Ditabrak truk langsung pindah dunia. Oh, kali ini beda caranya. Shi Jiu pindah dunia setelah disambar petir saat bersantai di Pantai Selatan. Begitu pindah dunia, yang menyambutnya adalah dua naga dari sembilan naga yang turun ke bumi. Shi Jiu mencoba mencari jalan pulang dan bersama dengan dua naga serupa yin dan yang. Mereka mengumpulkan sembilan pusaka yang dijaga sembilan naga. "Namaku Shenlong dan aku merindukanmu, Jiu." "Mengapa kau mau melakukan ini? menolongku yang bukan siapa-siapa.” "Kau lebih dari yang dirimu pikirkan, Jiu.” Perjalanan ini akan panjang, penuh liku, dan menguak masa lalu Jiu yang tidak pernah dia sangka. Mimpi yang kerap kali singgah bersama ramalan ratusan tahun ternyata tertuju pada dirinya. Mampukah dia bertahan, atau memilih menyerah pada takdir.
View MoreDanau Gang yang terletak tidak jauh dari Kota Wuzhishan memiliki bentuk seperti bulan sabit. Memiliki luas perairan 300 kilometer persegi dan masuk ke dalam daftar danau terbesar. Selain itu Danau Gang menjadi titik temu bagi dua puluh arus aliran sungai yang bermuara ke laut. Meskipun hampir ratusan kilometer di sekitarnya dilanda kekeringan parah akibat amukan naga Panlong. Danau Gang adalah pengecualian, dikarenakan disana tempat bersemayamnya salah satu dari sembilan naga. Menurut urutan dari yang termuda, Panlong berada di urutan ke tiga. Dia lebih tua dari Huanglong sementara Long Wang adalah naga terakhir. Meski begitu, naga air dari Danau Gang lebih suka mengambil wujud remaja laki-laki berusia belasan tahun. Tidak jarang pula menyamar sebagai anak umur sepuluh tahun. Meski begitu, kebijaksanaan dan cara pandang serta kemampuannya tentu lebih tinggi. Sebelum terjadinya bencana besar, warga Kota Wuzhishan sering mengunjungi Danau Gang bersama keluarga. Mereka menjadikan temp
Pertandingan pertama di hari kedua dimulai. Dua orang pemuda turun ke arena sebagai perwakilan dari sekte masing-masing. Usia mereka sembilan belas tahun dengan perawakan sama tinggi. Setelah pembawa acara mundur dan partisipan memberi salam, maka dimulailah putaran pertama. Pemuda berbaju hitam menyerang pertama, melakukan teknik pedang kasar, serta serangan bertubi-tubi. Lawannya berseragam biru bertahan selama hampir satu menit sebelum ia balas menyerang. Teknik berpedangnya lebih halus dari pada pemuda berbaju hitam. Ia juga mengeluarkan teknik andalannya, “Gerakan ke-13 … Amukan Pedang Baja!”Para penonton berseru semangat melihat teknik dari pemuda berbaju biru. Ia berhasil menjatuhkan lawan dengan kemampuan luar biasa. Pembawa acara mengangkat tangan, menyatakan pertandingan telah usai. Pertandingan berikutnya, seorang gadis berusia delapan belas tahun melawan pemuda sembilan belas tahun. Gadis cantik berambut panjang dengan seragam putih. Penonton berseru memberi semangat pa
Kuil Kuda Putih hari ini juga ramai dipenuhi orang-orang yang ingin menonton. Pertandingan Seni Bela Diri ke-10 hari ke-2 semakin panas suasananya. Beberapa sudah membentuk kelompok untuk mendukung pilihan dan jagoan mereka. Shenlong, Huanglong dan Long Wang melihat keramaian di depan mata. Beberapa orang menawarkan barang dagangan berupa pernak-pernik menggambarkan tiap peserta yang akan bertanding hari ini. “Poster Shi Jiu si Pendekar Wanita hanya 5 yuan!” seru pedagang di arah kanan. Tangannya membentangkan banner landscape berukuran 234 x 60 dengan lukisan wajah Shi Jiu. Ia juga menjajakan kipas lipat bagi penonton agar tidak kepanasan. Di sebelah pedagang itu, ada penjual yang tidak mau kalah. Ia menyuruh temannya untuk masing-masing memegang ujung spanduk. Ukurannya lebih lebar dari penjual poster Shi Jiu. Wajah yang terpampang di sana adalah remaja laki-laki berambut abu-abu, Pan. Penjual itu berpose dengan dua tangan terbuka lebar memperlihatkan spanduk Pan. “Poster besar u
Malam hari selepas acara pertandingan hari pertama. Disalah satu ruangan milik Kuil Kuda Putih. Sedang diadakannya rapat untuk membahas kemampuan para peserta. Ada sekitar lima orang, umur mereka rata-rata 45-60 tahun. Mereka membahas peserta-peserta unggulan dengan semangat. Sambil menunggu orang penting yang menjadi pelopor diadakannya pertandingan akbar ini.Suara pintu dibuka sontak membuat lima orang di dalam berdiri. Mereka menyambut kedatangan pria tua berusia tujuh puluh tahun, berambut dan berjenggot putih. Dia masuk dengan tenang, dari tubuhnya terpancar kharisma seorang pemimpin. Semua orang memperlakukannya penuh hormat. ia duduk di ujung meja yang diperuntukan bagi mereka yang berstatus paling tinggi. “Selamat malam wahai saudara-saudaraku,” Shi Kang menyapa ramah. “Aku percaya bahwa ini pertama kalinya setelah sepuluh tahun melangsungkan pertandingan akbar. Kita kedatangan bintang jatuh yang luar biasa. Tidak hanya satu, melainkan tiga sekaligus. Tentu ini merupakan sua
Shi Jiu melangkah kembali ke ruang tunggu. Di sana ia disambut oleh Pan, remaja itu berseru girang, mengucapkan selamat. Kali ini tidak ada raut datar di wajah Jiu maupun tatapan waspada. Hatinya sedang senang karena berhasil menguji kemampuan sekaligus memenangkan pertandingan. “Terima kasih, setelah ini giliran kamu, bukan? Semangat!” balasnya menyemangati. “Kau tidak mau menonton pertandingan ku?” pertanyaan tiba-tiba itu mengejutkan Shi Jiu. Tidak ada televisi seperti di dunia Jiu. Sehingga para partisipan tidak ada yang bisa melihat jalannya pertandingan selain dari bangku penonton. Mereka mengetahui nama pemenang dari suara keras sang pembawa acara. Sama seperti pertandingan sebelumnya, Jiu pastinya tidak akan menonton pertandingan Pan. “Peserta dilarang pergi dari ruang tunggu sampai acara selesai, kau tahu itu, Pan.” Jiu mengingatkan. Pemuda itu mengangkat bahu, menyeringai licik. “Itu kalau kita ketahuan,” bisiknya. Belum sempat Jiu bertanya maksudnya, Pan sudah menarikn
Suasana di arena pertandingan saat ini lengang, dua partisipan saling pandang. Seorang gadis muda melawan pemuda. Pembawa acara memberitahu kalau mereka seumuran, sama-sama berusia 20 tahun dan seorang ahli bela diri dari pelatihan mandiri —bukan berasal dari sekte manapun. Seorang pemuda berambut coklat bermata hitam dengan baju coklat gelap. Segaris senyum percaya diri menghias wajah tampannya. Pembawa acara berdiri di tengah-tengah, “Partisipan selanjutnya! Shi Jiu melawan Dou Ju!” Shi Jiu dan Dou Ju saling memberikan hormat satu sama lain. Mereka menyatukan kepalan tangan dengan telapak tangan di depan dada dan membungkuk sedikit. Dou Ju memundurkan kaki kanan, memasang kuda-kuda. Pedang di tangan kanan berada di samping wajah sementara tangan kiri posisinya lurus sejajar dada. “Postur tubuh dan kuda-kudanya bagus,” Shenlong berkomentar di bangku penonton. Huanglong mengangguk setuju, “dia mengambil posisi dimana dia bisa menyerang ataupun bertahan tergantung situasi. Pendek
Riuh pikuk keramaian dari barisan penonton terdengar memenuhi lapangan luas. Mereka berada di salah satu lokasi yang memang diperuntukan untuk latihan tanding maupun menyelenggarakan acara penting. Tanah luas berukuran setengah hektar, bangku panjang terbuat dari kayu disusun rapi menjadi empat baris memanjang. Di bagian depan tentu saja tempat duduk terbaik khusus para sponsor dan juga petinggi Kuil Kuda Putih. Di tengah-tengahnya terdapat batu pualam yang ditanam dan disusun menjadi persegi empat. Di sanalah arena tempat pertandingan seni bela diri berlangsung. Shenlong, Huanglong dan Long Wang duduk di barisan ketiga. Mata emas naga angin dapat melihat jelas sosok pemimpin sekte Kuil Kuda Putih. Seorang remaja tanggung berambut hitam panjang sepunggung, tanpa cahaya kehidupan dimatanya. Bocah itu lebih mirip boneka ketimbang seorang pemimpin. Begitulah kesan pertama yang Shenlong dapatkan dari Mao Niu. Setelah menunggu setengah jam, akhirnya seorang pemuda berjalan ke tengah lapa
Dua hari berlalu tanpa ada insiden berarti sejak mereka tiba di kota. Sambil menunggu hari pertandingan akbar, tiga naga melatih Shi Jiu seperti biasa. Kemampuan gadis itu meningkat pesat lebih cepat dari manusia biasa. Hal ini sempat menjadi bahan pembicaraan antara tiga naga. Shenlong tidak ingin nantinya Shi Jiu mendapatkan perhatian tidak berguna dari para seniman bela diri. Menurut sang naga biru, belum waktunya dunia mengetahui kemampuan Jiu. Cukuplah sekali mereka mengguncang dunia dengan berita mengenai Shi Jiu adalah reinkarnasi dari Ying er. Berbeda dengan Shenlong, naga kuning Huanglong merasa sudah waktunya Jiu memperlihatkan kemampuannya pada dunia pelan-pelan. Ia mendukung keputusan gadis itu untuk mengikuti pertandingan seni bela diri. Selain menjajal kemampuan, kesempatan ini bisa menjadi pengalaman untuk Jiu. Long Wang juga memberikan suaranya meski dia terbilang baru mengenal Jiu. Naga lautan mendukung Huanglong sehingga membuat pemungutan suara menjadi dua lawan sa
“Ada apa, Jiu?” Shenlong sekali lagi bertanya, melihat gadis itu terdiam menatap udara kosong. Naga biru ikut menoleh sekitar, mencoba merasakan aura keberadaan asing namun nihil. Sekali lagi ia bertanya, “kau bersama siapa?”Kali ini Jiu menjawab pertanyaan Shenlong, “bersama seorang anak laki-laki. Tapi sudahlah, tidak penting. Dia hanya remaja aneh yang terlalu banyak energi.” segaris senyum ia berikan pada sang naga, menarik tangannya untuk segera melangkah pergi. Lagi pula sudah tidak ada urusan mereka di distrik perbelanjaan. Waktunya mencari dua temannya yang lain di area lain.“Kira-kira kemana perginya, Huanglong dan Long Wang? Akan memakan waktu lama mencari mereka di tempat baru seperti ini.” gerutuan Shi Jiu hanya ditanggapi senyum tipis oleh Shenlong. Sebenarnya tidak susah mencari keberadaan naga satu sama lain. Mereka memiliki tali penghubung kasatmata yang hanya mereka sendiri dapat merasakannya. Shenlong memejamkan mata, menajamkan panca indra. Sedetik kemudian samar
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.