Share

Lucunya Aku

Deru angin malam bertiup sepoi-sepoi yang menenangkan. Pohon-pohon melambai dengan penuh penghayatan menemani perjalananku dengan Della menuju kerumah.

Setengah sepuluh malam, kulihat arlojiku menunjukan pukul demikian. Dengan penuh ketidakpastian serta kenyamanan yang diberikan oleh kampungku, rasanya Della enggan untuk beranjak, dan ingin hati lebih berlama untuk tinggal.

"Ad, kita mau balik ke kota besok beneran?" tanya Della menyela.

"Lah, iya, gimana emang?" tanyaku menanggapinya pertanyaannya.

"Ya, nggak papa, masih nyaman aja gue disini," ujar Della dengan sedikit nada pasrah.

"Hmm, lain kali masih ada waktu, besok gue ajak lagi kesini," ujarku menenangkan Della.

Dingin sekali rasanya angin malam itu, masih tidak terpikirkan sebelumnya. Sudah lebih lima hari aku bersama Della dalam satu atap rumah. Dan menjadi salah satu cerita peringan luka sebelumnya yang sempat singgah, dan merekah untuk beberapa saat.

Sesampai di depan ruma

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status