Suara brankar didorong dan langkah beberapa orang yang seperti berlari membuat suasana semakin terasa tegang. Vienza sudah dipasangkan oksigen dan juga infus dilengannya. Vienza masih sadar namun matannya seolah mengatakan kalau dia sudah tidak sanggup lagi.
"Ah.......," jerit Vienza dan perawat tahu kalau itu adalah air ketuban Vienza. Tidak ingin terlalu lama salah satu dokter kandungan terbaik dirumah sakit itu yang ikut mendorong brankar Vienza mulai menyuruh para perawat menyiapkan ruang persalinan untuk Vienza.Setelah masuk kedalam ruang persalinan Dokter Khanita keluar lagi bersama Akhtar."Yang Mulia Raja, karena air ketuban Ratu Vienza sudah pecah saya meminta anda untuk mengambil keputusan. Apakah diperbolehkan kalau kami melakukan persalinan normal.""Karena jika harus operasi saya takut keadaan Ratu tidak stabil, karena banyaknya darah yang sudah keluar saat ini."Akhtar tampak berpikir dan Zyan mengeluarkan suaranya."Bukankah Vienza sedang tidakHai...masih ada ekstra part ya...jadi silahkan lanjut ke bab selanjutnya
Akhtar menunggu didepan ruang operasi bersama yang lainnya. Sudah dua jam Vienza didalam sana, dan dia sudah sangat cemas. Lampu operasi belum juga mati hingga setengah jam kemudian lampu yang terus diperhatikan Akhtar mati. Akhtar berdiri membuat yang lain mengikuti apa yang dilakukan Akhtar. Lima belas menit terus berdiri Akhtar masih terus menunggu kehadiran Dokter yang mengatakan kalau Vienza baik-baik saja dan akhirnya dokter bedah yang menangani Vienza juga dokter Khanita menemui Akhtar yang memang menunggu mereka berdua. Dari wajah dokter itu saja Akhtar sudah tahu kalau ini bukan berita baik, Zyan ikut berdiri disampingnya. "Operasi berjalan lancar Yang Mulia, tapi kondisi Ratu Vienza sangat lemah. Dan saat ini sedang kritis," ucap dokter Khanita yang memberikan penjelasan. "Apa maksudnya?" tanya Akhtar nyaris tidak terdengar. "Kita akan menunggu tiga jam lagi. Jika memang tidak ada tanda-tanda kalau Ratu Vienza akan sadar dan detak jantungnya tidak naik maka
Vienza menatap kearah depannya dimana pemandangan Akhtar dan putranya bermain-main. Vienza mengelus perutnya yang juga terdapat kehidupan baru disana, Vienza sedang mengandung lagi anak Akhtar. Usia kehamilannya sudah memasuki enam bulan, semuanya berjalan lancar. Setelah kejadian buruk dulu yang membuat Akhtar sangat memperketat penjagaan istana juga tidak lagi terlihat main-main kepada seorang penghianat. Bahkan untuk hukuman kepada Mentri yang tidak menjalankan sumpah nya sebagai dewan istana, Akhtar tidak segan untuk menghukum penggal mereka didepan masyarakat. Peraturan baru itu diharapkan akan membuat semua mentri benar-benar menjalankan tugas mereka dan melayani masyarakat Wieldburg dengan baik. Sebagai seorang Raja tanggung jawab untuk mensejahterakan rakyatnya ada padanya dan juga kemajuan kerajaan Wieldburg bergantung padanya, cara berpikir dan juga ketangkasannya sangat diperlukan untuk memimpin kerajaannya agar lebih baik lagi dari sebelumnya.Tapi dibalik sik
Seluruh keluarga kerajaan tampak berkumpul di depan ruang persalinan rumah sakit Wieldburg Hospital, rumah sakit yang biasanya menangani keluarga kerajaan.Hari ini Vienza akan melahirkan penerus kedua tahta kerajaan Wieldburg, Vienza sedang ditemani Akhtar didalam ruang persalinan, karena Vienza melahirkan secara normal. Ratu Zira, dan Raja Alvian ada disana untuk menemani anak mereka, Putri Mahira, Pangeran Ghafur dan juga Pangeran Zyan ikut menantikan kelahiran anak Vienza dan Akhtar."Ibund, ayah, bagaimana ?" Suara seorang wanita membuat mereka semua menoleh." Zia, kenapa kamu kesini. Lihat perutmu itu." Kata Zira mengomeli Zia putrinya yang sedang hamil besar. Zia malah tersenyum dan langsung memeluk ayah dan ibunda nya."Maaf ibunda, saya sudah katakan kalau lebih baik menunggu telpon dari ibunda atau Zyan, tapi Zia bersih keras ingin pergi." Reikhan memperlihatkan wajah menyesalnya kepada keluarga Zia."Tidak apa Rei, putri ku yang satu ini memang suka me
Disinilah aku terduduk diatas kamar pengantin dikerajaan fortania ini. Semua hiasan sudah dikenakan dan acara ijab qabul ku sudah dilaksanakan tadi pagi. Aku belum menemui suamiku karena ini adalah permintaan ku. Aku akan menemuinya saat acara resepsi pernikahan kami. Saat penutup wajah yang aku gunakan selama ini kubuka, karena itulah permintaan pihak kerajaan wieldburg.Aku mendengar semua nya, lirik lagu yang dinyanyikan saat ini diaula kerajaan aku mendengarnya dengan jelas. Dan itu suara dirinya. Dia didepanku... Saat aku menatap matanya dia tersenyum. Sebuah ice cream favoritnya menjadi saksi saat cinta itu ku ucapkan. Betapa bahagia diriku saat dia membalas cintaku. Dia adalah satu-satu bunga yang kujaga Dia adalah qiblat cintaku Dia adalah hatiku... Langit-langit kamar kecil ku pun seakan terlukis wajahnya.. Aku benar-benar jatuh kedalam jurang cintanya..
Ghafur ZahtafAku sangat kecewa karena dia membohongiku, aku jatuh cinta kepada sosok wanita lemah lembut yang selalu duduk sendiri di ujung cafe tempat aku bekerja. Aku hanya seorang waiter dan terkadang aku menyanyi di cafe ini. Gadis yang mencuri perhatianku ini adalah seorang murid beasiswa di sekolah bergengsi di london. Aku tahu saat kami berkenalan hingga akhirnya kami saling jatuh cinta, meski hubungan kami baru berjalan satu tahun tapi aku yakin aku sangat mencintainya dan aku bermaksud melamar nya tepat setelah dia lulus tahun ini. Dan saat itu pula semua kepahitan ini harus ku terima. Dia bukan wanita biasa, aku tahu saat dia keluar dari kampusnya menggunakan sebuah mobil mewah dan beberapa pengawal mengikuti mobilnya. Buket bunga buatan ku yang tak seberapa itu pun hancur jatuh dari tanganku. Aku sangat membenci kebohongan dan dia sudah membohongiku dengan mengatakan kalau dia hanya orang biasa seperti ku. Aku bertanya namanya kepad
Akhtar omar bin Malik Dengan senang hati aku menerima permintaan ayahku untuk bertunangan dengan seorang putri yang tersohor kecantikannya dimuka bumi ini. Tidak ada satu pun yang pernah bisa mengungkap bagaimana kecantikan sang putri dibalik penutup wajahnya itu, tapi banyak orang yang percaya kalau sang putri sangat cantik. Bukan karena aku menginginkan putri cantik itu menjadi istriku, tapi karena aku sangat menyayangi ayahku. Aku tidak pernah suka terlibat dengan urusan wanita, cinta tidak pernah ada dalam kamus ku. Dengan gelar Pangeran Mahkota dari kerajaan terpandang tentu tidak susah bagiku menemukan wanita yang mahu menikah dengan ku atau bahkan menjadi teman tidurku. Mereka dengan senang hati melemparkan dirinya kepadaku. Segitu mudahnya hingga aku muak melihat mereka para wanita, tapi bukan berarti aku tidak normal. Putri Vienza, itu lah nama calon istriku, anak dari seorang Raja yang tak kalah tangguhnya dari ayahanda ku. Semingg
Vienza berada di halaman istana bersama beberapa pelayan dan tukang kebun istana. Dia menanam beberapa tangkai bunga mawar putih kesukaannya. Sudah seminggu diistana ini Vienza hanya melakukan hal-hal biasa sebagai seorang Putri dan istri. Dia pergi ke beberapa acara amal dan juga menghadiri undangan. Setelah pawai kerajaan yang dia lakukan bersama Akhtar, dia tidak pernah lagi melihat Akhtar berada didekatnya kecuali saat jam makan. Selebihnya pangeran itu sepertinya sangat sibuk, Vienza bersyukur karena Akhtar tidak lagi pernah masuk kekamar nya. Hari ini dia berinisiatif ingin menanam bunga mawar putih dihalam depan istana. Pelayan takjub melihat Vienza yang tak jijik memegang tanah dan pupuk. Sinar matahari juga tak membuatnya takut dan risih. Ghafur yang berjalan bersama Akhtar melihat Vienza sedang menanam bunga di taman itu, alhasil dia tak terlalu mendengarkan apa yang dibicarakan oleh Akhtar. Dia tidak tahu saat Akht
Akhtar membeku melihat Vienza berada diruang pribadinya ini. Sama dengan halnya Tania, dia juga terkejut melihat wanita yang dia tahu pasti istri dari Akhtar. Putri Vienza ini benar-benar cantik pikirnya, pantas saja Akhtar belakangan ini susah sekali menemuinya. "Apa yang kau lakukan disini Vienza?" Akhtar masih ditempatnya menatap Vienza dengan perasaan campur aduk. Bagaimana tidak, istrinya itu memakai gaun tidur tipis dan tanpa bra nya. Sedikit dari dada Vienza terlihat dan leher mulus itu menggoda Akhtar sekarang. "Aku sedang melihat apa yang dilakukan suamiku diruangan ini bersama wanita lain". Vienza tidak suka berbasa-basi jadi dia langsung menyampaikan isi dari pikirannya. Dan sekarang dia sangat menyesali ucapannya. Akhtar menyeringai puas melihat wajah kesal Vienza. "Hahahhahaha... Maafkan aku Tuan Putri. Kau jangan takut aku akan melakukan hal macam-macam kepada suamimu ini. Yah... Walaupun dulu kami sering melakukannya." Tania berjala