Stuck In H2SO4

Stuck In H2SO4

Oleh:  Alvydradirgantara  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
2 Peringkat
56Bab
2.3KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

"Sya jangan tidur sore. Apalagi habis Ashar,"ucap Fatih membuat ku kembali membuka mata. "Trus saya mau ngapain,"tanyaku memutar ceramah yang mungkin saja ada lewat di podcast Islami. "Kewajiban istri yang baik tidak pernah menolak ajakan suam "Indahnya mahligai rumah tangga dengan berkah apalagi kalo di dalam nya "Anak yang sholeh ada dari kedua orang tua yang soleh. "Istri ingat ya. Ada hadits yang mengatakan barang siapa yang menolak ajakan suami berhubungan sampai suami tidur dalam keadaan marah. Maka malaikat akan melaknat nya sampai waktu pagi," "Gila kayaknya aku hari ini,"ucapku mematikan radio. "Ngga ada kah yang waras sedikit gitu. Waras sih cuma ngga ada kah yang bisa masuk di nalar ku,"ucapku sebal sendiri. Laknat sampai pagi. Fix aku kayaknya kalo begini terus malah nambahin dosa dengan akh sudahlah. Sembari menikmati suasana sore, tanpa sengaja malah memandang pria yang duduk di sebelah ku. Sosok Fatih yang tengah fokus cukup membuat ku jatuh dalam pesona nya. "Mau sampai kapan liatin saya Rafsya,"ucap Fatih. "Err ngga papa Pak. Saya liat jalan malah ngantuk,"ucapku. "Jadi kalo liatin saya?,"tanya Fatih. "Ngga. Soalnya ingat tugas saya banyak,"ucap ku refleks. -^- Rafsya Anitya (20 tahun) gadis yang harus menerima nasib buruk saat 500 ml larutan H2SO4 4N tumpah mengenai separuh tubuhnya. Hingga membuatnya harus menikah di usia muda sebagai bentuk pertanggungjawaban dari sang pelaku. Sifatnya yang masih labil berpadu dengan keras kepala Fatih (35 tahun) mengisi keseharian rumah tangga nya. Hingga sebuah piring akhirnya pecah menyisakan dua pilihan. Meninggalkan pria penyebab masalah hidupnya dan menikah dengan laki-laki yang telah lama do tunggu. Atau menetap dengan segala jenis konsekuensi dan mengabaikan penantian yang telah lama.

Lihat lebih banyak
Stuck In H2SO4 Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Anung DLizta
Super nagus thor. Seru bacanya.
2021-12-26 12:13:48
1
user avatar
Skyy
Semangat, Kak! Perbabnya panjang banget, memang ngabisin koin. Tapi sesuai sama panjang ceritanya. Jgn kasih kendor terus berkarya kak!
2021-12-25 22:31:25
1
56 Bab
Prolog
Ku meminta rindu menyesali waktuMengapa dahulu tak ku ucapkan aku mencintaimu seribu kali sehariAlunan musik yang tak sengaja lewat di telinga membuat air mata menitik dari matanya. Terngiang bau tanah pemakaman semakin menambah duka kesedihan yang telah bermuara. Gerimis yang turun turut mewarnai rasa kehilangan yang teramat dalam."Mengapa waktu punya banyak misteri? Kenapa tidak membiarkannya diam daripada menghancurkan detik demi detik yang berlalu,"ucapku begitu pundak ku digenggam pelan. Pilihan ku kali ini ngga salah hanya saja takdir justru jauh lebih menyiksa daripada takdir yang lalu."Rafsya. Kita pulang ya,"ucap laki-laki itu dengan sabar memeluk tubuhnya yang sudah basah kuyup karena hujan. Akan jauh lebih baik tidak mengenal siapapun daripada tersiksa dalam kenangan saat orang yang bersangkutan telah pergi.
Baca selengkapnya
Bab 1 : Queen Of Disaster
Pranggg "ALLAHUAKBAR,"ucap seorang gadis yang tengah berurai air mata menahan pedih dan sakitnya di saat setengah tubuh bagian atasnya terguyur larutan pekat asam sulfat."Rafsya. Ehh ayo bawa turun cepat weh,"ucap Hilda panik sendiri. "Panas Hil,"ucap Rafsya menutup erat matanya berusaha mencari pegangan. "Panggil Pak Lewis ehh,"ucap yang lain terdengar bersahutan makin menambah panik ku.Terasa tubuhku melayang di udara sesaat hingga guyuran dingin membasahi kulit ku mencoba meredakan rasa panas dan pedih yang menjalar. Ku erat genggaman pada lengan yang tadi mengangkat ku ke bawah guyuran dingin air."Siapkan mobil segera,"ucap Pak Lewis terdengar begitu keras. "Pak jas lab nya lepas aja daripada semakin memperparah,"ucap Lewis mulai mengambang di udara. "Permisi ya Dek,"ucap suara asing tapi terasa familiar.Jas lab yang setengah ku pak
Baca selengkapnya
Bab 2 : Tanggung Jawab
"Kau nih kayaknya di suruh buang cairan kimia sisa Sya. Siapa suruh besok aja mikir nya,"ucap Airin mencibir ku. "Hust diam aja bisa ngga. Aku malah mikirnya di suruh bersihkan lab. Karena kalian berdua kan baik hati dan tidak sombong, jadi ngga pikir dua kali,"ucapku tersenyum lebar. "Ckckck. Dah lah ayo pulang Rin,"ucap Hilda. "Asem mau kemana lagi kalian ini he,"ucapku kesal. "Canda wak. Kita mau cari makan dulu, lapar kali habis praktikum. Nanti ku bungkuskan buat mu,"ucap Airin melambaikan tangan nya di udara. Menyisakan ku yang kayak orang gembel di depan lab. "Remember love you. I love you,"ucapku mengetuk kotak lab sembari memikirkan betapa gabutnya diri ku. "Rafsya Anitya,"panggil Fatih membuat ku segera bangkit. "Iya Pak,"ucapku berdiri tegap. "Ayo ikut saya,"ucap Fatih ku angguki. "Sudah shareloc Pak?,"tanya Lewis yang bertemu di pintu masuk. "Sudah saya kirim ke grup Pak,"ucap Fatih. "Oalah
Baca selengkapnya
Bab 3 : Little Wife
Fatih POV Kecelakaan kecil di lab membawa ku di dudukkan bersama gadis kecil mahasiswi ku. Liatlah dia tampak memang masih muda dari tingkahnya. Meskipun terlihat tertata mataku tak bisa beralih dari wajahnya yang imut. "Ehem dimakan Le jangan liatin Rafsya terus,"tegur Asmita, mertuaku. Astaga dia juga bisa tersipu makin membuatku enggan mengalihkan pandangan. Ehh apaan sih Fat. Itu mahasiswi mu catat kalo lupa. "Mbak Rafsya liat nah Molly,"ucap sepupu nya menunjukkan kucing jenis Persia yang bergerak lucu membuat matanya berbinar. "Molly. Eum tambah gemuk kamu,"ucap Rafsya menggendong Molly sembari mengusap lembut kepalanya. Kalo kucing aja digendong penuh sayang bagaimana dengan putra mu Fat. Ehh kenapa malah jadi ngelantur.  Baru sejam yang lalu akad, otakku mulai ngga sehat. Efek nikah di usia yang seharusnya sudah berkeluarga. "Rafsya makan dulu Nak. Nanti aja Molly nya,"ucap Asmita. "Bent
Baca selengkapnya
Bab 4 : Ekspektasi Pagi Indah
Suara rintik hujan membuat ku membuka mata perlahan. Ini sepertinya kediaman Hafla apalagi dengan berbagai dokumen di sana sini. Dan ya Fatih yang tidur di sofa. Ehh pelanggaran lu Sya. Bisanya suami tidur di sofa. Ku tarik selimut yang membalut tubuhku dan menyampirkan ke tubuhnya sebelum beranjak keluar. Masih jam 4, berarti harusnya aku sudah mulai masak. Masalahnya ngga ada kah yang bisa ganti baju ini heh. 11 12 dengan rumahku hanya saja keluarga Hafla jauh lebih agamis berbeda dengan ku yang lebih javanes. Tapi di sini ngga ada ruang terbuka penghubung kayak di rumahku. Its okey kolam ikan cukup membuatku terpukau. "Rafsya sudah bangun Nak?,"tanya Aina dengan senyum lembut nya menyapa ku. Bunda mertua ku memang sangat lemah lembut ges. Di pagi yang cerah senyumnya sudah mencerahkan dunia. "Sudah Bun. Oiya bun kalo sarapan biasanya masak apa,"tanyaku. "Waduh kok kamu sibuk masak. Udah ngga usah
Baca selengkapnya
Bab 5 : Memahami
Rumah sederhana dengan kolam ikan dan taman hijau di luar cukup membuat ku terpesona begitu pintu gerbang terbuka otomatis. Belum lagi gazebo yang teduh dengan rerumputan hijau menambah kesan cinta alam."Kak Rafsya suami tersayangmu kangen nih. Lagian kenapa juga ngga saling tuker nomer Whatsapp sih,"ucap Amayra menyodorkan HP nya. "Rafsya saya kemarin sudah nyusun semua baju dari rumah kamu di lemari.Nanti kalo ada kurang nya atur aja sendiri. Amayra ngajak kamu kemana tadi,"tanya Fatih. "Kemana? Cuma ke apotek beli salep karena yang kemarin habis,"ucapku. "Yee suudzon mulu sih,"celetuk Amayra."Ya sudah. Nanti jam setengah 5 saya pulang. Langsung bersihkan diri saja sesuaikan senyaman mu saja. Assalamualaikum,"ucap Fatih menutup panggilan. Dia meminta ku bersih-bersih atau akan membuat tugas yang akan datang. "Waalaikumussalam,"ucapku masuk ke dalam rumah yang membawa suasana sejuk dan penuh nuansa hijau.
Baca selengkapnya
Bab 6 : Ngampus bareng
“Larutan NaCl 0.02M terlebih dahulu dilakukan standarisasi,”ucapku bolak-balik sepanjang kamar, sementara Fatih sibuk dengan laptop nya. “Bukan 0,02 Sya. 0,002 M. Tidurlah saya ngga menerima telat bangun,”ucap Fatih mengemasi bukunya. “Tapi kalo saya ngga bisa dikeluarkan. Gimana sih Pak,”ucapku berdecak mendapat tatapan aneh nya. “Sudah cukup. Cepat tidur,”ucap Fatih membuat ku ikut bergegas ke atas ranjang setelah tak lama kemudian lampu dimatikan.“Erlenmeyer, buret, corong pisah, labu ukur,”ucapku bergumam sembari menatap ke langit-langit kamar yang dihiasi temaram lampu. “Rafsya Anitya. Mau tidur sendiri atau saya tidurkan,”gumam Fatih menatapku lekat. “Rafsya tidur,”ucapku memundurkan diri malah ditarik mendekat. “Mau jatuh dari ranjang? Ayolah Rafsya kamu bukan anak kecil yang susah disuruh tidur kan. Sekali lagi kamu bergumam atau bertingkah lagi, saya pastika
Baca selengkapnya
Bab 7 : Cara Pikir Rafsya
"Sya dari bapak kah itu?,"senggol Airin begitu usai praktikum melihat gelang di tanganku. "Hmm iyalah masa iya aku beli ginian,"ucapku. "Selera bapak bagus ya,"ucap Airin. "Banget, apalagi dia suamiku,"ucapku terkekeh geli. "Cie sudah mengakui,"ledek Airin membuatku tersenyum kecil. "Setelah praktikum kali ini silahkan laporan sementara dikumpulkan paling lambat besok jam 23.59 Wita,"ucap Fatih. "Baik Pak," "Kerja kelompoknya gimana ini?,"tanyaku bersama teman satu kelompok. "Iya nah. Kamu ngga ngekost lagi kan. Atau kita bagi tugas aja,"ucap Kieran. "Iya gin. Aku dasar teori,"ucapku. "Nah sisanya tinggal kami yang kerjain. List aja di grup baru kumpul di wa semuanya paling lambat besok pagi jam 8,"ucap Rafael. "Oke oke. Ya udah duluan ya,"ucap Kieran pergi lebih dulu.  Sementara diri ku tentu saja belok memutar balik sebelum masuk ruang dosen. "Weh mau kemana,"tanya Rafael melihat ku malah berbalik arah. "Biasalah,
Baca selengkapnya
Bab 8 : Dewasa
"Rafsya,"panggil Fatih  membuatku berbalik usai konsultasi dengan Lewis. Padahal sedari tadi sudah enggan mendekatinya malah dengan sengaja pria itu meminta ku berbincang. "Saya pak,"ucapku berdiri di depan nya. "Tunggu temanmu keluar dulu,"ucap Fatih membuat ku duduk dengan wajah bosan."Pak sudah keluar semua. Ngapain lagi saya disini,"ucapku. "Setelah ini ada  pemeriksaan bulanan dari instansi. Kemarin sebelum nikah ngga sempet ngurus makanya kartunya baru jadi. Nanti ke sana jam setengah 2 an saja,"ucap Fatih menyerahkan sebuah kartu yang menampilkan wajahku sama seperti di kartu tanda mahasiswa. Nasib nikah masih mahasiswa."Pemeriksaan apa Pak? Saya tidak sedang sakit,"ucapku merasa sehat. "Seharusnya sebelum menikah kemarin perlu vaksin tetanus. Tapi lihat kebijakan dokternya seperti apa ya,"ucap Fatih membuat menatapnya tak percaya. Jarum suntik memang bagi semua orang rasanya tidak seberapa. Tapi bagi ku lebih baik terke
Baca selengkapnya
Bab 9 : Guncangan
“Ada tamu kah?,”ucapku begitu melihat pintu rumah terbuka lebar. “Ya masuk kalo mau tau,”ucap Fatih memasuki rumah. Baru aja mengikuti langkah Fatih masuk, aku sudah dikagetkan dengan seorang wanita yang memeluk erat dirinya.“Ehh,”ucap Amayra terlonjak sedangkan aku hanya terpaku. Perasaan itu foto bukan pajangan loh ya. Bukan posesif hanya saja baru menyadari dia gadis yang semalam. “Syarifah saya baru pulang,”ucap Fatih membuatnya melepas pelukan nya.Tau kah kalian yang namanya Syarifah itu behh. Sungguh mempesona dan tampak cerdas seperti yang terlihat. “Ini sepupu?,”tanya Syarifah menunjukku. “Dia Rafsya istri ku. Rafsya ini Syarifah teman kuliah ku,”ucap Fatih datar duduk di sofa ruang tamu.“Istri? By kamu ngga salah kan. 7 tahun terus kamu tiba-tiba nikah gitu aja. Ouh pantes semalam kamu ngga mau aku datang ke rumah mu karena ini,&rdquo
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status