Share

Suami Tantrum
Suami Tantrum
Penulis: Nathania Lee

Awal Penghianatan

Plak !!

Tamparan keras mendarat di pipi seorang pria bernama Kevin, terlihat cap lima jari menempel sempurna di pipinya. Suara tamparan itu terdengar jelas di tengah kesunyian seperti petir di siang bolong, tapi semua itu tidak ada apa-apanya dibanding dengan rasa sakit yang gadis itu rasakan. Tidak ada yang lebih menyakitkan dari perasaan seorang gadis yang menangkap basah kekasihnya berselingkuh tepat seminggu sebelum hari pernikahan.

Gadis yang dikhianati itu adalah Leah Andini yang akrab disapa Leah. Dia hanya seorang gadis biasa yang bekerja di salah satu perusahaan di kota A. Leah hanya bisa menahan amarahnya saat melihat perselingkuhan itu padahal pernikahan sudah di depan mata. Semua persiapan sudah selesai, dari gaun pernikahan, souvenir bahkan undangan sudah disebar. Gedung sudah dibayar meski baru separuhnya karena pelunasan akan dilakukan saat pesta telah selesai diselenggarakan.

Akan tetapi hari ini semua rencana itu sirna. Leah memergoki pria yang akan menjadi suaminya bersama wanita lain. Hari ini, sebenarnya Leah datang karena ingin memberi kejutan, namun malah disuguhkan dengan pemandangan yang menyakitkan.

“Aku tidak percaya jika kau tega melakukan ini, Kev.” Leah berteriak, berusaha menahan tangisnya yang hampir pecah. Tapi dia berusaha kuat agar tidak terlihat lemah.

Leah keluar dari rumah meninggalkan tunangannya atau sekarang resmi menjadi mantan tunangan. Kini gadis itu sudah berada di depan pagar rumah dan menunggu taksi online yang sudah dia pesan. Leah sengaja tidak membawa kendaraan karena ingin mengajak Kevin pergi ke galeri untuk melihat baju pengantin yang sudah selesai dijahit.

“Leah, dengarkan penjelasanku!” teriak Kevin. Pria berkulit putih itu berusaha menahan Leah yang ingin pergi. Tamparan keras dari Leah barusan tidak berarti apa-apa untuknya. Kevin sebenarnya sangat mencintai Leah, perselingkuhan itu hanya untuk bermain-main dan hari ini dia akan mengakhiri semuanya karena seminggu lagi dia akan menikahi Leah. Tetapi Kevin mengakhiri perselingkuhannya dengan cara yang salah.

“Tidak ada yang perlu dijelaskan!” Leah menepis kasar saat Kevin berusaha untuk menggenggam tangannya.

“Leah, dengarkan aku. Ku mohon.” Kevin berlutut, hanya itu yang bisa dia lakukan untuk meminta pengampunan Leah. Mengubur rasa malu saat semua mata tertuju padanya. Bahkan bisik-bisik dari orang sekitar pun tidak dihiraukan oleh Kevin.

“Leah, pernikahan kita tinggal seminggu lagi. Tidak mungkin kita membatalkan pernikahan kita kan?” Kevin memohon agar gadis di depannya ini tidak membatalkan acara penting itu.

Leah tersenyum sinis dan itu terlihat menakutkan bagi Kevin. Karena Leah adalah seseorang yang tidak bisa marah tetapi marahnya orang diam tentu sangat menakutkan.

“Kau bilang pernikahan itu tidak boleh dibatalkan?” Leah balik bertanya.

“Kenapa?” tanya Leah, dia menatap sinis pria yang masih tertunduk. Terlihat wajah Kevin seperti menahan tangis.

“Karena aku mencintaimu, Leah.” Kevin mendongak, mencoba menatap Leah dengan tatapan memelas agar gadis itu luluh.

“Kau!” Leah tertawa terbahak mendengar pernyataan itu.

“Mencintaiku? Apa buktinya? Apa dengan perselingkuhanmu itu kau menunjukkan rasa cintamu?” Leah sudah jengah, dia ingin mengakhiri drama ini. Tatapan orang lewat membuatnya malu.

“Maafkan aku. Aku mohon, Leah. Aku sangat mencintaimu. Hubunganku dengannya hanya sesaat. Aku khilaf. Aku sudah akan mengakhirinya tadi.” Kevin mencoba memberi penjelasan. Dia berkata jujur, dia memang sangat mencintai kekasihnya itu.

“Sesaat? Kau bilang hubungan seperti itu sesaat? Kau tahu kita sudah berhubungan berapa lama kan? Apa pernah kita sejauh itu?” Leah menghela nafas, dia masih mencoba bersabar.

Hampir tiga tahun Leah berhubungan dengan Kevin, tetapi belum pernah melakukan hal yang aneh-aneh. Apalagi sampai berhubungan suami-istri sebelum waktunya. Hal itu sama sekali tidak terlintas di benaknya. Leah adalah seorang gadis yang sangat menjaga kehormatan sebagai seorang wanita. Hubungannya dengan Kevin hanya sebatas berpegangan tangan, pernah sekali Kevin mencium keningnya. Itu saja Leah sudah uring-uringan.

Semua itu disimpan dengan baik oleh Leah hanya untuk suaminya kelak. Hanya suami yang berhak atas dirinya dari ujung kaki sampai ujung kepala. Itu adalah prinsip yang dipegang teguh oleh Leah sampai detik ini.

“Aku akan membuktikan padamu jika aku mencintaimu, Leah. Aku akan menjadi kaya raya dan membuatmu kembali ke dalam pelukanku.” Kevin bersumpah sesaat setelah Leah masuk ke dalam sebuah mobil berwarna hitam.

“Cih, memangnya aku gila harta!” Leah berguman. Gadis itu menangis tersedu karena tadi dia sudah cukup menahan air mata.

“Mau kemana?” tanya pria yang duduk di kursi kemudi. Dibiarkannya saja Leah menangis, dia tidak berusaha menenangkan dan tidak bertanya banyak.

“Sesuai aplikasi.” Leah berkata singkat, menahan malu karena menangis di depan orang yang tidak dia kenal, lebih-lebih itu adalah seorang sopir taksi online.

Tak lama ponsel Leah berdering.

“Halo.”

“Mbak Leah kan? Mbak di mana? Saya sudah di titik lokasi, Mbak.” Seorang pria menanyakan keberadaan Leah.

“Saya sudah di dalam mobil,” kata Leah.

“Mobil mana, Mbak? Ini saya baru saja sampai karena tadi ke kios bensin dulu.”

Setelah berbicara beberapa saat Leah menutup telepon itu, dia mengecek status di aplikasi online tempat dia memesan taksi. Dan benar, status menunjukkan kalau taksi online yang dia pesan baru saja tiba di lokasi. Lalu Leah menatap tajam ke arah depan tapi wajah pria itu tertutup kacamata dan masker.

“Kau siapa?” tanya Leah gusar. Perasaan takut tiba-tiba menyerangnya.

“Apa aku akan diculik?” batin Leah. Dia sudah bersiap menelepon polisi, dan mengirim lokasi terkini pada ayah dan ibunya, berjaga-jaga jika pria di depannya ini bermaksud jahat.

“Pertanyaanku tadi belum kau jawab, dan sekarang kau bertanya aku siapa? Harusnya pertanyaan itu untukmu, beraninya kau masuk ke dalam mobilku,” kata pria itu.

“Kenapa kau baru mengatakan setelah aku masuk ke mobil? Kenapa kau tidak mengusirku sejak awal?” tanya Leah.

“Dan kau mau dimakan oleh pria kurang ajar tadi?” Pria itu berkata seolah tahu dengan apa yang terjadi antara Leah dan Kevin.

Leah terkejut, apa yang didengar oleh pria ini. Apa pendengarannya bisa menembus benda padat. Bukankah tak lama setelah mobilnya berhenti, Leah langsung masuk ke dalam mobil.

“Jadi kau mau kemana?” tanya pria itu lagi.

“Bisakah kau mengantarkanku ke rumah?” Leah memohon karena sepertinya pria yang sedang ada di kursi kemudi itu adalah pria yang baik.

“Di mana rumahmu?” tanya pria itu. Suaranya terdengar samar karena tertutup oleh masker.

“Di jalan Bougenville No.12,” jawab Leah.

Tanpa berkata apa pun pria itu melajukan mobilnya menuju alamat yang Leah ucapkan, dan tidak sampai dua puluh menit mereka sudah sampai di depan rumah Leah.

Leah turun dari mobil, tapi belum sempat dia mengucapkan terima kasih, pria itu sudah menginjak gas meninggalkan Leag sendirian.

“Dasar pria aneh.”

“Tapi itu tidak penting, apa yang akan ku katakan pada ayah dan ibu tentang Kevin.” Leah masuk ke dalam rumah dengan langkah gontai. Bagaimana pun dia dirugikan dengan batalnya pernikahan ini.

***

Seorang pria melemparkan kunci mobil ke arah pelayan rumah.

“Bersihkan mobil itu terutama kursi belakang. Jangan lupa semprot dengan desinfektan,” ucapnya kasar.

“Baik, Tuan.”

“Kenapa?” Seorang pria berbaju biru tampak kaget dan bertanya karena melihat sahabatnya melempar kunci mobil.

“Seorang gadis masuk ke dalam mobilku.” Pria itu membuang kasar nafasnya.

“Apa yang terjadi?” Pria berbaju biru itu kaget untuk kedua kalinya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status