"kau takkan pernah tahu takdir , bahkan kau takkan menyangka bahwa Kematianmu adalah setelah kau mencicipi secuil kebahagiaan,"
Selamat membaca .
_______________________________________
AUTHOR POV
Manhattan, New York
Terdengar begitu keras suara alunan musik rock menggema di ruang tamu, terlihat sesosok gadis yang terbaring di sofa dengan tatapan yang begitu jenuh.
Gadis itu menutup telinganya sendiri "astagaa Mario.. kuharap telingamu itu tidak pecah dengan volume sebesar ini," teriak Grace ditunjukkan pada Mario yang terlihat menikmati.
Rasanya musik rock sudah menjadi sarapan setiap hari bagi Mario, "hai baby nikmatilah, Musik ini sungguh enak," Mario adalah kekasih Grace, ia sudah menjalin hubungan hampir 2 tahun namun ia sempat menjalin hubungan jarak jauh karena urusan keluarga dan Mario yang harus berpindah.
Melihat Mario kekasih tercinta nya lebih memilih musik rock dibanding dirinya yang di biarkan, gadis itu berdiri dari sofa, " aku pulang saja, menikah saja dengan musik jangan dengan ku," ucap Grace.
Mario memeluk Grace dari belakang menahan tubuh Grace, "baiklah aku matikan," ucap Mario mengambil remot lalu menekan tombol off.
Terluas senyum kecil di bibir Grace, "I love you Mario," Grace sungguh mencintai Mario dan ia sudah menetapkan hatinya hanya untuk Mario.
Begitupun sebaliknya, Mario sangat mencintai Grace, "I love you too Grace," ia membalas dengan mencium rambut Grace.
"Grace kau takkan meninggalkan aku kan?" Tanya Mario menarik tubuh Grace jatuh atas sofa yang baru saja ia duduki.
Grace menggelengkan kepala berulang kali, "tidak, bagaimana aku bisa jatuh cinta dengan pria lain jika namamu sudah tertanam indah di jantungku Mario?"
"Grace tunggulah aku kaya, aku akan membuat pernikahan kita indah bagai dongeng Grace," seru Mario meyakinkan Grace.
Sebenarnya Grace tak begitu masalah dengan status Mario saat ini yang bisa dibilang jauh dari kata kaya raya, namun Grace menyetujui saja ucapan Mario karena itu juga baik untuk masa depannya.
"Aku selalu menunggumu Mario," Grace sudah bertekad akan menikah dengan Mario, bahkan ia menjaga kesuciannya demi Mario yang nanti akan menjadi suaminya.
Mereka berdua begitu saling setia, bahkan saling terbuka dengan semua hal, bukankah itu pasangan yang sangat sulit di dapatkan?
_____***____
Berbanding balik dengan pasangan Kenzo dan Jesseli, mereka lebih suka dengan sesuatu yang berhubungan dengan Sex, baginya itu adalah hal paling yang menyenangkan.
Setelah cukup lama mereka saling bercumbu di dalam kamar Kenzo memakai kembali jas nya dengan rapi "terimakasih waktumu baby, aku mencintaimu,"
Jesseli tersenyum kepada tunangan tercintanya, "aku juga mencintaimu Ken, kau takkan pernah berpaling dariku kan Ken?" Jesseli telah menyerahkan sepenuh hidupnya pada Kenzo, bahkan satu-satunya mahkota yang ia punya telah ia berikan kepada Kenzo.
Namun semua itu tak merubah pandangan Kenzo bahwa jesseli adalah wanita murahan, tidak... tentu tidak sama sekali, justru itulah yang membuat Kenzo jatuh cinta dengan keberanian nya. Dan hari pernikahan mereka akan dilaksanakan dalam waktu empat hari lagi .
"Bergantilah baju, kita akan ke club seperti biasanya," perintah Kenzo dengan mengelus lembut pucuk kepala Jesseli.
Mereka sudah sampai ditempat club, wanita-wanita dengan balutan gaun seksi tentu sudah tak asing, lampu yang penuh warna selalu mengisi seluruh ruangan, ditambah dengan musik yang selalu membuat tubuh merasa tak ingin berhenti untuk bergerak.
Disana sudah ada Roger dan Pete yang menunggu mereka untuk bergabung bersama, "Hai Ken," Roger menyapa dengan bersalaman ciri khas mereka, "Hai Roger," Ken tersenyum pada Roger, disamping Roger terlihat Pete yang juga senang menyambut kedatangan mereka.
"Kau tahu, kita harus bermain judi malam ini," Roger berbicara kepada Ken yang tentu tak perlu di tanyakan tentang kehebatan seorang Kenzo jika bermain Judi .
"Oh ya? Apakah ada lawan?" ucap Kenzo meremehkan.
Roger menarik tangan Kenzo diikuti Pete yang menarik tangan Jesseli, ia mengajak Ken ke tempat dimana disana terdapat sebuah meja dan kartu sebagai permainannya. Sudah ada beberapa orang yang menyerah karena uang mereka telah habis, dan masih ada sebagian yang bertahan dengan uang yang dimiliki.
Mata Ken tertuju pada seorang pria bersama dengan satu wanita cantik dengan tumpukan uang di depan, itu artinya bahwa pria itu adalah pemain yang memenangkan beberapa kali, sepertinya Ken tertarik sekarang.
"Aku pertaruhkan tunanganku Jesseli, tapi aku ingin kau pertaruhkan seluruh uang mu yang ada di depan meja," tiba-tiba saja Ken berbicara seperti itu, tentu Jesseli syok dengan Ken yang bermaksud ingin mempertaruhkan dirinya.
Sedangkan Roger dan Pete malah tersenyum melihat sosok Ken, "ini lah yang aku tunggu," ucap Roger.
Ken duduk di hadapan pria yang ia sendiri pun tak kenal, ia menarik lengan Jesseli dan memangku nya di atas paha kiri, "bagaimana apakah kau tertarik, aku mempertaruhkan tunangan ku," mata Jesseli sudah memandang Ken dengan tatapan tak suka, namun Ken hanya mengedipkan sebelah mata yang berarti semua akan baik-baik saja.
"Baiklah," balas pria itu dengan menatap Jesseli penuh nafsu karena kecantikannya.
Dengan persetujuan masing-masing mulailah satu orang pria mengocok kartu di tangannya tanpa memihak antara satu dan lainya. Ken mengambil beberapa lembar kartu yang sudah dibagi untuknya, begitupun dengan pria yang di depan Ken.
Terlihat keduanya begitu serius dalam bermain hingga beberapa menit Ken tersenyum jahat dan menunjukan seluruh kartu yang ia punya, "i'm the winner," ucap Ken dengan senyuman jahat.
Wajah Jesseli begitu lega mendengar kata itu, sungguh ia tak bisa membayangkan jika Ken akan kalah dalam permainan ini.
Pria itu terlihat syok dengan kehebatan Ken dalam bermain, dengan paksa pria itu menyerahkan uang yang dari tadi ia kumpulkan dengan susah payah namun hilang sekejap bahkan dalam hitungan menit, "aku salut dengan cara bermain mu, siapa namamu," tanya pria itu penasaran.
"Kenzo Jordanio, tapi kau bisa memanggilku ku hanya dengan 3 huruf saja yaitu KEN," ucap Ken, mengulurkan tangan sebagai tanda perkenalan.
"Aku Nicholas, senang bertemu denganmu Ken," ia membalas uluran tangan Ken.
Ken berdiri meninggalkan Nicholas, tentu Ken sudah menyuruh Roger dan Pete merampas uang nya dan mereka kembali duduk di tempat semula yaitu di depan bartender.
"Tak ada yang bisa mengalahkan ku, kau lihat? Oh ya pesanlah minuman yang kau mau dan bayarkan saja uang itu," ucap Ken meneguk cairan keemasannya.
Jesseli sang tunangan pun ikut merayakan kemenangan kecil itu, ia bahkan meminum 4 gelas bir yang cukup membuatnya pusing .
"Ken dimana kunci mobilmu, aku ingin mengambil ponselku," ucap Jesseli lupa bahwa ia harus menghubungi teman untuk mengajaknya bergabung, namun kesalahannya adalah mengapa disaat ia mabuk?
Ken memberikan kunci mobil itu kepada Jesseli, dan Jesseli pun berjalan sedikit berat menuju mobil. Sesampai di luar pintu Jesseli melihat bahwa mobil Ken berada sedikit jauh dan harus menyeberang, ia melangkah tak memperhatikan kanan dan kiri. Ia masih saja terus berjalan beranggapan tak ada kendaraan yang akan lewat.
Bruuuugggg.....
Sebuah mobil telah menabrak tubuh Jesseli dengan keras, akibat benturan itu kepala Jesseli terhantam oleh aspal dan mengeluarkan banyak darah yang mengalir di kepalanya.
____________________________
Haiiii.... Follow i* aku yaa.. i* : Hes_Ree
•Ketika rasa amarah itu sudah tumbuh, jangankan benci , bahkan meskipun kau benar kau akan tetap bersalah di matanya•_______________________________________Sesosok gadis yang berada di dalam mobil tertegun cukup lama melihat apa yang baru saja ia lakukan, saat ini ia berharap bahwa semua ini hanyalah mimpi."Tidak," ucap Grace tersadar bahwa ia telah menabrak seseorang. Ia turun dari mobilnya melihat seorang gadis tergeletak di aspal dengan darah yang begitu banyak di kepala, "haaaa...astaga tolong bantu aku," dengan wajah panik Grace segera menghampiri gadis tersebut."Tolong, tolong aku," teriak Grace meminta bantuan dan meletakkan kepala Jesseli di atas paha.Datanglah seorang pria yang baru saja keluar dari pintu bar, sepertinya ia juga habis mabuk, "hai kau menabrak teman ku," ternyata pria itu adalah Pete, Ken menyuruh Pete untuk menjemput Jesseli k
•Entah Itu pria baik atau buruk , percayalah , seorang pria memiliki cara sendiri untuk memikat hati wanita •_______________________________________Mereka bertatapan mata cukup lama, Grace yang mencoba mencerna arti ucapan pria yang tak ia kenali itu, sedangkan Ken menatap Grace penuh kebencian di matanya."Maaf nona, adik anda diharuskan melakukan kemoterapi secepatnya jika ingin segera sembuh, " suara salah satu perawat yang mampu membuat Ken melepas tubuh Grace dan perawat itu pergi meninggalkan mereka berdua."Kemoterapi? Pasti itu mahal," Grace mengucapkan itu secara tak sadar jika di depannya ada sosok Ken yang masih bisa mendengar itu walau pelan, "lupakan soal membayar Jesseli tunanganku, kau membayar biaya adikmu saja tidak bisa," ejek Ken malah menghina dengan pedas di depan Grace."Kau dengar ya, aku mempunyai kekasih bernama Mario dan aku yakin
•Entah Itu pria baik atau buruk , percayalah , seorang pria memiliki cara sendiri untuk memikat hati wanita • _______________________________________ Mereka bertatapan mata cukup lama, Grace yang mencoba mencerna arti ucapan pria yang tak ia kenali itu, sedangkan Ken menatap Grace penuh kebencian di matanya. "Maaf nona, adik anda diharuskan melakukan kemoterapi secepatnya jika ingin segera sembuh, " suara salah satu perawat yang mampu membuat Ken melepas tubuh Grace dan perawat itu pergi meninggalkan mereka berdua. "Kemoterapi? Pasti itu mahal," Grace mengucapkan itu secara tak sadar jika di depannya ada sosok Ken yang masih bisa mendengar itu walau pelan, "lupakan soal membayar Jesseli tunanganku, kau membayar biaya adikmu saja tidak bisa," ejek Ken malah menghina dengan pedas di depan Grace. "Kau dengar ya, aku mempunyai kekasih bernama Mario dan aku yakin
merasa tak ada jawaban dari bibir grace, ken mengeluarkan selembar kartu nama di saku nya, "pikirkan ulang... jika kau setuju hubungi aku," ken menatap sebentar mata gadis itu lalu berbalik badan dan pergi meninggalkan grace. saat pria itu sudah benar-benar menghilang dari pintu grace membaca kartu nama itu, "kenzo jordanio, unik sekali namanya, astaga jadi dia ini orang kaya," ucap grace pelan setelah membaca kartu namanya dan melihat sosok pria itu adalah pemilik dari salah satu televisi swasta tersirat sebuah pemikiran di benak grace untuk menerima permintaan ken, namun bukan didasari dengan cinta melainkan materi, "tak apa aku menikah dengannya, mario tak perlu tahu itu lagipula kita tidak seranjang. dan aku akan mengambil seluruh uang pria itu dan setelah itu aku akan menikah dengan mario," grace mengambil lembaran uang dan atm, segera ia membayar seluruh biaya pengobatan chri ____***__
Sebenarnya persiapan pernikahan telah di mulai jauh-jauh hari sebelumnya, hanya saja yang membedakan adalah pengantin wanita saja.Ken bersama kedua temannya dan Grace menuju sebuah boutique gaun wanita, Ken mengambil kursi dan duduk dengan memandangi seluruh gaun-gaun putih itu, "baiklah kau bisa memilih Grace, terserah kau pilih yang mana," Ucap Ken.Yah anggap saja perlakuan itu itu adalah permulaan perkenalan bagi dia dan Grace, tentu saja selanjutnya Ken akan memperlakukan Grace seperti apa yang sudah ia rencanakan."Kelihatannya ini bagus Ken," Grace Menunjuk gaun putih tanpa lengan yang memiliki ekor di bagian belakang.Ken mulai mengangkat satu tanganya memanggil salah satu karyawan boutique menyuruh untuk membungkus dengan rapi gaun tersebut, Ken mulai berjalan di kasir membayar nya dengan sebuah ATM miliknya.Sesudah itu mereka kembali masuk ke dalam mobil, Ken yang men
Ken keluar dari kamar Grace membanting keras pintu itu dan berjalan menuju kamarnya, setiba ia di kamar terlihat laptop yang sudah berada di atas kasur , ia duduk di atas kasur dan membuka laptopnya"dasar jalang , paras mu memang cantik Grace justru itu aku takkan menyia-nyiakan kecantikan mu "Drt .. drt ..Dering ponsel Ken bergetar , ia melihat di depan layar tertulis nama ibunya ia pun mengangkat telepon itu "ada apa ibu ""Ken aku melihat Grace bukanlah wanita yang buruk ""Ibu kuharap jangan ikut campur , kumohon""Baiklah Ken terserah padamu tapi jangan pernah menyesal di kemudian hari, ibu takkan mengurusi hidupmu tapi ibu hanya mengingatkan""Baik ibu terimakasih"Ken mematikan pembicaraan singkat itu, membuang kasar ponsel itu di kasur " jalang sialan , bagaimana ibu bisa menyukai gadis
Kedua pria itu bersulang kecil dengan segelas minuman yang sudah terisi dengan cairan keemasan "aku pulang Roger " menepuk pundak Roger seperti biasa "jangan pulang dulu Ken , bukankah kau ingin membuat dia menangis " menahan pundak Ken sebentar.Pete yang hampir kewalahan menahan tubuh Grace yang selalu merontah kembali berjalan mendekatkan gadis itu pada Ken "Ken mau kau apakan istrimu ini , aku sudah tidak sanggup menahan nya lagi " Pete melepaskan tubuh Grace berganti Ken yang mengunci tangannya "kau lelaki brengsek Ken , kau mesum , kau menjijikan , lepaskan aku " teriak Grace masih dalam dekapan Ken."Kita lihat siapa yang lebih menjijikan nantinya" Ken mendorong tubuh Grace tepat di arah Roger "oohh rileks lah sejenak gadisku " sahut Roger yang menangkap tubuh nya dan mencolek dagu Grace "jangan pernah sentuh aku dengan tangan kotor mu itu bodoh " dengan berani gadis itu meludahi wajah Roger .Hal itu membuat emos
Jangankan untuk tidur dengan pria asing , tidur dengan suaminya saja Grace sama sekali tidak ingin melakukan itu, "tidak, bagaimana bisa aku menyerahkan mahkota ku dengan pria asing dan lebih asing dari Ken. Tidak, aku tidak menginginkan itu," batin Grace.Entah apa jadinya jika Mario mengerti bahwa ia sudah tidak perawan saat menikah dengan Mario."Mariooo tolong aku," teriak Grace.Mendengar nama itu Roger tertawa lucu, "Mario? Kau memanggil Mario? Kau harus dengar ini Grace, tak ada yang menolong mu karena Ken lah yang menyuruh ku untuk memperkosa mu," mungkin Grace mengerti bahwa pria yang kini berstatus suami itu akan menghancurkan hidupnya, namun Grace sungguh tak menyangka bahwa Ken sejahat itu menyuruh pria lain untuk tidur dengannya. Seakan itu adalah sebuah petir yang menyambar hati Grace, tak bisakah pria bernama Ken sedikit lebih baik daripada ini? Sehina ini kah arti dirinya dimata Ken?