Share

Bab 18. Illfeel

“Mama...! “ Abian berlari turun dari gendongan tuan Alan. Ekspresinya tuan Alan sungguh terkejut mendapati aku berada di atas pohon mangga ini. Tidak tahu apa yang sedang ia pikiran.

“Iya sayang, mama akan segera turun, “ ucapku sambil bergegas turun. Saat aku melompat dari atas dahan yang agak pendek, tuan Alan menatapku dengan terpaku. Seakan tengah menonton akrobatik. Apa aku terlihat aneh?

Saat sampai di bawah aku menyerahkan sarang dan beberapa ekor burung pada Abian, “Bian, mama dapatkan anakan burung. “

“Hore... . “Teriak bocah itu kegirangan. Sementara Tuan Alan masih terpaku di tempatnya. Hingga ucapannya seketika membuat hati ini yang sejak semalam mengaguminya mendadak jadi illfeel seketika.

“Dasar wanita kampung, kalau ingin burung kenapa tidak langsung meminta kepadaku pasti akan aku belikan.” Ucap tuan Alan sarkas.

“Hey, tuan, jangan menghina ya, saya ini sudah bukan wanita kampung lagi sejak kak Alan membawa saya ke Jakarta tiga tahun lalu. “Jawabku tidak terima.

“Ck...
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status