Share

Perjanjian Penyatuan Dunia

Tiga hari berlalu setelah kejadian itu. Di suatu senja yang cerah. Di salah satu sudut kota. Sebuah pusat komplek pertokoan Elite yang menandai kebanggan Stolen Hart city. Di sebuah coffee shop mahal yang ramai oleh pengunjung.

White Roses Coffee.

Di meja paling sudut. Duduk seseorang dengan santai. Menikmati coffee nya yang tidak manis. Tanpa gula.

Parasnya yang gagah dan tampan dengan rambut perak sebahu yang diikat rapi kebelakang menarik perhatian para pengunjung cafe yang ada disana. Wajah perpaduan ras Arya dan Asia itu terlihat sangat sempurna. Membuat beberapa pasang mata, terutama para gadis dan wanita muda yang kebetulan ada disana tertuju padanya. Sebagian berbisik-bisik sambil tertawa kecil. Entah sedang membicarakan sosoknya atau hal lain. Yang jelas pemuda itu tidak memperdulikannya sama sekali. matanya yang tajam terus mengamati pintu cafe. Seperti menunggu seseorang.

Sudah hampir satu jam lebih dia menunggu disini. Dia adalah Saka. Agen Khusus Kerajaan yang sedang menjalankan misi sangat penting di kota ini. Sebuah misi rahasia yang diterimanya langsung dari Sang Raja, Kaisar Paulo Gilberto. Bersama dengan Perdana Menteri Billy Shehaano.

Sebuah misi khusus untuk mengungkap rahasia pergerakan pemberontak yang cukup meresahkan dan mengkhawatirkan. Karena menurut data yang dia dapatkan, Organisasi itu berakar dan berawal mula dari sini. Organisasi itu bernama Perjanjian Penyatuan Dunia!

Melalui Dekrit Raja yang dikeluarkan dan langsung di sebar ke seluruh pelosok negeri dan seluruh wilayah terafiliasi, Kerajaan mengklaim dan mengumumkan bahwa Kelompok Perjanjian Penyatuan Dunia adalah sebuah gerakan makar terorganisir melawan Kekaisaran dan bermaksud memberontak kepada otoritas Kerajaan.

Keputusan Raja itu di dasarkan pada gerakan mereka yang semakin masiv akhir-akhir ini. Bergerak dengan skala besar dan meluas ke daerah-daerah afiliasi di sekitar kerajaan. Bahkan tersiar rumor bahwa gerakan kelompok pemberontak ini telah mewabah ke kerajaan-kerajaan besar lainnya, di seluruh dunia! Dan itu tentu saja sangat meresahkan negara dan masyarakat.

Beberapa waktu lalu, Saka melihat eskalasi politik di Stolen Hart city yang cukup memanas, dengan adanya aksi gerakan demo besar-besaran selama beberapa hari berturut-turut. Hampir ribuan orang turun ke jalan. Membawa spanduk yale-yale dan poster bertuliskan persamaan hak untuk seluruh rakyat dan menginginkan sang Walikota lengser. Hingga akhirnya berujung pada kericuhan dan anarkis, persekusi dan penangkapan para aktivis serta orang-orang yang dituduh provokator. Mereka diduga keras dan di klaim sebagai antek pemberontakan dan makar terhadap Walikota.

Dan prediksi Saka, pergerakan dan Demo besar ini adalah gerakan organisasi yang selama ini diincarnya. Namun dari hasil penyelidikan dan invsetigasinya, dia tidak menemukan bukti yang cukup kuat untuk mengarah ke sana.

Dan beberapa hari yang berselang setelahnya, sebuah peristiwa mengejutkan terjadi di depan matanya. Mereka semua, para aktivis yang di klaim sebagai aktor intelektual dan provokator pemberontak ini di ekesekusi dan dibantai dlangsung oleh para penegak hukum di kota ini. Dan semua itu terjadi

tepat dalam pengamatannya!

Saat itu dia ingin turun tangan untuk menggagalkan rencana mereka. Karena bagaimanapun Saka jelas tidak menyetujui cara-cara anarkis mereka. Namun Saka akhirnya mengurungkan niatnya. Karena dia khawatir misinya akan terancam gagal jika dia melakukan itu. Dan identitasnya sebagai seorang agen akan terbongkar.

Walaupun hatinya marah dan rasa keadilannya terusik, dia tidak bisa berbuat apa-apa. Karena itu diluar wewenang dan otoritas dia.

Menurut rumor yang beredar, itu adalah murni perintah dari Walikota sendiri untuk mengeksekusi para pemberontak.

Walau belum ada bukti yang cukup kuat dan konkret apakah mereka yang ditangkap itu adalah antek pemberontak atau pendemo biasa, eksekusi tetap harus dijalankan. Dengan dalih sebagai hukuman dan efek jera untuk kelompok lainnya yang berani mengganggu keamanan dan memberontak pada Otoritas pemerintahan yang sah.

Dan yang membuat getir adalah, berdasarkan sumber yang dia dapat, sang Walikota kerap melakukan aksi persekusi dan eksekusi pembunuhan terhadap para aktivis, oposisi dan kelompok yang menentangnya!

Namun, terlepas dari itu semua, dia tetap harus fokus dengan tujuannya. Fokus dengan misinya. Tidak boleh terpengaruh oleh apapun, apa lagi sampai terbawa suasana hati dan perasaan yang dapat mengakibatkan tugas yang diembannya hancur berantakan.

Demi kelancaran misinya , Saka terpaksa harus bisa mengesampingkan nurani dan akal sehatnya sendiri. Membiarkan tragedi berdarah itu terjadi di depan matanya.

Saka sudah seminggu berada disini. Di kota ini. Menjalankan tugas, mengumpulkan informasi, menyelidiki, menginvestigasi, menanyai Telik sandi, bertarung dengan penjahat, dalam rangka tujuan misi khususnya. Namun semuanya belum menemui titik terang. Apa yang dia dapat tentang keberadaan organisasi ini belum mencapai hasil yang signifikan. Semua yang dia dapat hanyalah informasi yang tidak valid dan bersifat kabur.

Jika ada data yang masuk, itupun hanya bersifat general. Tidak secara spesifik langsung mengarah ke tujuan. Seolah informasi itu diburamkan oleh beberapa data yang simpang siur. Dan tidak bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya. Seolah sebagian orang di kota ini sengaja menyembunyikan informasi berharga tentang Organisasi ini dan membuatnya hilang ditelan kabut ketidak pastian. Sungguh membingungkan!

"Hei bocah asing! Berani sekali kamu duduk disini! Ini adalah meja spesial Tuan Murray! Apa kau sudah bosan hidup?" sebuah suara menegurnya keras. Seraya mengebrak meja. Membuyarkan lamunan Saka dalam seketika.

Dilihatnya empat orang pemuda tanggung melihatnya dengan tampang sinis. Seperti meremehkannya.

"Hei, pecundang miskin, segera enyah dari mejaku , sebelum kamu ku lempar keluar!" seseorang berkata dengan sombong. Parasnya tampan dan angkuh.

"Benar, kamu harus tahu siapa dia! Dia adalah Goldy Murray , tuan muda kaya di kota ini! Ayahnya adalah tuan Dave Murray orang kedua terkaya di Stolen Hart City! Sebaiknya kau segera minggat , sebelum kami berlaku kasar kepadamu!"

"Ya! Tidak pantas orang miskin sepertimu makan disini, sana pergi! Sebelum kami semua hilang kesabaran!"

Saka tersentak , dia merasa tidak asing dengan kata mereka. Kata-kata sarkastis. kalimat bully an dan hinaan ini seolah terdengar akrab di telinganya.

"Kalian ingin aku pergi dari sini? Apa di meja ini tertulis nama kalian?" Saka tetap santai di tempat duduknya. Dalam hatinya mengeluh. Apakah orang-orang di kota ini tidak pernah diajarkan sopan santun?

"Sialan kau, berani melawan kami? Namaku adalah Yuri Newsteed! anak dari Jaksa Newsteed! Kau akan dituntut oleh ayahku dan dijebloskan ke penjara!"

"Hah? Atas dasar apa dia menuntutku?"

"Karena kau sudah mengganggu ketertiban umum dan mengganggu kenyamanan kami disini! Segeralah pergi dari tempat ini, sebelum kami patahkan kedua tanganmu!" seorang pemuda bertubuh tambun ikut menyela. Mereka saling bersahutan menghina Saka. Membuat para pengunjung yang lainnya dengan segera datang dan ikut mengerubungi mereka. Ingin mengetahui apa yang terjadi.

"Lihat tampangmu? Lihat pakaianmu? Kamu sangat tidak pantas berasa di sini! Benar-benar murahan!"

"Benar sekali! Kau orang asing yang tidak tahu diri! Atau kau sengaja datang kemari karena mengincar gadis-gadis kaya dan cantik di kota ini? Berharap menipu mereka dengan tampang bodohmu, dan ingin hidup senang dengan merampok kekayaan mereka!?" ujar Goldy sambil tersenyum sinis. Teman-temannya membenarkan.

"Kau benar sekali, kawan! Tujuan bocah asing miskin ini pasti seperti itu! Dasar Gigolo tak tahu malu!"

"Wah, bisa berbahaya kota ini kalau ada orang macam dia, sebaiknya segera singkirkan dia , usir dia dari kota ini! sebelum gadis-gadis kita menjadi korban kebejatannya!"

Saka merasa panas telinganya. Ocehan-ocehan mereka sungguh tidak bermoral. Tidak dipungkiri, hatinya marah. Kalau saja dia tidak ingat posisi dirinya saat ini, ingin rasanya Saka melempar mereka semua ke jalan raya di depan sana!

"Hai, Goldy? Ada apa ini? Kamu sepertinya sedang menikmati sesuatu?" sebuah suara mengejutkan mereka. Semuanya menoleh.

Dua orang bidadari cantik terlihat diantara kerumunan. Keempat pemuda angkuh itu mengenalinya. Perawakannya yang seperti model catwalk membuat semua yang ada disana terpana. Kedua bidadari ini benar-benar cantik.

"Calista! Tifani? Ah, ternyata kalian ada disini?"

"Suara kalian mengganggu kenyamanan orang - orang yang ada disini ..."

"Oh, maafkan aku cantikku, ini semua gara-gara bocah tak tahu diri ini! Dia duduk di tempatku dengan seenaknya!"

"Oh , begitu? Siapa dia? Tampan juga, apakah dia temanmu?"

"Enak saja! Siapa yang mau berteman dengan bocah miskin sialan ini, lihatlah penampilannya? Pakaiannya sungguh murahan! Dia tidak selevel denganku!"

"Betul sekali! Dia tidak akan mampu menyaingi dan mengimbangi kami, tuan muda kaya di kota ini! orang miskin ini tidak pantas menjadi bagian dari kami!"

" Setuju, mana mungkin pecundang miskin ini bisa menjadi teman kami!?"

" Lalu, kenapa tidak segera kalian usir dia? Lihatlah di sekelilingmu! Semua orang sangat terganggu dengan ulah kalian, termasuk aku! Cepatlah kau bereskan! Bawa dia keluar dari sini! Atau kau memang tidak berani?"

"Apa katamu? Aku tidak berani mengusir kecoa ini!?" Goldy tersinggung. Calista tersenyum mencibir.

"Ya, tentu saja. Kalau kalian memang berani, dia sudah kau bereskan dari tadi!"

"Sialan, lihatlah! Aku akan segera melempar dia dari sini!" Goldy bersungut marah. Langsung mencengkram kerah jaket Saka. Dan menariknya dengan kuat.

Tapi alangkah terkejutnya Goldy, wajahnya memucat dengan seketika!

Dia tidak bisa mengangkat dan menggeser tubuh Saka yang menurutnya tidak begitu besar itu. Beberapa kali dia berusaha mencobanya, Saka tidak bergerak sama sekali. Jangankan bergerak, bergeser satu inchi pun tidak. Seolah tubuh pemuda itu adalah batu besar yang tertanam di dalam tanah!

"Goldy, kau kenapa sobatku?" temannya heran. Goldy tidak menjawab. Parasnya yang pucat nampak membesi. Menahan marah dan malu.

"Aku tidak percaya, orang ini ..."

"Ada apa dengan dia?"

"Sebaiknya kau bantu aku ...seret orang ini keluar!" Goldy mengeluarkan keringat dingin di dahinya.

"Apa maksudmu?" Yuri semakin bingung.

"Sialan, orang ini berat sekali! Aku gak bisa angkat dia!" Goldy terus terang.

"Apa? Kau tidak sedang bercanda kan?" Yang lainnya terkejut. Tidak percaya. Ketiganya ikut memegang tangan dan baju Saka. Lalu dengan sekuat tenaga menariknya. Berusaha mengangkat dan menyeret pemuda itu. Namun Saka tetap diam tidak bergeming. Berkali-kali mereka mencobanya. tetap saja tidak berhasil. Saka benar-benar seperti terpaku di kursi!

Para pengunjung yang melihat tampak ikut terkejut. Sebagian melongo tidak percaya,sebagian lagi berbisik-bisik, malah ada beberapa orang yang tertawa. Menertawakan kebodohan mereka.

Tidak terkecuali kedua gadis di depannya. Calista Maiden dan Tifani Sykes. Sosialita muda cantik dan selebritis di kota ini.

"Hm, menarik..."

"Maksudmu apa Calista?"

"Ya,orang ini cukup menarik... Aku jadi penasaran siapa dia ..."

"Jangan bilang kau menyukainya, sejak kapan kau menyukai pemuda miskin?"

"Jangan menuduhku seperti itu, aku gak akan menyukai orang macam dia, tapi ... Sepertinya akan cocok jika pemuda ini kujadikan sebagai pengawalku ..." Calista tersenyum simpul. Sangat manis.

"Apa? Pengawalmu? Yang benar saja ..."

"Lihat saja, aku sudah gak sabar melihat akhirnya!" Calista memberi isyarat. Tifani mengerutkan keningnya. Belum bisa mahami apa maksud dari temannya.

Tiba-tiba ....

"Baiklah, sudah selesai main-mainnya!" ujar Saka datar. Dia bangkit berdiri. Tersenyum dingin. Matanya berkilat tajam. Seolah mata Malaikat yang siap mencabut nyawa!

Keempatnya terkejut!

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status