Pernikahan adalah hal yang sangat sakral dan tidak bisa dibuat main-main. Pernikahan akan terjadi ketika kedua belah pihak saling mencintai. Itulah hal yang diketahui oleh Riri. "Mereka sudah berbuat zina didesa ini!... Nikahkan saja mereka berdua!." Teriak Ibu-ibu yang terus saja memanas-manasi keadaan. Rinanda Audrelia atau yang kerap disapa Riri, adalah seorang remaja berusia 18 tahun yang baru saja lulus SMA. Saat mengunjungi sepupunya yang akan menikah, Riri mendapatkan kesialan yang tak disangka-sangka. Riri harus menikah dengan orang yang tak dikenalnya, apalagi laki-laki itu adalah seorang preman yang sangat kasar dan berkuasa. Bayangan tentang kehidupan rumah tangga yang bahagia kini hanya tinggal khayalan saja.
Lihat lebih banyak"Dasar anak sialan!!" Bentak Dimas yang merupakan adik angkat ayah Leon. Kaki Dimas terangkat tinggi dan bersiap-siap untuk menendang Leon yang tengah tengkurap di lantai. Untungnya aksi itu terhentikan oleh salah satu anak buah pak Arjuna."Tolong jaga sikap anda tuan Dimas, kami tidak akan segan-segan untuk menyakiti anda jika berani bermacam-macam dengan tuan muda.""Kau berani macam-macam denganku hah?!!. Budak rendahan sepertimu berani-beraninya mencari masalah denganku!!." Bentak Dimas sembari mencekam kerah kemeja laki-laki yang baru saja memberinya peringatan.Tak ingin kalah dari Dimas, laki-laki itu menghempaskan tangan Dimas lalu mencengkeram kemeja Dimas dengan kuat sebagai tanda perlawanan."Ingatlah status anda tuan Dimas. Sebelum menjadi bagian dari Ganada, kau juga termasuk dalam golongan budak rendahan seperti kami. Waspadalah, jika salah sedikit lagi, kau pasti akan kembali lagi ketempat asalmu." Ucapnya pelan dengan penuh penekanan. Karna merasa sudah cukup memberi
Pak Arjuna melangkah menghampiri Leon yang kembali tak sadarkan diri, hatinya terasa sangat sakit ketika melihat putranya harus menghadapi hal yang sangat mengerikan. Ayah mana yang tidak akan merasa terpukul ketika anak-anaknya mengalami hal yang dapat menghancurkan mental, terutama Dion yang kini usianya belum genap sepuluh tahun."Maaf nak, semoga saja ke depannya kalian bisa hidup dengan baik."Pak Arjuna menghela nafas dan mempersilakan dokter Asrof untuk melakukan tugasnya. Pak Arjuna mengira semuanya akan berjalan dengan lancar ketika mengingat kemampuan dokter Asrof yang sangat mahir dalam bidangnya. Namun siapa sangka kejadian yang tidak terduga akan terjadi.Dokter Asrof dan beberapa rekannya harus mengalami beberapa kendala ketika di hadapkan dengan Leon yang sangat sulit untuk di tangani.Leon yang kesadarannya mulai terkumpul menyadari bahwa ikatan yang mengikat dirinya telah kendur dan merenggang, tanpa berpikir panjang lagi Leon bergegas melepaskan diri dan menyerang be
“Sudah punya? Papah sudah mempunyai buktinya dan masih saja tetap membelanya?!. Apa dia itu lebih penting dari pada keluarga papah sendiri?! Apa dia lebih penting dari mamah yang sudah menemani papah selama ini?!” Mata Leon terlihat berkaca-kaca, giginya saling beradu karna geram dengan laki-laki yang saat ini ada di depannya.“Apa kamu akan percaya kalau semua ini papah lakukan demi keluarga kita?""Demi keluarga? Apa papah tidak salah ucap?" Ujar Leon yang tak percaya. Leon yang sudah tak ingin berlama-lama lagi dengan ayahnya memilih untuk pergi saja. Namun sebelum pergi, Leon berniat untuk mengambil flashdisk-nya terlebih dahulu.Tangan Leon terulur untuk meminta flashdisk yang ada di dalam genggaman tangan ayahnya, tapi ternyata pak Arjuna tak menyerahkannya.Dengan sekuat tenaga pak Arjuna menggenggam erat flashdisk di tangannya hingga terbelah menjadi dua. Tak hanya itu saja, pak Arjuna bahkan memasukkan flashdisk itu ke dalam minumannya dan meminumnya.Kejadian itu terjadi san
“Kalau itu dapat menyelamatkan mamah, aku akan merelakan nyawaku!"Pak Arjuna mengacak-acak rambutnya karna frustrasi dengan kelakuan putra sulungnya. Baru saja dirinya terbangun dari tidur dan berusaha untuk mencari istrinya yang tidak ada di sampingnya, namun pak Arjuna justru mendapatkan kabar bahwa putranya akan menyerahkan jantungnya."Kamu mau mamah kamu sedih karna harus hidup dari nyawa putranya?!!... Setidaknya kamu harus memikirkan perasaan mamah!!”"Aku tidak peduli! Selagi itu bisa menyelamatkan mamah, aku akan melakukan segalanya.""Tutup mulutmu sekarang dan temui mamahmu!" Ujar pak Arjuna yang langsung pergi menuju ruang rawat istrinya karna ingin berdebat lebih lama lagi dengan Leon.Leon yang awalnya kesal dengan ayahnya mau tak mau harus pergi mengikutinya dari belakang.Wajah Leon semringah ketika melihat ibunya yang sudah tersadar dan berhasil melewati masa kritisnya.“Mamah...” Panggil Leon pelan sembari berjalan cepat menghampiri ibunya.“Jangan bertindak gegabah
"Maaf tuan muda, kami telah berusaha semaksimal mungkin. Namun, kemungkinan nyonya untuk bertahan hidup sangatlah kecil. Di tambah lagi ada beberapa tusukan yang ternyata sampai mengenai jantung dan beberapa organ penting lainnya.” Ucap dokter itu dengan lirih.“Untuk sekarang, kami membutuhkan jantung agar dapat mempertahankan hidup nyonya. Karna kerusakan yang di alami cukup parah, sesegera mungkin kami membutuhkan pendonor secepatnya.” Ucap dokter itu lagi.Jantung Leon terasa sangat nyeri, kepalanya terasa sangat berat dan serasa ingin jatuh. Leon ingin menundukkan kepalanya dan mencari sandaran yang bisa di gunakan untuk berbagi kepedihan yang saat ini dia alami. Tapi situasi saat ini sangat tidak memungkinkan. Leon menarik nafasnya dalam-dalam dan berusaha berpikir dengan jernih untuk mencari jalan keluarnya.Leon menatap Dion yang ada di sampingnya, berbagai pertimbangan Leon pikirkan untuk mengambil keputusan yang akan di ambil untuk ibunya agar dapat bertahan hidup.“Sekarang,
“Ma-mamah?...”Leon menghela nafas lega saat masih merasakan nafas ibunya.Tanpa berpikir lama lagi Leon mengangkat tubuh ibunya dan berteriak sekencang mungkin agar ada seorang yang mendengar dan membantunya membawa ibunya ke rumah sakit. Namun saat Leon hendak melangkahkan kakinya, Leon merasakan ada sesuatu yang menancap di punggungnya.Leon menoleh ke belakang dan menatap tajam wanita yang terlihat sedang ketakutan. Leon ingin sekali memberinya pelajaran, namun karna dalam kondisi yang tidak memungkinkan, Leon berusaha menahan amarahnya dan berlari pergi ke luar ruang kerja ayahnya.Melihat kakaknya yang keluar dengan menggendong ibunya, Dion ikut berlari di belakang Leon.Leon berteriak sekeras mungkin agar orang-orang yang ada di rumah bisa membantunya, dan untungnya ada dua orang satpam yang masih terjaga.Melihat anak majikannya berlari sambil berteriak, kedua orang itu segera menghampiri.“Tuan, ini?...”“Ambil mobil sekarang!!”Tanpa bertanya banyak lagi, salah satu di antar
Inilah hari yang di tunggu-tunggu oleh Leon, sudah hampir dua minggu ibunya berada di rumah sakit, namun kini akhirnya bu Amalia dapat pulang kembali ke rumahnya.Leon sedikit lega karna wanita perusak keluarganya itu masih menjalani perawatan di rumah sakit, sehingga setidaknya dalam waktu dekat ini tidak akan ada orang atau pun hal-hal yang membuat penyakit jantung ibunya kambuh. Leon kira kedamaian di rumahnya akan bertahan sedikit lama dari perkiraannya, tapi ternyata itu tidak terjadi.Sudah satu minggu berlalu semenjak Leon merasa lega dan senang karna kepulangan ibunya dari rumah sakit. Saat ini Leon tengah meminum teh hangat yang baru saja datang, otaknya sedang berpikir keras untuk mencari cara agar keluarganya dapat kembali seperti semula walaupun tanpa ayahnya.Leon berpikir akan menyingkirkan ayahnya setelah semua aset keluarganya jatuh ke tangannya. Selain aset keluarganya, Leon juga berencana untuk mengambil alih semua kekuatan dan kekuasaan yang di miliki oleh ayahnya.
Leon menatap sendu wajah ibunya yang terbaring lemas tak berdaya di atas ranjang rumah sakit.Bu Amalia terkena serangan jantung setelah mendengar kabar bahwa suaminya pernah berselingkuh dan bahkan memiliki dua orang anak yang usianya tak jauh dari usia putra bungsunya."Mamah."Leon melirik Dion yang ada di sampingnya, wajahnya terlihat sangat merah setelah seharian menangisi ibunya yang sedang tak sadarkan diri."Kakak, mamah nggak papa kan?" Tanya Dion dengan mata sembabnya.Leon tak tahu harus menjawab apa, dirinya pun sedang kebingungan. Sikap ayahnya yang terlihat memihak kepada mereka membuat Leon harus diam untuk sementara waktu, semua kekuasaan yang di dapatkan Leon berasal dari ayahnya, hal itulah yang membuat Leon tak bisa berbuat apa-apa.*****Sudah satu minggu berlalu semenjak kedatangan tamu tak di undang itu, suasana di dalam rumah Leon terasa sangat sepi, tidak ada satu pun suara yang terdengar di sekitar sana, bahkan para asisten rumah tangga pun tak berani berbicara
Leon menatap Riri dengan mulut yang terkunci rapat, rasa berat sekali meninggalkan gadis kecil yang sudah menjadi teman bermainnya selama beberapa bulan belakangan ini."Kak? Kakak kenapa?" Tanya Riri ketika melihat wajah Leon yang terlihat seperti tak bernyawa.Leon hanya tersenyum pahit dan tidak berkata apa-apa lagi."Maaf tuan muda, tuan meminta agar tuan muda segera mengemasi barang bawaan. Kalau tidak kami bisa membantu membereskannya."Leon masih terdiam tak berbicara, moodnya benar-benar buruk hari ini, apa pun yang dia lakukan hari ini terasa sangat menyebalkan karna selalu saja di ingatkan agar segera mengemasi barang-barangnya."Biarkan saja, kalau dia tidak ingin membereskan barang-barangnya, jangan di bereskan, nanti bisa beli lagi di sana."Leon menatap kesal kearah mamahnya yang sedang menggendong Dion adiknya. 'Apa mereka tidak bisa membiarkan aku hidup dengan tenang?!' Kesal Leon dalam hati."Apa sudah semuanya?"Lengkap sudah kekesalan Leon siang ini. Sudah susah pa
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.