Share

SIAPA DIA?

"Sangat penting bagimu dan juga penting bagi kita," Fred tersenyum menatap Silvia.

Merasa jadi orang ketiga di antara keduanya, Roman sedikit mundur berniat pergi dari ruangan tersebut. Namun, Silvia melarangnya.

"Kau mau ke mana Roman? Jangan pergi jika bukan aku yang meminta," cegah Silvia.

Sedangkan Fred menginginkan Roman pergi dari sana. "Pergilah! Jangan mengganggu kami yang akan rujuk, kau hanya seorang simpanannya, sedangkan aku masih suaminya."

"Tutup mulutmu Fred!" sentak Silvia marah. "Kenyataannya kau dan aku bukan siapa-siapa lagi Fred, berhentilah mengharapkan aku, karena aku sama sekali sudah tidak memiliki perasaan sedikitpun!"

"Tapi aku masih cinta sama kamu Silvia."

"Aku sudah tidak mencintaimu Fred, aku membencimu!" kesal Silvia terhadap Fred, yang tidak mau mengerti.

Melihat situasi yang semakin pelik antara Silvia dan mantan suaminya. Roman memutuskan pergi dari sana. "Cukup! Lebih baik kalian selesaikan masalah kalian, aku tidak ingin ikut masuk dalam drama Rumah tangga kalian," ucapnya seraya melangkah.

"Tunggu! Kau jangan pergi Roman, tetap Temani aku di sini!" cegah Silvia tidak mau di tinggalkan.

"Biarkan dia pergi Silvia, marilah kita perbaiki hubungan kita."

"Tidak Fred, aku sudah tidak memiliki perasaan apapun padamu," Silvia melepaskan tangan mantan suaminya, dan berusaha menghadang Roman agar tidak pergi.

Silvia menyusul Roman yang sudah meninggalkan ruangan itu.

"Roman," panggil Silvia mengitarkan pandangan ke sekeliling. Namun, Roman begitu cepat meninggalkannya.

"Kamu di mana Roman?" lirihnya terlihat sangat lelah.

"Apa gunanya kau mengejarnya Silvia, aku di sini setia padamu." suara seorang mantan itu membuat Silvia kesal.

Dia menoleh dengan cepat, "Semua ini gara-gara kamu! Pria bajingan!" umpatnya memaki Freed.

Silvia mengayun tangannya hendak menampar wajah Freed. Tetapi, di saat yang bersamaan seseorang memanggilnya.

"Mom?"

Silvia menarik kembali tangan yang sudah mengudara, dan hampir mendarat di wajah mantan suaminya.

"Selina?" Silvia menangis melihat seorang perempuan remaja seumuran dengan Roman memanggil ibu padanya.

"Ya, aku. Selina Anakmu," lirih seorang perempuan itu datang pada ibunya--Silvia.

"Aku merindukanmu Selina," ucap Silvia dengan Isak tangisnya. Keduanya saling berpelukan melepaskan rasa rindu yang terpendam selama ini.

"Aku juga merindukanmu, Mom."

Saat Silvia memeluk mesra putrinya, tatapannya beralih pada Roman yang berdiri jauh di belakang Selina.

"Roman," ujar Silvia, lalu melepaskan pelukannya.

Selina pun ikut menoleh pada arah pandangan ibunya, gadis belia itu tersenyum menatap pada Roman.

"Siapa dia Mom?" Selina merasa tertarik pada pria muda yang di panggil ibunya itu.

"Dia Teman Momy," ucap Silvia berbohong.

Selina mengerutkan dahinya tidak percaya atas ucapan ibunya. "Dia seumuran denganku, mana mungkin berteman dengan Mommy, katakan sebenarnya dia siapa?" selidik Selena masih belum mempercayai ibunya.

Roman lantas menghampiri Silvia untuk menjelaskan pada Selina.

"Aku Roman, dan Tante Silvia ini Temanku. Kamu siapa?" tanya Roman berpura-pura tidak tahu hubungan Selina dengan Silvia.

"Kamu percayakan kalau Roman ini Teman Mommy?"

Selina menganggukkan kepalanya, "Ya, aku percaya." ucapnya lalu mengulur tangan. "Senang berkenalan denganmu, namaku Selina Putrinya Mommy Silvia."

"Sudah kuduga, kalian berdua begitu mirip bagai pinang di belah dua, sama-sama cantik," puji Roman supaya Selina tidak mencurigai kedekatannya dengan Silvia.

"Terima kasih atas pujianmu, padahal aku biasa saja enggak secantik yang kau katakan. Kau Temannya Mommy berarti kau juga mau berteman denganku kan?" Selina tersenyum pada Roman.

Sementara Silvia merasa cemburu, pasalnya Selina berusaha dekat dengan Roman--pacarnya. "Em ... Selina, tidak semua Teman Mommy kau anggap Temanmu Nak, Roman tidak akan nyaman bila berteman dengan kamu, karena Roman hanya Teman Mommy."

"Loh, kok begitu? Apa masalahnya?" gerutu Selina, karena Silvia tidak mengizinkan ia berteman dengan Roman.

"Enggak ada masalah apa-apa sayang, hanya saja tidak pantas saja kau berteman dengan Temannya Mommy, dia jauh lebih Dewasa darimu."

"Tidak pantas bagaimana? Yang ada Mommy tidak pantas berteman dengan Orang yang jauh lebih muda dari Mommy, dia hanya pantas jika memiliki Teman sebaya dengannya. Seperti aku!" Selina bersama tatapannya tidak beralih sedikit pun dari Roman.

Tidak mau hubungannya terbongkar di depan putrinya, Silvia segera mengalihkan pembicaraan. "Oh, iya Nak ... bukankah hari ini kamu ada les musik ya?"

"Em, iya memangnya kenapa? Mom mau mengantar Selin?"

"Ya kalau kamu mau."

"Ayo kalau begitu kita pergi!" ajak Selina, lalu pamit pada Roman. "Aku pamit ya, lain kali kita ngobrol ya?"

Roman hanya tersenyum tanpa membalas Selina. Ia terus menatap pada dua wanita yang perlahan menjauh darinya.

***

Saat Silvia dan Selina pergi dari tempat itu, Fred datang melabrak Roman pria brondong yang telah menjadi simpanan mantan istrinya.

"Hei, pemuda murahan!" 

Roman menoleh dengan cepat. "Siapa ya?" tanya Roman yang memang tidak mengenal Fred.

BUGH!

Tanpa aba-aba, Fred menghajar wajah Roman hingga jatuh terhuyung.

"Apa-apaan ini Om?" Roman bangkit hendak membela diri. Namun, Fred menarik kerah kemejanya.

"Ayo ikut denganku, ada yang harus diperhitungkan denganmu! Pria murahan!" umpatnya kesal.

Fred memaksa Roman naik ke mobil, tapi Roman menolak.

"Siapa kau sebenarnya? Kenapa tiba-tiba marah pada saya?" Roman bingung.

"Masuk, saya akan jelaskan siapa saya dan kau akan tahu siapa saya sebenarnya!"

"Tidak! Saya tidak akan ikut dengan Anda!" tolak Roman.

Penolakan itu membuat Fred murka, dia meraih kembali tangan Roman hingga masuk secara terpaksa ke dalam mobil itu.

"Om!" Roman terhuyung masuk dalam mobil. Fred lantas segera menutup pintu mobilnya, dan segera bergegas masuk ke pintu kemudi membawa Roman ke suatu tempat.

'Aku akan menyingkirkanmu sebelum kau terlalu jauh menjalin hubungan dengan Silvia,' batin Fred terus mengemudikan mobilnya.

Roman perlahan bangkit, ia berusaha mengambil kendali kemudi itu.

"Hentikan mobilnya!" paksa Roman mengambil kendali.

Cittt.

Mobil itu terlihat oleng, jalan ke kiri dan ke kanan saat setir itu di perebutkan oleh dua pria yang mencintai perempuan yang sama.

"Berhenti bodoh! Atau kita akan mati bersama!" tukas Roman terus memaksa Fred agar menghentikan mobilnya.

"Kau pikir aku akan menghentikan mobilnya hah! Jangan harap, sebelum di tempat tujuan aku tidak akan berhenti!"

Fred menyikut wajah Roman.

BUGGG.

"ARGHHH!" Roman memekik kesakitan.

Merasa tidak punya pilihan lain, akhirnya Roman menendang pintu mobil yang sedang melaju kencang dengan sekuat tenaga.

Hingga pintu itu terbuka, dan Roman melompat keluar dari mobil itu.

"Aaaaaaaaa."

Roman berguling-guling di tengah jalan aspal hingga membuat dia terluka, apalagi di bagian wajahnya yang diparut jalanan itu.

Meskipun dengan lemah, ia mencoba bangkit agar lolos dari cengkraman Fred yang berusaha menyingkirkannya dari hidup Silvia.

"Aku tidak boleh menyerah."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status