Share

Eagle Sang Pemberontak?

Aaah..." Nuri menjerit. Tidak menduga bahwa pria di depannya akan bergerak begitu cepat, merenggut baju kemeja putih lusuh yang melindungi tubuh mulusnya.

"Luar biasa! Aku benar-benar beruntung malam ini ... ! " Kapten Zacko menggila , napasnya semakin memburu. Melihat pemandangan indah , bagian sensitif, payudara milik sang gadis yang terpampang jelas di depannya.

Nuri yang ketakutan langsung beringsut ke belakang, dengan sejuta perasaan yang berkecamuk. Antara marah, takut, kecewa dan putus asa.

Berusaha menutupi bagian dadanya yang terbuka lebar. Hanya menyisakan pakaian dalamnya yang tidak sempurna menutupi auratnya, Nuri mulai menangis penuh kepiluan, hingga akhirnya menjerit dengan histeris sejadi-jadinya!

"Teriaklah sesukamu, itu malah akan membuatku tambah bersemangat!" Kapten Zacko langsung menerkam Nuri dengan ganas!

"Ti ... Tidak ! Ja..jangan ...lepaskan ! To..tolong ...aku ..." Nuri menjerit.

Meronta.

Berusaha melepaskan himpitan pria bejat di depannya. Namun Kapten Zacko mendadak tuli. Dia tidak mendengar jeritan memilukan apapun dari sang gadis. Itu memang sudah sifatnya.

Semakin gadis itu menjerit, maka hasratnya hidung belangnya semakin memuncak. Nafsu hewaninya terasa menggelegak hebat.

Bagaikan Serigala lapar, Zako terus bergumul dengan tubuh sang gadis, sementara Nuri terus meronta dan bertahan sebisanya, mempertahankan harga diri dan selembar kehormatannya sebagai seorang Wanita.

Sebagai seorang gadis yang belum pernah disentuh pria sebelumnya!

Nuri terus meronta, melawan dengan sekuat tenaga. Sementara Zacki tertawa hebat dan semakin menggila. Dia ingin segera menuntaskan seluruh hasratnya malam ini, tanpa tersisa!

Saat itulah, suara itu terdengar dengan jelas. Mengejutkan keduanya.

KRIIING ! KRIIING ! KRIIING!

***

Sialan! Siapa yang berani mengganggu kesenanganku!? Benar-benar sudah bosan hidup!" Kapten Zacko memaki. Suara itu sangat mengganggunya. Cukup keras, dan tidak mau berhenti.

Menghancurkan kesenangannya.

"Kenapa aku sampai lupa matikan ponsel? Awas saja, kalau ini panggilan tidak penting, aku pasti akan mematahkan lehernya!" maki Zacko dalam hati. Beranjak meninggalkan Nuri yang terpojok.

Nafasnya terdengar memburu. Menahan hasratnya yang siap meledak. Dengan kekesalan memuncak, Zacko mengambil ponsel yang terus berdering dengan hebat di meja.

"Tunggu saja cantik, kita akan lanjutkan nanti ..." ujar Zacko sambil membaca dengan jelas 'nama pengganggu' yang sengaja merusak kesenangannya.

"Mondor, sialan! Kenapa sekarang harus dia yang mengganggu kesenanganku!?" Zacko memencet tombol jawab. Suara bariton menjengkelkan terdengar di ujung sana.

Suara sang Raja.

Emanuel Mondor.

"Halo, Kapten Zacko. Maaf mengganggu waktumu, bisakah kamu datang ke Mansion ku malam ini?"

"Sekarang Tuan? Tapi saya sedang ada urusan urgent yang harus diselesaikan malam ini juga!"

"Ini penting Kapten, sebaiknya kamu segera kemari,"

"Apa tidak sebaiknya via telepon saja Tuan, soalnya saya ..."

"Sejak kapan kau menolak perintahku Kapten Zacko!?Apa kau sudah bosan dengan pekerjaanmu sekarang?"

"Siap, tidak tuan. Maaf tuan Mondor, saya tidak bermaksud begitu, hanya saja bisakah menunggu satu jam saja? Biar saya bereskan urusan saya dulu!" Zacko berusaha menghindar. Dia ingin menyelesaikan apa yang menjadi kesenangannya terlebih dahulu. Walau hanya satu jam, itu sudah lebih dari cukup.

"Satu jam? Memangnya apa yang sedang kau lakukan? Aku tidak berfikir kau sedang melakukan hal yang aneh-aneh. Walau aku sangat tahu siapa kamu! Karena ini menyangkut masa depanmu, Kapten Zacko, maka kau harus menunda kesenanganmu sampai besok hari. Malam ini aku tunggu dalam lima belas menit!" ultimatum Mondor.

Zacko terhenyak.

Menghela napasnya.

Sungguh sial! Umpatnya panjang pendek.

Walaupun dia merasa marah dan kesal dengan sang pemanggil barusan, namun baginya, perintah Mondor adalah perintah Tuhan yang harus dia patuhi. Mau tidak mau dia harus menahan segala hasratnya untuk malam ini.

"Siap tuanku Mondor, saya akan tiba dalam lima belas menit!" Zacko mengalah. Menekan egonya. Menekan hasratnya. Dia harus sabar untuk saat ini.

"Cantik, bersabarlah, kamu tinggalah disini, dan jangan kemana-mana! Kita tunda kesenangannya untuk esok hari,..." Kapten Zacko segera mengenakan pakaiannya. Meninggalkan Nuri sendiri. Yang masih meringkuk di sudut ranjang. Menatapnya nanar.

Penuh kebencian.

***

Nuri secara terbata-bata menceritakan apa yang dialaminya hari ini. Hari yang teramat panjang dan melelahkan baginya. Ketika dia melihat langsung kejadian yang sangat tragis dan memilukan itu di depan matanya.

Teman-teman satu kelompok pergerakannya tiba-tiba diseret dan ditembaki di kota tua. Mereka dibunuh dan dibantai di salah satu sudut terpencil di Stolen Hart city. Tindakan brutal dan biadab tersebut dilakukan oleh para penegak hukum Stolen Hart City. Membuatnya ketakutan setengah mati. Menyisakan trauma dan phobia yang dalam untuknya.

Dan semuanya berawal dari kakaknya sendiri. Eagle, sang pemimpin kelompok pergerakan. Dia dan teman-teman seperjuangannya secara terang-terangan memimpin perlawanan, beroposisi melawan pemerintahan yang sah di kotanya. Berdemo dengan agenda memperjuangkan hak-hak masyarakat bawah yang tertindas, mengkritisi hukum yang carut-marut , mengoreksi keadilan yang menurutnya sangat berat sebelah, dan menuntut Walikota untuk mundur!

Nuri yang berstatus sebagai adik Eagle, mau tidak mau ikut terkena imbasnya. Dia turut terseret dalam pusaran badai yang secara kencang dan masiv dibuat oleh kakaknya sendiri.

Puncaknya adalah beberapa hari kemarin, dan hari ini. Mereka semua, diburu, di tangkap, dipersekusi, bahkan ditembaki dan di bantai secara brutal dan kejam oleh para penegak hukum di Stolen Hart City.

Hingga akhirnya dia yang secara tidak sengaja tertangkap oleh para oknum pasukan tersebut, dan diserahkan pada seorang pemimpin pasukan yang bejat. Lalu diculik dan dibawa kabur oleh anak buahnya yang sama-sama bejat pula. Dan akhirnya bisa terselamatkan dengan pertolongan Saka. Pemuda misterius yang baru saja dilihatnya dikota ini.

"Lalu kemana kakakmu sekarang? Kenapa dia meninggalkanmu sendirian?"

"Kakakku harus pergi menyelamatkan diri, karena menjadi buronan yang paling dicari di senatero kota. Dia sudah memaksaku berkali-kali untuk mengikutinya. Aku selalu menolak, karena saat itu aku sedang dalam masa-masa penting dikampusku..."

"Orang tuamu?"

"Kami anak yatim piatu sejak kecil. Eagle adalah ayah sekaligus ibu bagiku. Dialah yang merawat dan menjagaku dari kecil hingga saat ini. Dia yang selalu membela dan melindungi ku. Bagiku dia adalah Malaikat. Tanpa dia, aku mungkin sudah mati dari dulu ..." Nuri menerangkan. Wajahnya yang cantik nampak berbinar ketika menyebut nama Eagle. Saka melirik gadis cantik di sebelahnya.

"Yatim piatu, ..." gumam Saka lirih. Wajahnya meredup. Dia menunduk. Memejamkan matanya. Ingatan kasar tentang masa lalu berdatangan silih berganti di ingatannya.

Sebenarnya , Saka telah mengawasinya selama beberapa hari ini. Mengawasi dan memantau semua pergerakan kelompoknya termasuk Nuri, semua agenda kegiatannya, apa saja yang dilakukannya, kemanapun dia pergi. Termasuk ketika dia diculik Kapten Zacko dan disekap di hotel. Hingga saat dibawa kemari oleh Welly.

Semuanya tidak luput dari pengamatannya.

Secara informasi yang dia ketahui, Saka telah mengetahui siapa jati diri gadis belia nan cantik ini sebelumnya. Nuri adalah kunci utama untuk bisa menemukan Sang Pemimpin Pergerakan Pemberontak alias Eagle!

Dia merupakan salah satu tokoh yang telah lama dipantau oleh Kerajaan secara langsung karena sepak terjangnya. Masuk dalam daftar hitam orang-orang yang paling di cari di Negeri ini.

"Kau tahu dimana kakakmu sekarang?" pancing Saka. Nuri menoleh. Mata indahnya nampak menerawang. Sejenak mengerutkan alisnya. Berpikir. Lalu akhirnya menggelengkan kepalanya.

"Eagle sudah pergi lebih dari sebulan yang lalu. Dan sejak hari itu aku hilang komunikasi dengannya. Aku hanya dititipkan pada orang-orang kepercayaannya. Kawan dan sudara seperjuangan kami. Dan hari ini, mereka semuanya mati ... Aku ... Aku ... Hhuuu ..." air mata Nuri mengalir. Membasahi pipinya yang putih.

Dia kembali mengingatnya. Peristiwa buruk dan memilukan itu lagi. Ketika pembantaian, darah, orang mati dimana-mana, kembali mengguncang jiwanya.

"Bersabarlah, suatu saat Eagle pasti akan datang mencarimu ..." Saka menenangkan. Nuri mengangguk. Tersenyum tipis. Menyeka air mata matanya.

"Ya, itu pasti. Karena dia sangat menyayangiku! Dia adalah orang yang akan selalu melindungiku ..."

"Baguslah, semoga saja Eagle memang sebaik itu ..."

"Ma...Maksudmu?"

"Ya, kita memang harus segera menemukan dia secepatnya. Aku ingin sekali bertemu dengannya,"

"Kamu, kamu kenal kakakku?" Nuri menoleh. Mata cantiknya kembali berbinar. Saka tersenyum tipis.

"Aku mengenalnya dari orang-orang, dan dia...Sepertinya aku memang harus menanyakan banyak hal kepadanya,"

"Apa kamu juga menganggap Eagle sebagai seorang Pimpinan Pemberontak seperti yang lainnya?" tanya Nuri menyelidiki.

"Aku tidak berpikir seperti itu. Namun berdasarkan apa yang aku tahu, dari beberapa informasi yang ku peroleh, profil dia memang terdengar seperti itu. Apa kamu tidak mengetahuinya atau kamu pura-pura tidak tahu?"

"Aku sangat mengetahui siapa Kakakku, apa yang dia lakukan, apa yang sedang dia usahakan, mimpinya, cita-cita dan obsesimya, aku sangat tahu siapa dia! Eagle tidaklah sejahat seperti yang kamu kira! Maaf, kamu memang orang baik yang telah menyelamatkan hidupku, namun dalam hal ini aku harus membela kakakku! Karena aku sangat faham dan mengerti apa yang dia perjuangkan!"

"Apa yang dia perjuangkan?"

"Dia sangat membenci ketidak adilan, dia sangat membenci para Tirani yang selama ini selalu menjajah orang-orang yang lemah di Kota kami! Eagle menginginkan persamaan Hak antara si Kaya dan si Miskin dalam hal mendapatkan kesempatan hidup yang lebih baik. Mendapatkan pekerjaan, pendidikan, kesehatan, fasilitas umum, persamaan hukum, tanpa harus membeda-bedakan manusia dalam kasta dan status sosial. Karena yang terjadi di sini, tidaklah seperti itu! Kota ini sangat memihak dan dikuasai para penjahat berkedok Penguasa, serta orang-orang kaya yang sok suci dan arogan, yang menganggap kami para orang miskin dan lemah ini adalah lalat pengganggu yang layak untuk di singkirkan!"

"Siapa yang kamu maksud dari para penjahat berkedok Penguasa dan orang-orang kaya tersebut?"

"Mereka para Penguasa dan Pejabat di Kota ini! Mereka menerapkan aturan serta kebijakan sekehendak mereka, tanpa sedikitpun memikirkan kepentingan kami! Kamu tahu bahwa Pajak di Kota ini sangat mahal? Bahkan untuk makan, minum dan bernapas pun kami sangat susah!"

"Aku pikir kamu terlalu tendensius menuduh mereka, karena kamu dan kelompokmu tidak bisa mendapatkan kesempatan yang sama seperti yang mereka dapat, apa aku salah?"

"Kamu pikir kami seperti itu? Aku memutuskan untuk tetap di sini karena study ku, karena aku berkeinginan untuk membawa cita-cita Eagle menjadi kenyataan! Kami tidak menginginkan kekayaan, kami hanya menginginkan Keadilan, Kebijakan yang tidak hanya memihak kepada satu atau segelintir golongan sajja, melainkan merata untuk seluruh masyarakat!"

"Luar biasa, sungguh cita-cita yang sangat mulia. Lalu kenapa Eagle harus menghindar kalau memang yang diperjuangkannya adalah kebenaran?"

"Kalau dia tidak lari, maka nasibnya akan sama dengan saudara-saudaranya, mati dalam kesia-siaan di ujung senapan para penjahat itu!" Nuri tetap membela Eagle. Saka terdiam, menghela napasnya.

"Apakah kamu masih menganggap Eagle seorang penjahat? Pemberontak?" Nuri bertanya dengan datar.

"Aku hanya ingin bertemu dengannya, berdiskusi banyak hal dengannya, mungkin saja kita bisa menjadi kawan," Saka tersenyum simpul.

"Ya, aku berpikir seperti itu. Eagle adalah sosok dan karakter yang baik, kurasa kalian akan cocok satu sama lain!" Nuri kembali tersenyum manis.

"Ya, semoga saja," Saka menggaruk kepalanya.

"Aku yakin itu, karena kalian mempunyai tipikal yang sama, kalian adalah..."

"Sssttt ...." Saka tiba-tiba memberi isyarat dengan telunjuknya. Nuri terdiam. Suara angin terdengar bergemuruh dan kencang di luar sana. Nuri tidak mendengar apa-apa. Tapi lain halnya dengan Saka.

"Bersiaplah, sepertinya kita kedatangan tamu ..."

"Apa?"

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status