengan jelas. Merobek udara. Satu sosok tubuh nampak terlempar dengan deras ke ujung ruangan. Menimpa kursi dan meja kayu, membuatnya pecah berhamburan!

Dan sosok itu adalah Welly!

BRAAKK !

Mata Nuri terbelalak!

Bola matanya seperti ingin melompat dari tempatnya sekarang. Menatap kedepan dengan takjub. Nyaris tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Dalam benaknya, dia memprediksi bahwa pemuda rambut perak itu akan langsung mati terkena tiga tembakan Welly. Atau setidaknya walaupun bisa selamat, dia pasti akan terluka parah. Karena dalam fikirannya , sehebat apapun manusia, mustahi bisa menghindari terjangan sebutir peluru. Apa lagi dengan tiga butir peluru langsung dan beruntun!

Namun yang terjadi adalah kebalikannya!

Hal mustahil itu terjadi tepat di depan matanya!

Sosok rambut perak itu bukan saja bisa menghindarinya, dia bahkan bisa menyerang balik lawannya. Membuat Welly terlempar dengan kuat dan menghancurkan meja kursi yang ada dibelakangnya!

Luar biasa!

Begitu pula dengan Welly. Matanya seolah tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Mulutnya ternganga. Dia tidak pernah menduga sama sekali bahwa pemuda didepannya bisa lolos dari ketiga pelurunya!

Dia melihat sosok didepannya bergerak dengan cepat seperti bayangan dan berhasil menghindari terjangan pelurunya. Pergerakannya yang sangat cepat seolah mengalahkan kecepatan peluru itu sendiri, lalu menyerang kedepan dengan gerakan luar biasa, laksana seekor cheetah yang berlari mengejar mangsanya!

Dan Welly harus membayar mahal rasa terkejutnya. Sebuah tinju tepat mengarah ke rahangnya. Membuatnya terbang dan terhempas hebat lebih dari lima meter. Menghantam perabotan kursi dan meja kayu di ruangan itu, membuatnya hancur berantakan!

"Bangsat! Ini sakit sekali!" teriak Welly murka. Berusaha bangkit. Walau sekujur tubuhnya terasa remuk. Seperti dihantam oleh Truk!

Welly belum menyerah.

Dia adalah salah satu pria tangguh dan kuat, kebanggaan kesatuannya. Keahlian bela dirinya patut diperhitungkan. Di kantornya, hanya Kapten Zacko yang dia takuti. Selebihnya, tidak ada yang bisa mengalahkannya. Dia tidak akan mungkin langsung kalah dengan satu serangan tadi.

Welly mulai mempersiapkan kuda-kuda bertarung. Sementara pistolnya jatuh entah kemana.

"Hm, masih bisa berdiri? Hebat juga,"

"Sialan! Bersiaplah menerima pembalasan ku, Hiaattt!" Welly menerjang. Setengah berlari, dia langsung melompat kedepan. Mengeluarkan teknik andalannya.

Tendangan terbang!

Kaki kirinya menerjang, mengincar dada lawan!

Namun sekali lagi dia dibuat terkejut!

Pria di depannya ikut melompat dengan lebih tinggi dan melampauinya!

Dengan secepat kilat memutar tubuhnya di udara. Mengirimkan sebuah tendangan berputar, menyapu wajahnya dengan cepat dan ganas!

"Aaargh!" Welly kembali terbang!

Tubuhnya terhempas lebih dari sepuluh meter, menghantam dinding kayu dengan keras, dan langsung pingsan seketika!

Nuri kembali melongo. Dia seperti sedang melihat pertunjukan film k****u. Pertarungan keduanya membuatnya terkesima. Terutama pria rambut putih tersebut! Gerakannya sungguh luar biasa!

Dia berhasil menghindari peluru dan menjatuhkan lawan dengan dua kali serangan! Sungguh skill bela diri yang indah dan hebat , sekaligus menakutkan.

"Tu ... Tuan penolong.... Terima kasih sudah bersedia menyelamatkan ku ..."

Pemuda di depannya melirik sekilas. Tidak menjawab. Lalu membuka mantel bulu angsanya. Melemparkannya ke arah Nuri.

"Pakailah, mantel ini cukup panjang dan tebal," ujarnya. Nuri menerimanya dengan ragu. Namun tak urung segera dipakainya. Terasa hangat di tubuhnya. Pemuda itu menoleh ke arah lain.

"Sekali lagi, terima kasih atas pertolonganmu, tuan ... aku pasti akan mengingatnya. Namaku Nuri ..."

"Tidak masalah. Panggil aku Saka.."

"Siap Tuan Saka, sekali lagi terima kasih banyak ..."

"Panggil saja aku Saka, aku bukan seorang tuan. Aku hanya seorang pengembara yang kebetulan lewat..."

"Tapi, ... Baiklah Tuan ... Eh , Saka ..."

"Bagaimana ceritanya kamu sampai bersama dengan orang ini?" tanya Saka.

"Aku tidak tahu, tiba-tiba saja aku sudah disini, aku..." jawab Nuri tersendat. Wajahnya nampak mendung, perlahan sudut mata indahnya mengembun. Satu dua butir air matanya mengalir di pipi putihnya yang halus. Nuri menggigit bibirnya, berusaha menahan tangisnya agar tidak tumpah.

"Kamu tidak perlu menceritakan apa-apa jika itu memang terasa berat...*

" Aku...Aku akan bercerita kepadamu..."

"Baiklah,aku mendengarkan,"

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status