Share

Maaf

Adrian pergi meninggalkanku setelah Nadhira siuman. Aku merasa bersalah padanya. Apa lagi yang bisa aku ucapkan pada Adrian selain kata maaf. Seharusnya aku berterima kasih padanya, karena ia telah menolong istriku saat aku tidak ada. Namun, aku malah memukulinya karena rasa cemburuku.

Nadhira sudah lebih baik. Aku membawanya pulang dan saat ini ia sedang tidak ingin berbicara denganku.

Aku mengerti dengan suasana hatinya saat ini dan aku tidak ingin mengganggunya. Kubiarkan ia menenangkan diri di dalam kamar.

Setelah cukup lama, barulah aku ke kamar dan membawakan makanan untuknya. Hingga malam menjelang, ia belum mau makan. Aku khawatir akan kesehatannya juga janin yang dikandungnya.

Ah... rasanya seperti mimpi. Akhirnya aku akan mempunyai anak dari Nadhira, istri pertamaku yang sangat aku cintai.

"Sayang!" panggilku sambil membuka pintu dengan susah payah dan perlahan karena kedua tanganku membawa nampan yang di atasnya ada semangkuk bubur

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
kmu juga Suf jangan berat sebelah .kmu udah berani poligami kmu hrs adil klo kmu g adil kmu akan kena hukum Alloh yg mau punya istri dua g mau g adil ...
goodnovel comment avatar
Eka Mari Spi
aku mewek ya..menyentuh banget jadi Nadhira,,cinta dan kesengsaraan
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status