Share

Bab 14

Dimas menghentikan mobil dan berbalik menatap Amel, mengisyaratkan wanita itu untuk melanjutkan ucapannya.

Amel mengira bahwa Dimas marah.

"Kalau kamu nggak bersedia ...."

"Aku bersedia."

Dimas mengangguk. "Karena aku sudah setuju untuk menjalin hubungan denganmu, tentu saja aku akan menghargai pilihan dan keputusanmu."

Lagi pula, dia juga bukan orang yang nafsu.

Amel pun merasa lega. Untungnya, dia tidak salah menilai orang.

Dimas mengetuk setir mobil, lalu berbicara dengan ekspresi yang kesulitan sambil mengernyit, "Tapi, temanku hanya punya sebuah kasur yang di kamar utama, sedangkan kamar lainnya dipenuhi dengan barang-barang."

Amel pun pusing begitu mendengar hal tersebut.

Sekarang, sudah tidak sempat untuk membeli kasur, apalagi kasur juga tidak murah. Pasti akan repot juga kalau mau pindah rumah kelak.

Mereka sudah sangat merepotkan temannya Dimas, bukankah keterlaluan kalau mereka memasukkan perabotan besar lagi ke dalamnya?

Tiba-tiba, Dimas berkata, "Begini saja, aku akan menggelar matras."

Amel menoleh dengan terkejut. Dia pun bertatapan dengan mata Dimas yang tampak sangat kasihan.

Tiba-tiba, Amel tidak tahu harus bagaimana.

Bagaimanapun, rumah itu milik Dimas. Sepertinya kurang baik kalau dia merebut kasur dan membiarkan Dimas untuk menggelar matras.

Amel langsung berkata, "Aku saja yang gelar matras."

Dimas tertegun. Meskipun istrinya tampak lemah lembut, dia sepertinya memiliki pemikiran sendiri.

"Aku seorang pria. Kalau memang harus gelar matras, aku yang harus melakukannya. Jangan khawatir, aku sudah menyetujuimu, jadi aku pasti akan menghargaimu."

Amel menjadi makin tidak enak hati mendengar hal tersebut. Dia pun bergumam, "Apakah ... kasurnya besar?"

Mendengar hal tersebut, Dimas tertawa dan berkata, "Kasurnya sangat besar."

"Sebenarnya ... tidur di satu kasur juga nggak apa-apa, kita cukup membatasi bagian tengah dan tidur di kedua sisi kasur."

Dimas langsung menyetujuinya dan berkata, "Baiklah, sesuai dengan yang kamu katakan, kita batasi bagian tengahnya."

Seketika, Amel merasa wajahnya menjadi sangat panas. Dia merasa dirinya dijebak, tapi dia tidak tahu apa masalahnya, sehingga dia pun mengalihkan topik pembicaraannya.

"Selain kasur, apakah masih ada perabotan lainnya?"

Dimas mengangguk, "Perabotannya memang ada, tapi masih belum didekorasi. Kalau kamu ingin membeli barang dekorasi, aku akan mengantarmu untuk membelinya."

Mendengar hal tersebut, Amel juga merasa harus mendekorasi rumah sedikit supaya ada suasana rumah pengantin baru. Dia pun berkata, "Kalau begitu, kita pergi beli beberapa barang sehari-hari, perlengkapan kasur dan sebagainya. Kamu suka warna apa?"

"Apa saja boleh."

Dimas memutar balik ke arah pusat belanja.

Amel mengeluarkan ponsel dan mencari beberapa dekorasi kamar yang sedang terkenal di internet. Ternyata, hampir semuanya bernuansa krem.

Suasana hati pun menjadi sangat bagus hanya dengan melihatnya, apalagi juga sangat cocok dengan pekerjaannya.

Amel mengangkat alisnya sambil berkata, "Bagaimana kalau warna krem? Pasti sangat nyaman untuk tidur."

Warna ... krem?

Dimas tidak memiliki warna yang disukai, jadi biasanya dekorasi atau perabotan rumahnya berwarna hitam, abu-abu atau putih, sehingga tampak pucat.

Dimas tersenyum canggung dan berkata, "Boleh, sesuai dengan yang kamu katakan saja."

Sepuluh menit kemudian, asisten yang sudah mengurus segala hal yang diminta pun menerima pesan dari Dimas: "Pindahkan semua barang di rumah dalam setengah jam. Cukup tinggalkan satu kasur di setiap kamar dan perabotan rumah yang umum."

Membaca pesan itu, sang asisten kebingungan.

Ada apa lagi dengan bosnya ini?

Dia tidak berani bertanya lagi dan bergegas menyuruh orang untuk memindahkan barang-barangnya.

Karena waktunya sangat singkat, dia terpaksa memindahkan perabotan-perabotan itu ke rumah Dimas yang lain.

Sore harinya, Dimas dan Amel pulang ke vila. Amel merasa sedih melihat ruang tamu yang kosong seperti rumah sampel.

Amel melihat barang di tangan Dimas, lalu berkata sambil tersenyum, "Untung saja kita nggak lupa beli bumbu masak."

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status