Share

Sorry, I Love You
Sorry, I Love You
Author: Miss L

Menonton Konser

Masa muda harus dinikmati dengan berbagai pengalaman juga petualangan. Dan itu lah yang dilakukan Azura sekarang. Dia sedang berjingkrak jingkrak, menggerakan badannya, dan bersenandung mengikuti alunan music BTS yang menggunakan bahasa Korea. Alessia menonton konser BTS dengan Joy dan Wendy, sahabatnya. 

"Jin, i love you," teriak Joy saat melihat Jin berjalan dari atas panggung menuju tempatnya berdiri.

"Loh V mana, eeh itu V... V," teriak Azura tak mau kalah dari Joy.

Makin histeris Azura berteriak saat V seperti menatap ke arahnya. "Saranghae Oppa... V ooh my god V." Azura berteriak makin keras.

"Woi keras amat sih teriaknya, sumpah berisik banget," ujar Wendy kesal dengan teriakan Azura.

"Apaan sih, biasa aja kali... Namanya juga konser bebas dong mau teriak-teriak juga, mau sepi ke hutan aja sana nonton konser Tarzan," jawab Azura kesal dengan Wendy.

"Terserah dah, eeeh itu Jungkook mana, marry me Jungkook." Wendy juga berteriak saat melihat Jungkook menuju arahnya.

"Is... iis, dia sendiri aja begitu," ejek Azura.

"Astaga cakep amat ya, mata aku bagaikan kena vitamin A." Joy masih bersemangat.

"Cakepan V dong," kata Azura tak mau kalah.

"Cakepan Jungkook," jawab Joy.

"Iiish apaan sih pada berantem cuma gara-gara idol doang, asal kalian tau yaa yang paling cakep dan sexy itu cuman Jin," ujar Wendy.

"Terserah dah, bagi aku V, bagi Joy Jungkook, bagi Wendy Jin jadi sesama Army jangan saling tikung dan saling support demi idol kesayangan kita." Alessia berucap dengan bijak pada Wendy dan Joy.

Mereka melihat Alessia dengan heran, sejak kapan Alessia mendadak bijak dalam berkata-kata membuat Joy dan Wendy tertawa terbahak-bahak.

"Kamu kenapa Azu? Apa kesambet jin iprit saat perjalanan menuju konser? Kok tiba-tiba bisa berubah mendadak bijak seperti dapat wangsit," ujar Joy yang tidak berhenti tersenyum dengan perubahan Azura.

"Yaa ampun kalian bukannya bersykur dan merasa bahagia punya teman mendadak bijak malah diketawain. Ga asyik akh."

"Bukannya ga asyik, tapi kami heran kamu kok tiba-tiba berubah begitu, bener ga Wend," ujar Joy lagi.

"Sudahlah kita nikmati saja konser BTS. Ga usah dipikirin aku yang begini. Kita 'kan Army sejati."

"Iya.. iya betul sekali hidup BTS, hidup Army," teriak Joy dan Wendy bersamaan.

Merekapun berteriak dengan serempak yel-yel nama member BTS saat lagu Diamond berkumandang. Kim Namjoon! Kim Seokjin! Min Yoongi! Jung Hoseok! Park Jimin! Kim Taehyung! Jeon Jungkook! BTS! 

Azura, Joy dan Wendy kembali menikmati konser BTS dengan bahagia. Malam yang sulit dilupakan oleh mereka bertiga menonton boyband yang sangat digandungi anak muda jaman sekarang.

*********************************

Tanpa terasa sudah waktu sudah menunjukan jam 1 pagi dini hari. Sudah saatnya mereka kembali ke rumah masing-masing.

"Gila aku ga akan melupakan konser mereka deh, sumpah keren banget," ucap Alessia yang masih tersenyum teringat konser tadi saat berada di mobil Wendy.

"Iya sama aku juga," kata Wendy senyuman yang tak lepas dari wajahnya.

"Azu tumben banget kamu bisa keluar sampe jam 1 pagi, ga dimarahin kakek Ricardo pulang jam segini?" tanya Joy pada Azura.

"Mati aku." Azura menepuk dahinya dengan kebingungan, dia belum pernah pulang sampai selarut ini. Pulang jam 11 malam saja dia pasti sudah kena omelan dan amarah Ricardo Javier, kakeknya.

Sepanjang perjalanan pulang bibir Alessia tak berhenti bergerak. Dia mengucapkan berbagai macam doa-doa yang diingatnya berharap Ricardo tidak mengetahui kalau dia belum berada di rumah.

"Azu kenapa mulut mu komat kamit terus kayak mbah dukun lagi baca mantra sih," ujar Joy heran menatap Azura.

"Enak aja bilang aku kayak mbah dukun lagi baca mantra. Aku lagi baca doa ini berharap kakek udah tidur dan ga tau kalau aku belum pulang. Pusing aku." Azura merasa gelisah sendiri.

Ricardo Javier, kakek Azura sangat protektif pada dirinya, menjaga, dan melindunginya. Ricardo juga sangat memanjakan Alessia dan memberikan semua hal terbaik untuk cucu semata wayangnya tidak ada yang lebih berharga bagi Ricardo selain Azura. Apapun akan Ricardo lakukan demi kebahagiaan Azura.

Kedua orang tua Azura sudah meninggal karena kecelakaan mobil dan hanya Azura yang selamat dari kecelakaan tersebut. Semenjak kejadian tersebut Ricardo lah yang menjadi satu-satunya yang melindungi Azura, dia tidak akan membiarkan cucunya kekurangan kasih sayang.

Teman-teman Azura menurunkannya tidak terlalu jauh dari rumahnya. Dia berharap Ricardk sudah tidur dan tidak menunggunya pulang. Dengan sangat perlahan Azura membuka pintu ruang tamu. Mengedarkan matanya untuk melihat keadaan sekeliling rumah, mungkin hari ini merupakan keberuntungan untuknya tidak ada sang kakek dimanapun. Azura menarik napasnya dengan lega saat sudah berada dikamarnya dan berteriak kecil.

"Aaah berhasil."

Azura membaringkan badannya di atas ranjangnya yang empuk merasakan aroma parfum cherry blossom kesukaannya. Dia pun teringat konser BTS yang membuatnya tersenyum kembali, wajah para member BTS seakan mengelilingannya. Dia sangat bahagia sekarang bisa menikmati waktu-waktu yang tidak akan pernah dia lupakan.

Sambil bersenandung lagu BTS dia  membersihkan sisa-sisa make up di wajahnya. Menatap wajahnya di cermin yang sudah polos tanpa ada polesan.

"Aku memang cantik," ujar Azura memuji dirinya sendiri.

Azura mengganti pakaian dengan baju tidur, tapi tiba-tiba terdengar suara dari dalam perutnya. Membuatnya teringat kalau belum makan malam, dia merasa ragu untuk makan apalagi ini sudah lewat dari jam makan malamnya. Perut Azura semakin mengeluarkan suara yang lebih keras, cacing-cacing di dalam perutnya sudah berdemo untuk minta diberi makanan.

"Jangan makan nanti gembrot," ucapnya mencoba melupakan keinginannya untuk makan malam.

Azura mencoba memejamkan matanya membiarkan rasa lapar yang menderanya. Tapi tetap sulit untuknya untuk tidur malah dia semakin lapar. Dengan perasaan berat Azura pun memutuskan untuk ke dapur. Saat berada di dapur dia membuka kulkas melihat ada apel disana. Menggigit dengan santai buah apel yang ada di dalam genggamnya. Berkali-kali dia menguap, rasa kantuk sudah menderainya, lelah tapi lapar.

Saat sedang asyik makan buah apel Azura merasa ada yang memperhatikannya. Sendirian berada di dalam dapur membuatnya takut.

"Jangan-jangan ada setan lagi," ujar Azura bergidik ngeri.

"Aku makan di kamar aja deh. Serem juga di sini." Azura melangkahkan kakinya keluar dapur.

Tapi ada sesuatu yang aneh, Azura heran kenapa lampu di ruang kerja Ricardo masih menyala. Apakah Kakeknya sedang menerima tamu? Padahal sekarang sudah malam. Seorang pria setengah baya berpakaian parlente keluar dari ruang kerja Ricardo menatap Azura.

"Apa kamu Azura Marion Javier, 'kan?" tanya pria tersebut pada Azura.

Azura menganggukan kepalanya dengan perlahan dan heran pada lelaki tersebut.

"Kamu sangat cantik."

Azura menyerengit dahinya.

"Maaf anda siapa ya?" tanya Azura.

"Saya Luis Geraldo. Sekarang kamu sudah besar Azura menjadi seorang gadis cantik yang pintar dan dewasa. Seandainya kedua orang tua mu masih hidup tentu mereka akan sangat bahagia mempunyai putri sepertimu dan saya permisi dulu karena malam semakin larut," ucap Luis Geraldo menatap Azura.

Azura hanya terdiam mendengarkan lelaki yang bernama Luis Geraldo berbicara tentang dirinya dan kedua orang tuanya. Apa Luis Geraldo ingin mengenal Harry dan Megan orang tuanya?

"Hari sudah semakin malam, saya permisi pulang dulu Azura. Sampai bertemu lagi," ucap Luis.

"Iya Om."

Dengan heran Azura pun kembali ke kamarnya sambil memikirkan apa yang telah terjadi. Besok dia akan bertanya siapa Luis Geraldo pada Ricardo.  Setelah tiba di depan pintu kamarnya Azura terkejut saat ada yang memeluk dirinya dari belakang dan membekap mulutnya.

Azura meronta-rontakan badannya. Dia ketakutan dan bingung dengan apa yang telah terjadi.

"Diam!!" suara berat seorang pria membentak Azura.

Bukannya diam Azura semakin meronta-rontakan badannya. Dia harus melepaskan dirinya dalam bekapan pria tersebut.

"Diam atau kau akan aku sakiti," ancam pria tersebut.

Mendengar perkataan pria tersebut Azura ketakutan dan dia memilih untuk menuruti perkataan pria itu.

"Buka pintu kamarmu," ujar pria itu lagi.

Azura menurutinya dan membuka pintu kamarnya.

"Matikan lampunya."

Lagi-lagi Azura menuruti perintah pria itu. Tanpa Azura sangka pria itu malah mencium lehernya membuat tubuhnya meneramang. Dia ketakutan sangat ketakutan apalagi tangan pria itu berada di salah satu gunung kembarnya meremasnya dengan perlahan membuat tubuhnya menggeliat.

Azura yang tidak ingin dilecehkan meraba bagian bagian sensitif pria itu dan meremasnya dengan kencang membuat pria itu memekik dan mendorong tubuh Azura terjatuh di lantai.

"Apa yang kamu lakukan!" teriknya lalu langsung keluar dari kamar Azura dengan kesakitan.

Azura yang terjatuh dilantai tidak percaya apa yang telah dialaminya malam ini. Dengan cepat dia mengunci kamarnya dan menangis diatas ranjang. Dia sangat ketakutan.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
manyun manyun bersama
Siapa yaa ini main pegang2
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status