Share

6. Ciuman Gila Suamiku

"Istriku sayang, inilah yang dinamakan sebuah ciuman."

Richard mengatakan itu, lantas membungkuk dan meraih daguku dengan satu tangan agar aku memandangnya.

Lalu, tanpa ragu sama sekali, dia pun menutupi bibirku dengan bibirnya. Saat aku mencoba menarik wajahku ke belakang, dia langsung menopang bagian belakang kepalaku dengan satu tangan untuk mencegahku melarikan diri.

Tempat tidurnya sedikit bergoyang. Richard melompat ke tempat tidur dalam sekejap, menopang tubuhnya dengan tangannya dan mengunciku di dalamnya.

"Mmmmhh!"

Aku sedikit berteriak saat lidah Richard mulai bergerak-gerak dengan sungguh-sungguh di mulutku.

Mula-mula lidah itu menembus setiap gigi seolah menghitung jumlah gigi di mulutku, lalu masuk lebih dalam dan dengan lembut menggaruk langit-langit mulutku.

Meskipun aku tidak pernah punya pengalaman dengan pria lain, tapi aku yakin. Pria ini, suamiku, adalah pencium yang sangat baik.

Bibir lembutnya yang menyentuh leherku sungguh merangsang, sehingga aku mengalihkan pandangan secara reflek.

Richard segera menyentuh pipiku dan mengarahkan wajahku menghadap ke arahnya.

"Lihat aku, Jeany."

Lidah merah Richard menjilat bibirku, warnanya sama dengan milikku. Penampilannya begitu sensual dan luar biasa sehingga aku memejamkan mata.

"Aku sdah bilang kalau kamu buat harus lihat wajah suamimu, Jeany."

Dia memperingatkan. Suaranya yang tegas membuat aku merinding.

Perlahan aku membuka mataku, dan Richard tersenyum padaku seolah aku telah melakukan pekerjaan dengan baik sebelum menggigit bibir bawahku.

Saat aku tersentak dan tanpa sadar dan membuka mulutku, segumpal daging panas menembus ke dalam sana.

Lidah Richard mengusap lembut bagian dalam mulutku, tidak cepat maupun lambat. Saat dia terus menstimulasiku, perasaan mendesak yang aku tidak tahu sedang terbangun muncul di dalam diriku.

Panas menggenang di perutku dan menyapuku dalam gelombang.

Tanpa diminta, tubuhku melompat dan menekan dada Richard yang kokoh, dan baru setelah aku merasakan daging orang lain menempel di tubuhku, nafsuku sedikit mereda.

"Mm, ahh."

Erangan yang keluar dari sela-sela gigiku, membuat pria yang sedang menciumku itu tersenyum.

Richard menarik diri, tampak puas dengan reaksiku. Aku yang merasa frustasi dengan ciuman yang luar biasa ini, tanpa sadar dengan berani menjambak rambut hitamnya dengan penuh semangat, mendambakan bibir pria itu dengan rakus. Tenggorokanku kering karena air liur yang manis dan hangat.

"Haah, haah, haah."

Aku terus mengeluarkan suara erangan aneh, sementara dadaku rasanya ingin meledak karena sensasi ciuman yang begitu panas.

"Bagus, Jeany. Jangan ditahan," bisik Richard, membelai lembut leherku dengan lidahnya yang panas, sehingga tubuhku gemetar secara reflek. Perasaan aneh membanjiri diriku seperti ektasi.

Ciuman pria ini benar-benar membuat aku gila sehingga membuat aku menginginkan lebih dan lebih.

Richard yang terlihat sangat senang dengan erangan yang keluar dari mulutku, menciumku lebih dalam dan dalam. Lidah kami kembali terjerat dan jantungku berdegup sangat kencang.

Setiap kali kami berciuman, aku seperti kehilangan jiwaku. Apalagi saat berpikir bahwa bagaimana pria yang sangat tampan ini, terlihat begitu menginginkan diriku.

"Rich, ahh."

Ciuman Richard semakin memanas, dia sungguh pencium yang handal.

Saat aku sibuk memikirkan siapa wanita yang sering dicium oleh Richard, tiba-tiba suamiku itu menatap mataku dan melepaskan bibirnya.

"Sepertinya kamu punya waktu untuk memikirkan

hal lain, istriku."

"Apa? Oh!"

Bibirnya nmenyentuh tengkukku. Sensasi yang dia berikan membuat aku menjerit tanpa sadar.

"Tunggu! Tunggu!"

Aku tiba-tiba ingat jika harus mengatakan sesuatu yang sangat penting kepada Richard, jadi aku meraih bahunya dan mendorongnya. Meski begitu, dia menjilat leherku dan akhirnya mulai menggigit dan menghisap.

"Tunggu! Rich... ada yang ingin kukatakan!" seruku lagi.

Ketika aku terus berteriak bahwa aku ingin mengatakan sesuatu, Richard menarik leherku

dengan keras dan menjauh.

"Dalam situasi ini... apa yang ingin kamu katakan, Jeany?"

Aku bisa merasakan suaranya sangat pelan, terlihat terganggu dengan interupsi dariku.

Meski begitu, bibirnya kembali mendekat dan menyentuh leherku sehingga tubuhku rasanya mendingin karena stimulasi.

Richard sepertinya sama denganku, dari gerakannya yang tak sabar, aku yakin dia sedang terangsang karena ciuman kami ini.

Meski begitu, aku harus tetap mengatakan ini demi keselamatan jiwaku.

"Janjimu. jangan lupa. Kamu harus menepati janjimu untuk tidak langsung membunuhku setelah kita menikah, Rich."

Segera setelah aku selesai berbicara, mata suamiku yang tampan itu, yang awalnya dipenuhi panas, mendingin dengan cepat.

Gemetar, aku sedikit menghindari memandangnya agar tidak terlihat kalau tidak terlalu peduli dengan situasi Richard sekarang.

Aku harus mendapatkan janji itu, demi mengamankan masa depanku!

Bagaimana jika setelah dia puas menciumku, dia langsung membunuhku? Itu sangat menakutkan.

"Jeany."

Richard yang beberapa saat lalu mundur dengan ekspresi terganggu, kini mendekatkan wajahnya dan menatap mataku dengan dingin.

"Kalau kamu melakukan tugasmu dengan baik sebagai istriku, aku tidak akan berkata apa-apa lagi."

Mendengar kata-kata Richard itu, aku memandangnya dalam diam, lega.

Untuk saat ini, bendera kematian yang menakutkan itu telah menjauh dariku.

"Tadi sudah cukup bagiku untuk merasa puas."

Mendengar kata-katanya yang ambigu, aku bertanya dengan kebingungan.

"Maksudnya itu apa—"

"Jangan bicara lagi, Jeany."

Richard memotong dengan dingin, dia hanya mengatakan apa yang ingin dia katakan, seolah menolak untuk berbicara lebi jauh.

Apa yang membuat dia cukup puas? Apakah itu ciuman kami tadi?

Meski aku masih kebingungan, Richard sepertinya tak berniat memberi tahu lebih jauh.

"Aku rasa aku tidak akan bisa mengendalikan diri jika tetap di sini," ucapnya tiba-tiba.

Richard mengatakan itu dan menutup mulutku dengan bibirnya sendiri tanpa harus membuka mulutku lagi.

Itu adalah ciuman yang sangat intens dan

mengerikan, sangat berbeda dari ciuman

sebelumnya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status