Share

Bab 6

Keesokan harinya kembali kami bertemu, di kost, kebetulan hari itu adalah hari Sabtu, tak ada kuliah.

"Yank, maafin aku ya. Mama dan Papa tak setuju kalau kita menikah. Mereka malah memberiku uang untuk menjatuhkan janin itu," kata Rama, lesu.

"Apa kamu tak bisa memberi pengertian pada mereka? Apa kamu nggak sayang sama anak ini Yank?"

"Aku tak bisa lagi memaksa Yank, aku juga tak ingin menyakiti kedua orang tuaku. Lagi pula ternyata Mama sejak lama telah menjodohkanku dengan anak temanya, dan sebentar lagi kami akan bertunangan. Maafkan aku Yank. Sepertinya aku tak bisa menikahimu saat ini, sebesar apapun cintaku padamu, namun aku pun tak bisa menolak keinginan Mama dan Papaku,"

"Pengecut sekali kamu menjadi seorang laki laki. Kenapa tak dari dulu kau katakan kalau orang tuamu tak merestui hubungan kita, dan sudah menjodohkanmu?. Sekarang pergilah, dan jangan pernah temui aku lagi!!. Aku tak butuh laki laki sepertimu!!." teriakku sambil menangis.

"Maafkan aku Yank. Semua diluar perkiraanku dan tanpa sepengetahuanku. Terima lah uang ini Yank, gunakan untuk meluruhkan janin itu, mulailah kembali menata hidupmu, gapai cita citamu. Aku yakin kamu bisa bahagia tanpa aku. Maafkan aku sudah menghancurkan hidupmu,"

katanya sambil menaruh amplop coklat yang kemungkinan besar berisi uang itu diatas meja.

Ku ambil amplop coklat tersebut dan membuangnya tepat di muka nya,

"Pergi kamu dan bawa semua uangmu. Aku tak butuh ini semua!!!. Aku akan selalu menjaga anak ini, meski tanpamu. Tak usah kau urusi hidupku!!"

Aku pun segera masuk ke dalam kamar kost dan membanting pintunya. Aku menangis sejadi jadinya, menyesali semua yang telah terjadi. Betapa bodohnya aku yang sudah percaya dengan rayuan gombalnya.

"Yank, buka pintunya! Ku mohon sebentar saja," kata Rama dibalik pintu.

"Pergi kamu!! Aku tak ingin bicara denganmu dan aku pun tak ingin lagi bertemu denganmu. Sungguh menyesal aku menjalin hubungan denganmu!! Pergi!!"

Tak lagi aku menghiraukan ketukan dan juga panggilannya dari luar. Aku sudah tak ingin tahu apapun tentangnya.

Mengapa begitu mudah dia meninggalkanku, disaat keadaanku terpuruk seperti ini. Mana janji janjinya yang selalu akan mencintaiku selamanya. Sungguh aku menyesal telah mengenalnya.

Mengapa begitu mudah dia meninggalkanku, disaat keadaanku terpuruk seperti ini. Mana janji janjinya yang selalu akan mencintaiku selamanya. Sungguh aku menyesal telah mengenalnya.

Siang itu aku sudah tak punya semangat lagi untuk hidup, semua sudah hancur, dan aku pun sudah mengecewakan orang tuaku. Kemana aku harus mengadu, dan kemana harus mengadu,aku pun tak tahu. Tak mungkin aku menceritakan semua kepada Ibu, aku tak ingin membuatnya kembali terpuruk, seperti saat di tinggal oleh Ayahku dulu. Saat itu kadar imanku masihlah sangat sedikit, aku lupa bahwa aku punya Allah yang Maha Segalanya.

Menangis terlalu lama membuatku tertidur. Dan aku terbangun saat HP ku yang ada disampingku berdering, aku pun langsung mengangkatnya,

"Iya, siapa ini?" kataku membuka obrolan tapi masih belum genap nyawaku, alias mengantuk.

"Yank, ini aku, tolong bukain pintu. Aku ingin mengatakan sesuatu. Papa sudah merestui hubungan kita, kita bisa menikah Yank. Kita akan bersama sama membesarkan anak kita. Aku sudah ada di depan pintu kamar kost kamu dari tadi,"

Seketika aku kaget, dan langsung duduk, apa aku ini sedang bermimpi ya? Kucubit pahaku, aww sakitt, ternyata ini nyata. Kemudian aku lihat dari jendela, ternyata benar Rama berdiri di depan pintu, sambil memegang HP. Aku pun langsung membuka pintu,

"Akhirnya kamu buka juga pintunya Yank. Aku takut kamu bertindak yang macam macam," katanya sambil langsung memelukku.

Aku pun membalas pelukannya erat, aku tau dia sangat mencintaiku, tak akan mungkin dia mau menyia nyiakanku.

"Sekarang kamu ganti baju ya Yank, Mama dan Kak Riska pingin ketemu denganmu."

"Apakah benar jika mereka sudah merestui hubungan kita Yank?"

"Benar Yank, tadi aku sudah memohon dan akhirnya mereka mengabulkan permintaanku. Cepat ya, ku tunggu di depan. Kita akan segera menikah dan membesarkan anak kita bersama sama."

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status