"Gimana ini, Mas? Angkat nggak?" tanya Yulia terlihat panik. Pasalnya, ia merasa gagal menjaga Daffa. Padahal setiap bulan Kayla sudah rutin mentransfer uang untuk kebutuhan Daffa. Jika bersisa, Kayla memperbolehkan Yulia menggunakan uang tersebut. Bagi Kayla, yang penting Daffa terjaga dan terawat dengan baik.Bayu juga sama. Lelaki itu bingung harus bagaimana. Jika ia berkata yang sebenarnya, sudah pasti Kayla yang berada di negara orang tak bisa konsentrasi dalam bekerja dan itu tentu bisa merugikan dirinya sendiri."Nanti saja di rumah. Kita telepon balik Kayla-nya, ini masih di jalan. Kita ngomong baik-baik sama Kayla," tutur Bayu.Yulia pun menuruti saran suami. Ia mengabaikan ponsel miliknya yang terus berdering. Daffa yang selama 3 bulan bersamanya, kini harus lepas dari pengawasannya. Bayu yang sudah sangat menyayangi bocah lucu itu tentu saja merasa kehilangan.Akhirnya pasangan suami itu memilih pulang dengan tangan hampa. Mereka akan memikirkan cara mencari Daffa.***- Di
'Apa maksudnya?' batin Kayla bertanya.Terus terang saja, Kayla merasa terkejut mendengar Ashraf mengatakan hal itu.Wajah Kayla bersemu merah, ia merasa gugup bercampur malu, kala terlepas dari pelukan Ashraf yang memang tak bermaksud memeluk dirinya. Andai ada yang melihat sudah pasti akan salah paham. Kayla yang kehilangan fokus dalam bekerja sejak mimpi tadi malam, membuat wanita itu kerap tidak bisa konsentrasi dalam semua aktivitasnya."Eh! Iya maaf, Pak. Tadi saya sedikit melamun jadi saya nggak fokus," jawab Kayla kikuk.Pasalnya, Ashraf kini menatap Kayla dengan tatapan yang begitu meneduhkan. Netra hitam itu begitu penuh misteri membuat hati Kayla merasakan desiran aneh yang menjalar di dalam sanubari."Hhmm ... kenapa? Apa yang kamu lamunkan? Kangen si kecil? Oh iya ... gimana kabar anak lucu itu?" cecar Ashraf ingin tahu.Mendengar pertanyaan Ashraf, membuat Kayla kembali terdiam. Ia teringat akan putranya, rasa rindu itu kembali merangkak naik. Hingga tanpa Kayla duga, As
Siang harinya, rangkaian pemeriksaan terhadap Kayla selesai. Ashraf dan Kayla pun meninggalkan rumah sakit.Kayla memang benar-benar sakit sehingga ia harus beristirahat dengan cukup. Ia kerap merasakan kesakitan yang luar biasa di bagian kepalanya. Wanita itu pun menjelaskan kepada dokter yang memeriksa, kalau sudah terasa sakit seakan kepalanya mau pecah. Berdasarkan hasil pemeriksaan CT scan serta analisa dokter ternyata ada flek hitam di bagian belakang kepala Kayla, sehingga dokter menyarankan agar Kayla melakukan operasi. Beruntungnya, Ashraf tak mengetahui itu karena Kayla meminta kepada tim medis atau dokter agar tidak menjelaskan tentang penyakit yang dideritanya juga saran untuk operasi kepada Ashraf. Kayla tak ingin merepotkan Ashraf yang menurutnya sudah sangat baik."Kay, aku ada panggilan mendadak dari Indonesia. Ada meeting penting yang tak bisa ditunda. Kau tak apa kalau aku tinggal dulu balik ke Indonesia?" tanya Ashraf ketika sudah berada di dalam mobil.Lelaki itu
- Indonesia -Daffa yang sudah bersama Azzam juga Tiara, tersiksa lahir dan batinnya selama tinggal di sana. Hari-hari bocah itu tak pernah luput dari tangisan yang disebabkan kemarahan Tiara ibu sambungnya. Apa lagi semenjak Azzam diberhentikan dari tempat kerjanya, Tiara melampiaskan kemarahan dirinya itu kepada Daffa. Tak jarang pula Tiara memukul, mencubit Daffa tanpa sepengetahuan Azzam tentunya."Bunda ... " jerit Daffa ketika ia sedang bermain dan kakinya terjepit benda yang tak kuat ia angkat sendiri.Tiara yang sedang bersantai di dalam rumah beranjak keluar karena merasa terganggu dengan suara anak sambungnya. Dengan langkah dihentak sambil berkacak pinggang ia berjalan mendekati Daffa."Makanya jadi anak tuh jangan nakal! Rasain nih akibatnya, hiihh ...!" hardik Tiara.Tiara menarik sebelah telinga Daffa hingga bocah itu menangis semakin kencang. Tiara pun menarik lengan Daffa untuk pulang ke rumah. Tetapi karena Daffa terus menangis membuat emosi Tiara semakin meledak. Tan
Kayla kembali terbaring lemah di rumah sakit. Karena sakit kepalanya tak kunjung hilang, ia terpaksa harus menjalani rawat inap.Tak terasa, seminggu sudah Kayla di rumah sakit. Dan selama itu pula, Anna sama sekali tidak datang menjenguk. Hanya Kannika dan kedua anaknya saja yang sesekali membesuk. Alkhan tak bisa menjenguk dikarenakan ada tugas ke luar negeri untuk urusan bisnisnya."Kay, you oke?" tegur seseorang dengan suara lembut.Kayla yang masih terbaring dengan mata terpejam tetapi tidak dalam keadaan pingsan ataupun tidur, terkejut mendengar suara majikannya. Lekas ia membuka mata dan tersenyum menyambut Kannika dan kedua anaknya. Lantas ia merubah posisinya menjadi duduk."Kakak, nape repot-repot kemari?" tanya Kayla merasa sungkan. Ia tak enak hati sudah merepotkan majikan. "Tak ape, santai saje. You oke?" Sekali lagi Kannika bertanya."Sudah oke, Kak!" jawab Kayla cepat.Kannika berdiri di sisi ranjang, sementara kedua anaknya meminta naik ke ranjang kemudian duduk di sa
Keesokan harinya.Kayla sudah bersiap untuk pergi ke bandara dengan diantar Kannika saja. Sementara Anna lebih memilih menjaga kedua cucunya saja di rumah daripada harus repot naik turun mobil demi seorang TKW.Tanpa sepengetahuan Anna, Zakir memanggil Kayla, lalu memberikan sejumlah uang ringgit. "Ap - apa ini Tuan?" Kayla nampak heran melihat setumpuk uang disodorkan oleh Zakir.Uang, for you," jawab Zakir singkat."T - tapi, saya sudah menerima dari Nyonya," tutur Kayla menolak pemberian itu."Tak ape, terime saje." Zakir mendekatkan uang itu ke tangan Kayla.Mau tak mau Kayla menerima uang tersebut. Ini sungguh sebuah kejutan bagi dirinya. Di hari terakhir keberadaan Kayla di rumah Zakir, ia mendapat rezeki tak terduga dari majikan lelaki yang selama Kayla berada di sana jarang sekali berbicara."Terima kasih, T - Tuan," ucap Kayla dengan bibir bergetar karena bercampur haru tak menyangka mendapat rezeki tambahan."Hhmm ... you jaga kesehatan, oke!" balas Zakir tersenyum begitu r
Pesawat yang ditumpangi Kayla untuk pulang ke negaranya pun telah mendarat sempurna di bandara Soekarno - Hatta. Ibunda dari Daffa itu segera turun beriringan dengan penumpang lainnya.Teringat pesan Kannika agar jangan mudah tergiur dengan tawaran orang yang hendak membantu mengantarkan pulang, Kayla pun sangat berhati-hati. Dengan langkah percaya diri, ia berjalan menuju pintu keluar bandara, agar tidak terlihat seperti orang kebingungan.Dan benar saja, ketika hampir sampai di pintu keluar, ada seorang lelaki menghampiri dan menawarkan tumpangan. Dengan cepat Kayla menolak dengan alasan sudah dijemput pihak keluarga. Meskipun faktanya tak ada sanak saudara yang datang menjemput wanita itu di bandara.Hidup Kayla benar-benar bagaikan sebatang kara. Yulia yang menjadi sepupu pun sama sekali tak perduli. Ditambah sekarang wanita itu sangat sulit dihubungi oleh Kayla.Sudah beberapa kali Kayla mencoba menelepon Yulia, namun nomornya tidak pernah aktif. Begitupun dengan nomor Bayu. Enta
Di sebuah rumah megah di Jakarta.Ashraf sedang berusaha menghubungi Kayla melalui aplikasi hijaunya. Tetapi nomor Kayla seperti tak pernah aktif. Terakhir Kayla online pun terlihat sudah beberapa hari yang lalu."Kayla, kamu kemana sih? Tanya kak Nika tak ada menyahut, aneh," gerutu Ashraf di dalam kamar.Ashraf juga menelepon kedua orang tuanya tetapi tidak menanyakan Kayla. Pasalnya, Anna tentu tidak akan menjawab jika putranya bertanya perihal TKW-nya. Begitupun saat menghubungi Alkhan, kakak lelakinya itu seakan memberi jawaban misterius.'Lebih baik aku ke Malaysia ajah kalau begini caranya,' batin Ashraf setelah tidak tahu lagi siapa yang harus ia hubungi.Ashraf lalu menghubungi sekretarisnya di kantor untuk menanyakan apakah masih ada meeting atau tidak untuk seminggu ke depan. Dan nasib baik berpihak kepada Ashraf, ternyata jadwal meeting sudah tidak ada lagi.Mendengar jawaban sang sekretaris, membuat lelaki itu berencana untuk melakukan penerbangan ke Malaysia hari ini jug