“Sayang ... kamu yakin kita harus balik sekarang?” tanya Emran.
Usai mendapat telepon dari Siti, Widuri langsung memanggil Emran dan mengajaknya bicara di kamar. Widuri bahkan memutuskan untuk kembali lebih cepat dari rencana mereka.
“Iya, Mas. Aku takut terjadi sesuatu dengan Kalina.”
Emran berdecak sambil menggelengkan kepala. “Tadi kan Siti sudah menelepon ambulan, kamu juga sudah menghubungi Tante Rima untuk membantu mereka. Aku yakin semua sudah terkendali. Pasti Kalina sudah di rumah sakit dan berada dalam penanganan dokter. Kenapa mesti khawatir?”
Widuri diam dan menoleh ke arah Emran. Emran diam memperhatikan. Hanya helaan napas yang kini keluar dari bibir Widuri.
“Aku ... aku pernah di posisi Kalina, Mas. Hamil tanpa suami, tanpa ada orang terkasih yang menemani itu menyedihkan. Hanya saja aku lebih beruntung dari Kalina. Aku masih punya Tante Rima, Ayah, Ibu dan juga Dandy. Sementara dia. Dia seba
“IBU!!!” seru Dandy.Dia sangat terkejut dan urung bersalaman dengan wanita manis di depannya ini. Dandy menoleh ke arah Bu Ami dan Pak Ridwan. Kedua orang tua Dandy tersenyum sambil menganggukkan kepala.“Iya, Dandy. Ayah, Ibu dan pamanmu sudah sepakat untuk menjodohkan kamu dengan Nilam.” Bu Ami kini bersuara.Dandy hanya diam sambil melihat wanita manis yang masih menundukkan kepala di depannya ini.“Nilam baru saja lulus kuliah. Usianya baru dua puluh tiga gak papa selisih jauh denganmu. Ibu yakin kamu bisa mengayomi dan membimbing Nilam nantinya.”Dandy masih tidak menjawab dan hanya melihat wanita di depannya. Dandy sama sekali tidak bisa melihat wajahnya. Namun, dari postur tubuhnya terlihat kalau Nilam sangat merawat dirinya. Rambutnya hitam legam sebahu terlihat rapi tergerai. Bentuk tubuhnya juga porposional sesuai dengan tingginya. Tidak terlalu gemuk juga tidak terlalu kurus. Kulitnya yang sawo matang
“Iya, Bu. Besok Ibu telepon saja kalau pesawatnya udah landing biar aku jemput,” ucap Emran.Hampir seminggu Kalina dirawat di rumah sakit dan kemarin dia baru saja pulang. Untuk sementara Kalina masih tinggal di apartemen Emran. Sepertinya Emran yang harus mengalah hengkang dari sana apalagi tadi Nyonya Sari telepon kalau akan datang mengantar Alif pulang besok.“Mas, siapa yang menelepon?” tanya Widuri.Mereka masih berada di kamar kali ini dan bersiap untuk beraktivitas.“Ibu, katanya besok mau ke sini sekalian antar Alif.” Widuri hanya manggut-manggut sambil sibuk merapikan hijabnya di depan cermin.Emran mendekat berdiri di belakang dan langsung memeluknya. Kemudian dia sudah mengendus tengkuk Widuri yang tertutup hijab seperti biasanya. Widuri hanya mengulum senyum sambil bergidik geli mendapat perlakuan suaminya.“Sayang ... kalau di rumah cuman kita berdua mending gak usah pake hijab, deh. Ap
“Kamu siapa? Kenapa ada di sini?” tanya salah satu sosok itu yang tak lain Nyonya Sari.Ternyata yang datang ke apartemen Emran kali ini adalah Nyonya Sari dan Tuan Sastro bersama Alif yang berdiri di belakang mereka. Kalina terdiam dan tampak bingung. Dia baru pertama kali ini bertemu dengan kedua orang tua Emran. Dengan Alif, meski sudah pernah bertemu, tapi sepertinya Kalina lupa. Apalagi Alif berdiri di belakang Tuan Sastro dan Nyonya Sari serta tampak mengantuk.“Eng ... saya ... saya Kalina, Bu.” Kalina sudah bersuara.Nyonya Sari terdiam sambil memicingkan matanya melihat ke arah Kalina. Wanita paruh baya itu menatap Kalina dari atas sampai bawah seakan sedang memindainya. Sepertinya Nyonya Sari merasa tidak asing dengan wajah dan visual Kalina. Kalina memang sangat mirip dengan Mawar. Tuan Sastro yang berdiri di sebelah Nyonya Sari hanya diam mengawasi.“Saya gak tanya nama kamu. Kamu ada hubungan apa dengan Emran? Ke
“Ibu jangan ngomong aneh-aneh, deh. Aku gak bakal mengulangi kesalahanku lagi,” ujar Emran.Nyonya Sari tersenyum sambil menepuk bahu putra kesayangannya ini.“Syukurlah kalau begitu. Jangan sampai kamu membuat menantu Ibu menangis lagi. Kalau tidak, Ibu cabut semua harta warisanmu, Emran!!”Emran hanya mengangguk sambil tersenyum. Sebenarnya dia sama sekali tidak masalah jika kehilangan harta warisan. Namun, dia akan menyesal seumur hidup jika kembali membuat Widuri kecewa apalagi kalau sampai menyakitinya lagi.Sebulan setelah itu, Emran dan Widuri sudah pindah rumah. Meski proses renovasi belum selesai seratus persen. Namun, Emran sudah memutuskan ingin cepat pindah. Dia tidak mau terlalu lama tinggal seatap dengan Kalina.Hari itu seluruh keluarga besar berkumpul di rumah baru Emran dan Widuri. Mereka juga mengundang beberapa rekan kerja termasuk Dandy. Kali ini Dandy tidak datang seorang diri, ada Nilam yang menemaninya
“GAK!! Aku gak mau!!” seru Emran. Widuri hanya diam. Mata bulatnya berulang mengerjap menatap Emran dengan seksama. Tidak biasanya Emran bereaksi seperti ini. Dulu dia selalu suka menolong dan sangat perhatian pada orang yang kesusahan. Mengapa sekarang berubah? “Aku beli rumah sengaja supaya pindah dari apartemen dan gak satu atap dengannya. Kenapa kamu malah ingin dia tinggal di rumah kita?” Emran menambahkan. Widuri menghela napas panjang dan tersenyum. “Aku hanya kasihan saja, Mas. Takut kejadian ini terulang lagi. Bukannya kata dokter tadi harus ada yang jaga dia selama 24 jam.” “Bukannya sudah ada Siti. Aku rasa dia bisa menjaga Kalina 24 jam. Toh, mereka hanya tinggal berdua. Tidak ada yang perlu dikerjakan lagi di sana.” Widuri terdiam dan membenarkan ucapan Emran. Widuri tidak tahu mengapa sifat Emran berubah. Dulu Widuri pikir, Emran akan sepenuhnya menol
“WIDURI!!” seru Emran.Ia gegas mendorong tubuh Kalina dan mengurai kecupan mereka. Widuri hanya diam, menatap Emran dengan penuh selidik. Sementara Kalina hanya diam sambil menundukkan kepala.Emran menghela napas panjang, kemudian langsung membalikkan badan dan menarik tangan Widuri.“Ayo, kita pulang!!”Widuri terkejut, tapi dia tidak menolak. Widuri mengekor langkah Emran keluar dari kamar rawat inap Kalina. Mereka sama-sama terdiam sepanjang perjalanan menuju parkiran. Sebenarnya Widuri melihat apa yang dilakukan Emran dan Kalina tadi. Namun, dia sengaja tidak bertanya. Dia ingin Emran yang menjelaskan kejadian tadi.Sampai di dalam mobil. Emran tidak menyalakan mobilnya malah melihat ke arah Widuri. Widuri hanya diam dan balas menatapnya. Helaan napas panjang keluar masuk dengan tergesa dari bibir Emran. Sesekali dia mengacak rambutnya dan Widuri tahu kalau sudah bereaksi seperti itu pasti Emran sedang gugup.&l
“Apa!!??” tanya Widuri.Dia sangat shock saat Kalina berbicara seperti itu. Widuri sudah menduga kalau Kalina memang bukan wanita biasa. Dari awal bertemu saat Kalina mengungkapkan perasaannya terhadap Emran saja, Widuri sudah berprasangka buruk padanya. Ditambah ucapannya tadi.“Aku rasa Mbak Widuri mendengar ucapanku. Ini semua aku lakukan sebagai bentuk baktiku pada almarhum suamiku, Abang Hasan. Mbak jangan salah sangka.”Widuri berdecak sambil menggelengkan kepala.“Jangan mengatasnamakan orang yang sudah meninggal hanya untuk mewujudkan ambisimu, Kalina. Aku rasa kamu sudah tahu jawabannya dari Mas Emran. Jadi berhenti bermimpi!!”Kalina langsung terdiam. Sorot matanya menunjukkan penuh kebencian ke arah Widuri dan Widuri mengabaikannya kali ini. Sebelumnya dokter sudah memberi tahu kalau Kalina mengalami depresi berat. Apa yang dia katakan dan lakukan bisa jadi di luar nalar orang awam dan Widuri diminta u
“JANGAN KURANG AJAR KAMU!!! CEPAT BURUAN KELUAR!!” seru Emran.Wajah pria tampan itu sudah merah karena amarah belum lagi mata elangnya terlihat berkilatan tajam. Rahangnya menegang dengan gigi-gigi yang saling beradu mencipta bunyi gemelatuk. Namun, Kalina hanya tertawa mendengar ucapannya.“Kalau aku gak mau bagaimana, Mas?” ucap Kalina.Emran mengabaikannya dan gegas berjalan menuju pintu. Namun, pintunya terkunci dan dia tidak melihat kuncinya menempel. Emran menoleh ke arah Kalina dan melihat wanita cantik itu sedang menunjukkan kunci yang ia cari.“Mas Emran cari ini?” Kalina menunjukkan kunci sambil tersenyum penuh muslihat ke arah Emran.Emran hanya diam di posisinya sambil menatap tajam. Tubuhnya naik turun sibuk mengolah udara sambil menahan emosi yang memenuhi dadanya.“Apa maumu, Kalina?” Emran bersuara. Kalina tersenyum, akhirnya pria tampan ini mau bertanya tentang keinginannya.