Share

Terjebak di Tubuh Bocah SMA
Terjebak di Tubuh Bocah SMA
Author: Hibatillah S.

Bab 1

BBBUUGGG!!!

PPPRRAKKK!!!

PPPPYYAAARRRR!!!

"Aakkkhhhhhh!!!" Galaksi memekik kesakitan ketika sebuah botol menghantam kepalanya. Darah merembes menuruni dahinya.

Uncle Sam berjalan sempoyongan. Ia mabuk. Wajahnya terlihat memerah. Muntab.

Grep!

Ia menarik kerah baju Galaksi. Memaksa tubuh bocah itu mendekat.

"Kemana aja lo pulang cuma bawa duit segini?!" Uncle Sam menunjukkan beberapa uang kertas pecahan puluhan ribu.

"Main ya lo?!" Sembur Uncle Sam menuduh. Mulutnya berbau alkohol yang sangat kuat.

"Se-sekolah..." Jawab Galaksi takut.

PPYYAARRR!!!

Uncle Sam menghantamkan satu botol lagi. Kali ini Galaksi bisa melindungi kepalanya dari hantaman botol itu meskipun harus mengorbankan lengannya.

"Sekolah? Lo pikir sekolah bakal jadi apa hah? Bocah nggak tau diuntung lo! Numpang hidup! Beban! Nggak becus cari duit!!!" Hardikan-hardikan kasar Uncle Sam terlontar.

Inilah nasib Galaksi yang harus hidup dengan Uncle Sam yang pemabuk. Sepanjang hari laki-laki itu hanya tahu mabuk, mabuk, dan mabuk. Ia akan ngamuk dan menghajar Galaksi tanpa segan jika Galaksi tidak mampu membelikan wine untuknya.

"Kerja! Nggak usah sekolah lo! Buang-buang waktu doang sekolah!"

Galaksi hanya diam sembari menunduk. Darah di dahinya turun masuk ke dalam mata. Membuat pandangannya kabur.

Padahal tadi Galaksi sudah menerima perlakuan tak enak di sekolah dari geng Ezar, sesampainya di rumah ia justru menerima penganiayaan dari Uncle Sam.

"Lap sepatu gue bangsat!" Umpat Ezar kasar.

Duuaakkk!!!

Rio menendang punggung Galaksi. Membuat bocah itu terjerembab tepat di bawah kaki Ezar.

Grep!

Ezar menaikkan kakinya ke atas kepala Galaksi, menggilas kepala bocah itu sambil tertawa jahat.

"Akkhhhh!!!"

"Hahahaha... Bocah miskin, kacung rendahan!" Hinanya kejam.

"Hahahaha..." Tawa teman sekelas Galaksi ikut menggema. Mereka benar-benar menikmati adegan Galaksi ditindas. Ini semacam hiburan gratis bagi mereka.

Sementara Galaksi benar-benar sudah tidak memiliki harga diri lagi di depan teman-temannya. Ia malu, juga marah, tapi tak bisa berbuat apa-apa. Ia tak berdaya lantaran kemiskinannya.

Ezar menjambak kepala Galaksi. Membuat bocah itu meringis kesakitan.

"Sekarang lap sepatu gue kacung!'

Rio dan Seto bergegas menarik baju Galaksi. Melepas secara paksa seragam sekolahnya.

"Rio, Seto, jangan!" Galaksi memohon.

"Pakai ini!" Rio melempar seragam Galaksi ke lantai layaknya sebuah lap

"Cepet!" Ezar menghadik tidak sabaran.

Dengan amat sangat terpaksa Galaksi menurut. Ia mengambil bajunya dengan tangan gemetar. Mulai mengelap sepatu Ezar dengan perasaan yang tidak lagi dapat dilukiskan.

"Hahahaha... Orang miskin yang menyedihkan." Ezar berdiri. Ia mengambil beberapa lembar uang. Menebarkannya ke sekitar Galaksi.

"Ayo ambil uanganya Gala! Ambil bocah miskin!"

Demi Uncle Sam, Galaksi terpaksa meraih lembar demi lembar uang yang ditebarkan Ezar.

"Lihat! Hei, kalian semua lihat bocah miskin ini memungut uang. Cepat videokan!"

Galaksi meremas uangnya dengan marah. Wajahnya berubah merah. Demi sebotol wine ia rela dipermalukan seperti ini. Dan sesampainya di rumah Uncle Ron justru menghadiahkan sebuah pukulan demi pukulan ke tubuhnya. Ini benar-benar tidak adil bagi Galaksi. Hidup terlalu kejam.

PLLLAAAKKKK!!!

Tamparan keras mendarat di pipi Galaksi, kepalanya sampai menoleh ke samping.

"Ngelamun lo!" Bentak Uncle Sam. "Kerja sana!"

Galaksi mengusap pipinya yang perih. Matanya memandang air putih di dalam teko yang terdapat di meja dapur. Galaksi haus luar biasa. Tenggorokannya begitu kering.

"Uncle, bolehkan Gala minta minum sedikit aja?"

BUUGGHHH!!!

Bukan air minum yang didapat Galaksi tapi justru pukulan yang menoyor kepalanya. Galaksi limbung. Tubuhnya jatuh terjerembab di lantai. Kepalanya sangat penting.

"Gue nyuruh lo kerja bukan minum."

"Sedikit aja Uncle." Galaksi memohon dengan wajah memelas.

"Bocah kurang ajar! Sini lo! Sini lo!" Di bawah pengaruh alkohol Uncle Sam yang kalap meraih leher Galaksi. Kedua tangan besarnya mencekik bocah itu. Galaksi meronta-ronta. Ia memukul-mukul tangan Uncle Sam agar melepaskannya.

"Bocah nggak guna. Mati aja lo sekalian!"

"Mati! Cepat mati!"

"Mati!"

Cekikan di leher Galaksi semakin kuat. Galaksi yang kehabisan nafas meregang nyawa di tangan pamannya sendiri. Usai menghabisi nyawa keponakannya, Uncle Sam yang ketakutan langsung membuang jasad Galaksi ke sungai yang letaknya memang tak begitu jauh dari kediaman Uncle Sam.

***

Waktu yang sama di tempat yang berbeda.

Sreekkkkk!

Arsen membuka pintu ruang kerja Papanya. Ia langsung terkejut. Pemandangan darah berceceran dimana-mana. Tubuh papanya tergeletak dengan pisau menancap di perut.

"Papa!" Arsen berlari, ia meraih tubuh Mr. Raja Daneswara, mengguncangnya dengan sedih.

"Papa bangun. Apa yang terjadi pada Papa?" Arsen mencabut pisau di perut Papanya.

"Akhh!" Mrs. Raja memekik pelan. Ia meraih tangan Arsen.

"A-Arsen, pergi dari sini. Se-selamatkan dirimu dan infinity weapons system, jangan biarkan Mata Iblis mendapatkan benda itu. Aku ti-tidak kuat lagi. "

"Papa... Apa yang Papa katakan?"

BBBRRRAAAAKKK!!!

Pintu ditendang hingga jebol. Arsen melihat segerombolan orang berwajah seram. Sehendaknya ada enam orang. Mereka maju dengan membawa pistol di tangan.

"Arsen cepat pergi!"

Dengan sangat terpaksa Arsen meletakkan tubuh Mr. Raja. Arsen menuju berangkas. Gerakan tangan Arsen terlihat terburu-buru tatkala memasukkan kombinasi kata sandi.

"Bagus, bagus sekali Arsen. Kemarikan benda itu, sayangi nyawa lo. Kalau lo nolak, kami bisa ngebuat lo menyusul Papa lo sekarang juga." Kata anggota mafia Mata Iblis yang berambut gondrong.

Arsen meraih benda yang sangat berharga itu. Ia berbalik dengan desert eagle di tangannya. Sebuah pistol semi otomatis yang begitu mematikan.

"Jangan ada yang mendekat atau aku akan meledakkan kepala kalian!"

"Cih, gertakan bocah ingusan!"

DDDOORRRRRR!!!

Arsen benar-benar melepaskan satu tembakan, menunjukkan sisi kejamnya. Ia tidak hanya sekedar menggertak semata.  Satu orang anggota mafia Mata Iblis tumbang di tangannya.

"Kurang ajar!"

Drap! Drap! Drap!

Arsen berlari cepat ke arah jendela.

PPPYYYARRRR!!!

Kaca jendela itu ditendang hingga pecah. Arsen melarikan diri lewat jendela dari lantai dua rumahnya. Tubuhnya yang atletis itu melompat turun dengan bebas. Ia mendarat sempurna di halaman samping rumahnya.

"Kejar Arsen! Jangan biarkan ia kabur membawa benda itu!" Teriak anggota Mata Iblis berambut gondrong dari jendela. Dilihatnya Arsen sudah masuk ke dalam mobil.

DDDOORRR!!!

DDDDOOORRR!!!

Dua kali tembakan terdengar. Arsen bergegas memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi meninggalkan kediaman Mr. Raja. Ia berhasil lolos dari dua peluru yang di tembakkan.

Lima anggota mafia Mata Iblis cepat mengejar. Mereka memacu mobilnya tak kalah cepat demi bisa menyusul Arsen.

DDDOOORRR!!!

Suara tembakan kembali menggema. Arsen menggeber mobilnya lebih cepat lagi, meninggalkan para anggota mafia itu di belakang.

"Sial! Sial! Mereka terus mengikuti!" Arsen membanting setirnya. Ia berbelok tajam ke arah kanan, menuju jalanan sepi demi menghindari kemacetan. Mobil Arsen bergerak kesetanan meniti jalanan menuju luar kota.

"Tambah kecepatannya! Jangan biarkan Arsen keparat itu berhasil lolos! Kalau dia lolos kita bisa mati dilibas bos!"

"Baik, siap!"

Mobil para anggota mafia itu juga menambahkan kecepatan. Di jalanan sepi bebas hambatan itu dua mobil saling berkejaran. Laju mobil bertambah cepat dan bertambah cepat lagi. Bahkan saat melaju di jembatan kedua mobil itu tidak mengurangi kecepatan sama sekali.

"Tembak bannya. Cepat tembak!!!"

DDOORR! DDOORRR!!!

Ban mobil Arsen yang belakang berhasil di tembak. Seketika bannya kempes. Mobilnya oleng. Arsen membanting setir ke kanan untuk menghindari menabrak pembatas jembatan. Malangnya Arsen tak mampu menguasai laju mobilnya. Kendaraan itu menghantam pembatas jembatan di sebelah kanan.

BBBBRRRAAAAKKK!!!

Bagian depan mobil Arsen copot. Kap depannya terbuka. Arsen kembali membanting setirnya ke kiri agar mobil tidak terjun ke sungai.

NNNGGEENNNGGGG!!!

Yang terjadi justru mobil Arsen terbalik beberapa kali. Laju kecepatan yang tinggi dan ketidakmampuan Arsen mengendalikan setir berakhir dengan membuat ia kecelakaan.

Ckkittttttt!!!

Rombongan mafia itu mengerem laju mobilnya. Mereka bisa melihat sisi-sisi pembatas jembatan yang sudah hancur. Mobil Arsen juga terbalik mengeluarkan asap putih.

"Aakkkahhhhhh!!!"

Arsen merangkak keluar dari pintu depan. Seluruh kepalanya berlumuran darah. Kondisinya sangat memperihatinkan.

"Hahahaha... Mau lari kemana lagi kau Arsen sialan?!" Para anggota mafia Mata Ibris itu berjalan mendekati Arsen.

"Ayo Arsen. Serahkan benda itu."

Arsen mendongak. Ia menyeringai.

"Kau menginginkan benda itu bukan? Kemarilah!"

Satu orang anggota mafia Mata Iblis mendekat.

Duuaakk!

Bbrrakkk!!!

Arsen yang terluka parah masih bisa menghantam kepala orang itu hingga ambruk di atas jembatan.

"Kurang ajar!" Maki anggota mafia berambut gondrong.

Arsen bangkit. Darahnya menetes di permukaan jembatan. Ia meringis kesakitan.

"Serang!!!"

Empat orang mafia maju mengeroyok Arsen. Dengan tubuh penuh luka Arsen menghadapi para anggota mafia busuk itu. Tendangan-tendangan Arsen berhasil melumpuhkan keempat anggota mafia itu.

Duaakk!!!

Duuuaakkk!!!

Bbbuugghhh!!!

Bbbraakkk!!!

Sekejap empat anggota mafia itu sudah terkapar di atas permukaan jembatan. Mereka mengeluarkan rintihan kesakitan.

"Untuk orang yang sudah terluka parah seperti itu, tendangan lo lumayan juga Arsen." Anggota mafia yang berambut gondrong bangkit.

"Mau mencobanya lagi?" Tantang Arsen.

DDDOOORRRRRR!!!

Tiba-tiba dari arah belakang terdengar suara tembakan yang nyaring. Arsen melihat dadanya berlubang di tembus peluru.

"Aakkkkkhhhhhh!!!" Tubuh Arsen limbung. Ia berpegangan pada sisi pembatas jembatan.

Rupanya anggota mafia yang dihantam oleh Arsen tadi masih bisa bangkit lagi. Kini ia melakukan serangan pembalasan tanpa diduga-duga.

"Hn, sudah sekarat Bung?" Ejek anggota mafia berambut gondrong tadi.

Arsen melangkah mundur. Ia memegangi dadanya yang telah bolong. Rasanya ia hampir tidak kuat lagi. Tubuhnya telah menerima luka yang begitu fatal.

"Tadi gue udah bilang untuk memberikan benda itu baik-baik. Lo nya tipe ngeyelan sih. Sekarang lo tahu kan akibatnya? Hahahaha...!"

Ansen masih bisa mengulas senyuman tipis.

"Kalian mau benda ini?" Arsen menunjukkan tabung bening. Di dalamnya terdapat alat suntik yang berisi cairan liquid berwarna biru laut.

"Berikan benda itu Arsen brengsek!"

Arsen melirik sekilas ke sungai. Ia melihat arus deras di bawahnya. Suaranya bergemuruh mirip air terjun.

"Dapatkan benda ini kalau kau bisa!"

Arsen dengan nekatnya melompat dari atas jembatan.

"TIDAK ARSEN!!! JANGAAAANNNN!!!"

BBBYYUUURRR!!!

Tubuh Arsen hilang ditelan arus deras sungai. Meninggalkan bekas darah merah pada permukaan air setelahnya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status