Share

37. Bima Sakit

Nisa mengangguk, sungguh lega terasa di hati. Meski tak dapat kembali, tapi setidaknya aku ingin membuat Dzabir benar-benar ikhlas menerima Adam sebagai ayah sambungnya.

Tak lagi menunggu aku langsung mengajak anakku ke hotel.

"Hati-hati ya Nak, jangan bikin Papa capek ya?"

Nisa berpesan sebelum akhirnya menyerahkan sebuah tas berisi pakaian ganti untuk Dzabir. Kembali langkah ini tergerak, sampai keluar pagar Nisa masih memerhatikan.

Ya Allah, kenapa harus berakhir begini?

"Pa, kita menginap di hotel yang kemarin ya?"

"Iya Nak, nggak papa 'kan?"

"Nggak papa, Pa. Sekalian bisa mandi kolam. Boleh 'kan, Pa?"

"Boleh donk, kamu bisa berenang nggak?"

"Bisa," jawab Dzabir antusias.

"Mau lomba sama Papa?"

"Mau, tapi ada hadiah nggak?"

"Ada donk."

"Hadiahnya apa, Pa?"

"Em apa ya? Bingung juga. Oo gini aja, yang menang Boleh minta apa aja sama yang kalah. Terus yang kalah harus menyanyi sambil joget-joget."

Tawa Dzabir seketika pecah, melihat dia demikian rasa bahagia menyebar begitu saja di
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (10)
goodnovel comment avatar
Neneng Enur Nurhayati
Duh kenapa ya demamnya malah sudah turun...catat
goodnovel comment avatar
Ruslina Mohd Sabar
ni anak bisa membawa ibunya kearah zina dgn papanya yg cetek agamanya.
goodnovel comment avatar
Siti Raihan
jgn balikan sama Bima,,,biar tau rasa tu si bima
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status