BBBUUGGG!!!
PPPRRAKKK!!!PPPPYYAAARRRR!!!"Aakkkhhhhhh!!!" Galaksi memekik kesakitan ketika sebuah botol menghantam kepalanya. Darah merembes menuruni dahinya.Uncle Sam berjalan sempoyongan. Ia mabuk. Wajahnya terlihat memerah. Muntab.Grep!Ia menarik kerah baju Galaksi. Memaksa tubuh bocah itu mendekat."Kemana aja lo pulang cuma bawa duit segini?!" Uncle Sam menunjukkan beberapa uang kertas pecahan puluhan ribu."Main ya lo?!" Sembur Uncle Sam menuduh. Mulutnya berbau alkohol yang sangat kuat."Se-sekolah..." Jawab Galaksi takut.PPYYAARRR!!!Uncle Sam menghantamkan satu botol lagi. Kali ini Galaksi bisa melindungi kepalanya dari hantaman botol itu meskipun harus mengorbankan lengannya."Sekolah? Lo pikir sekolah bakal jadi apa hah? Bocah nggak tau diuntung lo! Numpang hidup! Beban! Nggak becus cari duit!!!" Hardikan-hardikan kasar Uncle Sam terlontar.Inilah nasib Galaksi yang harus hidup dengan Uncle Sam yang pemabuk. Sepanjang hari laki-laki itu hanya tahu mabuk, mabuk, dan mabuk. Ia akan ngamuk dan menghajar Galaksi tanpa segan jika Galaksi tidak mampu membelikan wine untuknya."Kerja! Nggak usah sekolah lo! Buang-buang waktu doang sekolah!"Galaksi hanya diam sembari menunduk. Darah di dahinya turun masuk ke dalam mata. Membuat pandangannya kabur.Padahal tadi Galaksi sudah menerima perlakuan tak enak di sekolah dari geng Ezar, sesampainya di rumah ia justru menerima penganiayaan dari Uncle Sam."Lap sepatu gue bangsat!" Umpat Ezar kasar.Duuaakkk!!!Rio menendang punggung Galaksi. Membuat bocah itu terjerembab tepat di bawah kaki Ezar.Grep!Ezar menaikkan kakinya ke atas kepala Galaksi, menggilas kepala bocah itu sambil tertawa jahat."Akkhhhh!!!""Hahahaha... Bocah miskin, kacung rendahan!" Hinanya kejam."Hahahaha..." Tawa teman sekelas Galaksi ikut menggema. Mereka benar-benar menikmati adegan Galaksi ditindas. Ini semacam hiburan gratis bagi mereka.Sementara Galaksi benar-benar sudah tidak memiliki harga diri lagi di depan teman-temannya. Ia malu, juga marah, tapi tak bisa berbuat apa-apa. Ia tak berdaya lantaran kemiskinannya.Ezar menjambak kepala Galaksi. Membuat bocah itu meringis kesakitan."Sekarang lap sepatu gue kacung!'Rio dan Seto bergegas menarik baju Galaksi. Melepas secara paksa seragam sekolahnya."Rio, Seto, jangan!" Galaksi memohon."Pakai ini!" Rio melempar seragam Galaksi ke lantai layaknya sebuah lap"Cepet!" Ezar menghadik tidak sabaran.Dengan amat sangat terpaksa Galaksi menurut. Ia mengambil bajunya dengan tangan gemetar. Mulai mengelap sepatu Ezar dengan perasaan yang tidak lagi dapat dilukiskan."Hahahaha... Orang miskin yang menyedihkan." Ezar berdiri. Ia mengambil beberapa lembar uang. Menebarkannya ke sekitar Galaksi."Ayo ambil uanganya Gala! Ambil bocah miskin!"Demi Uncle Sam, Galaksi terpaksa meraih lembar demi lembar uang yang ditebarkan Ezar."Lihat! Hei, kalian semua lihat bocah miskin ini memungut uang. Cepat videokan!"Galaksi meremas uangnya dengan marah. Wajahnya berubah merah. Demi sebotol wine ia rela dipermalukan seperti ini. Dan sesampainya di rumah Uncle Ron justru menghadiahkan sebuah pukulan demi pukulan ke tubuhnya. Ini benar-benar tidak adil bagi Galaksi. Hidup terlalu kejam.PLLLAAAKKKK!!!Tamparan keras mendarat di pipi Galaksi, kepalanya sampai menoleh ke samping."Ngelamun lo!" Bentak Uncle Sam. "Kerja sana!"Galaksi mengusap pipinya yang perih. Matanya memandang air putih di dalam teko yang terdapat di meja dapur. Galaksi haus luar biasa. Tenggorokannya begitu kering."Uncle, bolehkan Gala minta minum sedikit aja?"BUUGGHHH!!!Bukan air minum yang didapat Galaksi tapi justru pukulan yang menoyor kepalanya. Galaksi limbung. Tubuhnya jatuh terjerembab di lantai. Kepalanya sangat penting."Gue nyuruh lo kerja bukan minum.""Sedikit aja Uncle." Galaksi memohon dengan wajah memelas."Bocah kurang ajar! Sini lo! Sini lo!" Di bawah pengaruh alkohol Uncle Sam yang kalap meraih leher Galaksi. Kedua tangan besarnya mencekik bocah itu. Galaksi meronta-ronta. Ia memukul-mukul tangan Uncle Sam agar melepaskannya."Bocah nggak guna. Mati aja lo sekalian!""Mati! Cepat mati!""Mati!"Cekikan di leher Galaksi semakin kuat. Galaksi yang kehabisan nafas meregang nyawa di tangan pamannya sendiri. Usai menghabisi nyawa keponakannya, Uncle Sam yang ketakutan langsung membuang jasad Galaksi ke sungai yang letaknya memang tak begitu jauh dari kediaman Uncle Sam.***Waktu yang sama di tempat yang berbeda.Sreekkkkk!Arsen membuka pintu ruang kerja Papanya. Ia langsung terkejut. Pemandangan darah berceceran dimana-mana. Tubuh papanya tergeletak dengan pisau menancap di perut."Papa!" Arsen berlari, ia meraih tubuh Mr. Raja Daneswara, mengguncangnya dengan sedih."Papa bangun. Apa yang terjadi pada Papa?" Arsen mencabut pisau di perut Papanya."Akhh!" Mrs. Raja memekik pelan. Ia meraih tangan Arsen."A-Arsen, pergi dari sini. Se-selamatkan dirimu dan infinity weapons system, jangan biarkan Mata Iblis mendapatkan benda itu. Aku ti-tidak kuat lagi. ""Papa... Apa yang Papa katakan?"BBBRRRAAAAKKK!!!Pintu ditendang hingga jebol. Arsen melihat segerombolan orang berwajah seram. Sehendaknya ada enam orang. Mereka maju dengan membawa pistol di tangan."Arsen cepat pergi!"Dengan sangat terpaksa Arsen meletakkan tubuh Mr. Raja. Arsen menuju berangkas. Gerakan tangan Arsen terlihat terburu-buru tatkala memasukkan kombinasi kata sandi."Bagus, bagus sekali Arsen. Kemarikan benda itu, sayangi nyawa lo. Kalau lo nolak, kami bisa ngebuat lo menyusul Papa lo sekarang juga." Kata anggota mafia Mata Iblis yang berambut gondrong.Arsen meraih benda yang sangat berharga itu. Ia berbalik dengan desert eagle di tangannya. Sebuah pistol semi otomatis yang begitu mematikan."Jangan ada yang mendekat atau aku akan meledakkan kepala kalian!""Cih, gertakan bocah ingusan!"DDDOORRRRRR!!!Arsen benar-benar melepaskan satu tembakan, menunjukkan sisi kejamnya. Ia tidak hanya sekedar menggertak semata. Satu orang anggota mafia Mata Iblis tumbang di tangannya."Kurang ajar!"Drap! Drap! Drap!Arsen berlari cepat ke arah jendela.PPPYYYARRRR!!!Kaca jendela itu ditendang hingga pecah. Arsen melarikan diri lewat jendela dari lantai dua rumahnya. Tubuhnya yang atletis itu melompat turun dengan bebas. Ia mendarat sempurna di halaman samping rumahnya."Kejar Arsen! Jangan biarkan ia kabur membawa benda itu!" Teriak anggota Mata Iblis berambut gondrong dari jendela. Dilihatnya Arsen sudah masuk ke dalam mobil.DDDOORRR!!!DDDDOOORRR!!!Dua kali tembakan terdengar. Arsen bergegas memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi meninggalkan kediaman Mr. Raja. Ia berhasil lolos dari dua peluru yang di tembakkan.Lima anggota mafia Mata Iblis cepat mengejar. Mereka memacu mobilnya tak kalah cepat demi bisa menyusul Arsen.DDDOOORRR!!!Suara tembakan kembali menggema. Arsen menggeber mobilnya lebih cepat lagi, meninggalkan para anggota mafia itu di belakang."Sial! Sial! Mereka terus mengikuti!" Arsen membanting setirnya. Ia berbelok tajam ke arah kanan, menuju jalanan sepi demi menghindari kemacetan. Mobil Arsen bergerak kesetanan meniti jalanan menuju luar kota."Tambah kecepatannya! Jangan biarkan Arsen keparat itu berhasil lolos! Kalau dia lolos kita bisa mati dilibas bos!""Baik, siap!"Mobil para anggota mafia itu juga menambahkan kecepatan. Di jalanan sepi bebas hambatan itu dua mobil saling berkejaran. Laju mobil bertambah cepat dan bertambah cepat lagi. Bahkan saat melaju di jembatan kedua mobil itu tidak mengurangi kecepatan sama sekali."Tembak bannya. Cepat tembak!!!"DDOORR! DDOORRR!!!Ban mobil Arsen yang belakang berhasil di tembak. Seketika bannya kempes. Mobilnya oleng. Arsen membanting setir ke kanan untuk menghindari menabrak pembatas jembatan. Malangnya Arsen tak mampu menguasai laju mobilnya. Kendaraan itu menghantam pembatas jembatan di sebelah kanan.BBBBRRRAAAAKKK!!!Bagian depan mobil Arsen copot. Kap depannya terbuka. Arsen kembali membanting setirnya ke kiri agar mobil tidak terjun ke sungai.NNNGGEENNNGGGG!!!Yang terjadi justru mobil Arsen terbalik beberapa kali. Laju kecepatan yang tinggi dan ketidakmampuan Arsen mengendalikan setir berakhir dengan membuat ia kecelakaan.Ckkittttttt!!!Rombongan mafia itu mengerem laju mobilnya. Mereka bisa melihat sisi-sisi pembatas jembatan yang sudah hancur. Mobil Arsen juga terbalik mengeluarkan asap putih."Aakkkahhhhhh!!!"Arsen merangkak keluar dari pintu depan. Seluruh kepalanya berlumuran darah. Kondisinya sangat memperihatinkan."Hahahaha... Mau lari kemana lagi kau Arsen sialan?!" Para anggota mafia Mata Ibris itu berjalan mendekati Arsen."Ayo Arsen. Serahkan benda itu."Arsen mendongak. Ia menyeringai."Kau menginginkan benda itu bukan? Kemarilah!"Satu orang anggota mafia Mata Iblis mendekat.Duuaakk!Bbrrakkk!!!Arsen yang terluka parah masih bisa menghantam kepala orang itu hingga ambruk di atas jembatan."Kurang ajar!" Maki anggota mafia berambut gondrong.Arsen bangkit. Darahnya menetes di permukaan jembatan. Ia meringis kesakitan."Serang!!!"Empat orang mafia maju mengeroyok Arsen. Dengan tubuh penuh luka Arsen menghadapi para anggota mafia busuk itu. Tendangan-tendangan Arsen berhasil melumpuhkan keempat anggota mafia itu.Duaakk!!!Duuuaakkk!!!Bbbuugghhh!!!Bbbraakkk!!!Sekejap empat anggota mafia itu sudah terkapar di atas permukaan jembatan. Mereka mengeluarkan rintihan kesakitan."Untuk orang yang sudah terluka parah seperti itu, tendangan lo lumayan juga Arsen." Anggota mafia yang berambut gondrong bangkit."Mau mencobanya lagi?" Tantang Arsen.DDDOOORRRRRR!!!Tiba-tiba dari arah belakang terdengar suara tembakan yang nyaring. Arsen melihat dadanya berlubang di tembus peluru."Aakkkkkhhhhhh!!!" Tubuh Arsen limbung. Ia berpegangan pada sisi pembatas jembatan.Rupanya anggota mafia yang dihantam oleh Arsen tadi masih bisa bangkit lagi. Kini ia melakukan serangan pembalasan tanpa diduga-duga."Hn, sudah sekarat Bung?" Ejek anggota mafia berambut gondrong tadi.Arsen melangkah mundur. Ia memegangi dadanya yang telah bolong. Rasanya ia hampir tidak kuat lagi. Tubuhnya telah menerima luka yang begitu fatal."Tadi gue udah bilang untuk memberikan benda itu baik-baik. Lo nya tipe ngeyelan sih. Sekarang lo tahu kan akibatnya? Hahahaha...!"Ansen masih bisa mengulas senyuman tipis."Kalian mau benda ini?" Arsen menunjukkan tabung bening. Di dalamnya terdapat alat suntik yang berisi cairan liquid berwarna biru laut."Berikan benda itu Arsen brengsek!"Arsen melirik sekilas ke sungai. Ia melihat arus deras di bawahnya. Suaranya bergemuruh mirip air terjun."Dapatkan benda ini kalau kau bisa!"Arsen dengan nekatnya melompat dari atas jembatan."TIDAK ARSEN!!! JANGAAAANNNN!!!"BBBYYUUURRR!!!Tubuh Arsen hilang ditelan arus deras sungai. Meninggalkan bekas darah merah pada permukaan air setelahnya.Tubuh Arsen terseret derasnya arus sungai hingga ke hilir. Ia tidak tahu sudah berapa mil tubuhnya terseret. Yang jelas selama tubuhnya terseret arus sungai Arsen berusaha keras untuk menjaga kesadarannya.Dengan sisa-sisa energi Arsen merangkak naik ke daratan. Sepanjang tanah ia merangkak masih meninggalkan bekas ceceran darah. Tubuh Arsen gemetar karena kedinginan."Uhuk! Uhuk!" Arsen terbatuk. Setelahnya ia ambruk ke tanah. Nafasnya tersengal-sengal. Arsen merasakan kepalanya begitu pusing karena banyak kehilangan darah. Luka di sekujur tubuhnya juga terasa perih. Terutama luka bekas tembakan di dadanya."Aku sekarat." Arsen melihat ke langit. Matahari sudah jatuh ke barat. Semburat jingganya memenuhi garis horizon.Tangan Elsen bergerak mengambil sesuatu dari saku jasnya."Infinity weapon system," Arsen bergumam pelan. Ia memandang benda liquid berwarna biru yang sedikit pekat daripada air itu. Benda yang menjadi incaran kelompok mafia ganas seperti Mata Iblis.Infinity Weapon Sys
Di tempat Mbah Jortor, Galaksi direbahkan, badannya di pegangi oleh dua orang asisten Mbah Jontor. Mbah Jontor sendiri berdiri di hadapan Galaksi. Ia mengenakan setelan jas putih mirip seperti dokter hewan. Wajahnya serius menatap Gakaksi."Lepaskan aku!" Galaksi memberontak. Tapi tubuhnya yang kecil tidak berdaya."Pisau!" Pekik Mbah Jontor.Wajah Galaksi menegang. Ia mau diapakan?Aurora bergerak cepat menyambar pisau dapur yang karatan. Menyerahkan pada Mbah Jontor dengan takzim. Tanpa ba bi bu Mbah Jontor mengambil kunir. Memotongnya sambil komat kamit membaca mantra. Meniupnya tiga kali."Ppuuaahhh! Ppuuaahhh! Ppuuaaahhhh!!!"Kemudian menggoreskan kuning itu di dahi Galaksi membentuk tanda X yang sangat lebar."Hei, apa ini?! Lepaskan aku!!!"Sepertinya percuma saja jika Galaksi meminta dilepaskan. Orang-orang ini benar-benar sangat kompak, terencana, dan sistematis dalam membuat Galaksi menderita.Mbah Jontor menoleh pada Aurora. Ekspresinya tidak main-main. Kemudian ia memberika
Drap! Drap! Drap!Galaksi berlari cepat. Pikirannya terfokus pada IWS, sehingga ia tak sadar jika menabrak bahu seseorang.BBBAARRRKKK!!!Dua bocah itu sama-sama terpental ke belakang. Keduanya meringis kesakitan."Bangsat bocah miskin!" Umpatan kasar mengalun merdu dari mulut yang Ezar.Inilah trio geng kampret yang tidak diapa-apakan saja sungguh senang mencari perkara dengan Galaksi apalagi ini mendapatkan jalaran ditabrak. Bisa-bisa masalah kecil ini akan dibesar-besarkan. Diolah menjadi perkara sedemikian rupa supaya mereka bisa mem-bully Galaksi hingga puas.Rio dan Seto lekas membantu Ezar berdiri. Galaksi memandang tiga bocah itu.Duaakk!!!Ezar menendang dada Galaksi. Membuat bocah itu terlentang.Drap!Kali ini kaki Ezar yang naik ke atas dada Galaksi. Bocah itu bertingkah tengik dan sok jagoan."Minggir," ucap Galaksi dengan nada yang sangat dingin."Apa lo bilang? Minggir? Jangan ngesok lo Gala, gue hajar bengep juga muka lo."Galaksi menyeringai."Heehhh... Di usiaku yang
Esok harinya Galaksi sadar. Langit yang kemarin menggelora sekarang telah berubah cerah. Bocah itu merangkak naik dari dasar jurang yang ternyata tidak terlalu dalam. Hanya sekitar lima meteran saja.Meskipun rasa sakit di tubuhnya sudah menghilang tapi Galaksi masih merasa letih. Bocah keluar dari hutan dengan sesegera mungkin. Ia ingin membersihkan diri dan istirahat."Ah, yang mana rumah Galaksi?" Bocah itu terlihat kebingungan. Ia hanya berjalan berputar-putar di sekitar desa.Sampai ketika seorang lelaki tua menegurnya."Lho, Galaksi mau kemana?" Tanya orang tua itu heran melihat penampilan Galaksi yang penuh lumpur kering."Anu... Mau pulang."Kening orang tua itu berkerut."Kan rumah Galaksi sudah kelewat."Galaksi tidak tahu harus merespon bagaimana. Jujur ia malu karena lagi-lagi ia pasti disangka aneh seperti Aurora kemarin."Kalau boleh tahu rumah Galaksi yang mana ya Kek?""Tuh." Kakek itu menunjukkan rumah terpencil jauh paling ujung. Rumahnya paling kecil dan tampak reyot
Di kediaman keluarga Dadeswara terdapat dua jasad yang di jajarkan dalam dua peti megah yang berbeda. Satu jasad Mr. Daneswara dengan luka tusuk yang merobek organ hatinya. Dan satunya lagi adalah jasad King Arsen, putra semata wayang keluarga Daneswara yang mati dengan kondisi lebih mengenaskan.Jasad King Arsen dipenuhi luka-luka disekujur tubuhnya. Tapi bagian luka fatal yang menghilangkan nyawanya adalah luka tembak yang tembus dari punggung hingga ke dadanya.Selain itu jasad King Arsen ditemukan dalam kondisi kulit yang berkerut dan pucat karena terlalu lama berada di air. Jasadnya baru evakuasi dua hari setelah pengejaran anggota mafia Mata Iblis."Mrs. Daneswara, kami tutut berduka cita sedalam-dalamnya atas musibah yang menimpa keluarga Daweswara." Rekan-rekan bisnis keluarga Daweswara bergantian mengucapkan bela sungkawa pada mamanya Arsen.Wanita itu matanya telah semerah buah saga. Ratusan air matanya pasti sudah menetes sejak kematian suaminya dan kini ditambah kematian pu
Kalian tidak bosan-bosannya berurusan dengan ruangan BK?! Sepagi ini bertengkar?! Ibu benar-benar tidak habis pikir." Bu Sukma melipat kedua tangannya di depan dada. Mata elangnya memandang tajam kepada empat murid bermasalah di depannya yang duduk tepekur dengan wajah menunduk dalam. Wajahnya senantiasa galak. Seolah ingin menelan hidup-hidup bocah-bocah yang selalu bermasalah."Ezar, Rio, Seto, sok jagoan bener kalian tiap hari mem-bully Galaksi!"Tiga bocah yang kena sembur itu memasang wajah seolah menyesal. Tapi, jangankan menyesal. Tidak ada kata menyesal dalam kamus tiga geng kampret itu. Yang ada mereka justru merencanakan dendam yang lebih kepada Galaksi."Bu, jangan hanya nyalahin kami dong. Orang Galaksi juga salah. Lihat tuh tangan Ezar sampai luka begitu." Rio memulai dramanya, memojokkan Galaksi sebagai pelaku. Padahal mereka lah tadi yang memulai perkara. Sungguh sikap yang sangat memuakkan.Ezar dan Seto mengangguk kompak, mereka mendukung drama yang diuat Rio. Bahkan u
Bu Sukma menggeleng. Ia menurunkan kedua tangannya yang terlipat di depan dada."Bukan Galaksi. Aku bukan anggota mafia brengsek seperti Mata Iblis itu.""Hn, kau pikir aku akan percaya begitu saja?" Tanya Galaksi dengan ekspresi merendahkan kemampuan ekting Bu Sukma yang dinilainya buruk.Bu Sukma baru akan membuka mulut untuk menjelaskan identitas aslinya pada Galaksi ketika ia mendengar suara jerit gaduh di luar. Suara bentakan kasar dan benda-benda yang jatuh ke lantai juga tak kalah keras.Penasaran dengan hal yang terjadi di luar guru berambut keriting itu buru-buru mendekati horden, menyibakkan sedikit untuk mendapatkan celah agar bisa mengintip keluar.Di luar keadaan tampak kacau. Loker-loker yang berjejer rapi di depan kelas sudah di acak-acak. Isinya dikeluarkan secara paksa. Bahkan loker itu sendiri ada yang sudah terjungkal di lantai.Bu Sukma berbalik dengan cepat. Wajahnya berubah panik. Ia menyambar jaket kulit hitam yang tersampir di lengan kursi miliknya, melemparkan
Gawat!"Seru Galaksi panik ketika melihat di depannya muncul tiga orang anggota Mata Iblis. Kemudian di belakangnya mengejar tak kurang dari tujuh orang. Dua orang lainnya muncul dari pintu kanan dan satu lainnya muncul dari lorong sebelah kiri. Galaksi terkepung di tengah."Mau kabur kemana lo?" Para anggota mafia Mata Iblis itu merangsek maju mereka mengambil pistol dan pisau yang terselip di pinggangnya. Siap menyerang Galaksi.Galaksi berhenti. Ia memejamkan matanya."Walaupun aku bisa bela diri tapi menghadapi semua musuh bersenjata ini rasanya peluang kalahku lebih besar daripada peluang menangku. Ditambah lagi aku belum bisa mengaktifkan infinity weapon system. Bagaimana ini?" Grep!Seseorang meraih leher Galaski. Mencekiknya. Galaksi yang kaget langsung meronta."Aakhhhhh!!!" Leher Galaksi tercekik. Ia tak bisa berteriak. Kondisi ini membuat ia tak berdaya untuk melawan. Gawat! Riwayat Galaksi akan segera tamat.Disaat keadaan semakin memburuk tiba-tiba semua orang bisa meliha