Share

Bab 17. Memanjat Pohon

Dan... Ternyata...

Di luar dugaan, Tuan Alan tiba-tiba melepaskan rengkuhannya. Sebuah suara samar sempat aku dengar dari bibir manisnya, “cantik.” Begitulah ucapan yang tertangkap oleh telinga ini. Aku mendengar gumaman dari mulut tuan Alan.

Kami berdua menjadi salah tingkah.

“Maaf, tuan saya tidak sengaja. “

“Iya, maafkan saya, Nona. Dan ini kamarnya, silakan beristirahat. “ Tuan Alan perlahan membuka pintu, rupanya tadi kami telah sampai di kamar yang kami tuju.

“Biar aku bawa Abian ke sini, untuk tidur denganmu.”

“Iya, terima kasih tuan, Bian memang suka terbangun di malam hari. “

Tuan Alan bergegas meninggalkan aku yang masih setia mematung melihat kepergian lelaki yang telah membuat jantung ini berolahraga.

Akhirnya aku putuskan untuk membersihkan diri di kamar mandi sambil menunggu Abian masuk ke kamar.

Beberapa menit kemudian aku membuka pintu kamar mandi rasanya tubuh ini telah segar walau tidak memakai baju ganti sekalipun.

Abian tampak tidur dengan nyaman di kasur empuk kam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status