Galuh tengah bersama Tasya untuk makan bersama di restoran, tapi siapa sangka akan bertemu dengan istrinya di sana. Terlebih melihat Aleena sedang bersama saudara kembarnya, Gala. Suami mana yang tidak marah melihat sang istri bersama saudara yang selama ini dimusuhinya? Dengan bisikan dari Tasya juga, Galuh menjadi naik pitam kepada istrinya."Sebagai seorang pria yang memiliki istri, harusnya kamu menjaga harkat dan martabat yang kamu miliki. Jangan cuma menyalahkan saudaramu, tapi istrimu juga. Pria tidak akan mau jalan bareng bersama wanita yang sudah memiliki istri, jika bukan karena si wanita yang kegatelan." Tasya terus mengompori agar Galuh semakin kesal pada istrinya. Padahal, dia sendiri tidak sadar bahwa saat ini tengah bersama suami dari wanita lain. Semakin Tasya membisikkan kalimat yang menyudutkan Aleena, semakin Galuh kesal. Pria yang awalnya cuma memandang ke arah sang istri dengan tatapan sinis, justru menghampiri istrinya yang sedang diam terpaku. Wanita cantik be
Aleena menemukan kantong plastik yang tergeletak di lantai, dia hendak memungutnya. Namun, sejenak hatinya ragu. "Bagaimana kalau di dalam isinya bom?" pikirnya liar. Dia hendak masuk ke rumah, tapi rasa penasaran justru semakin mendominasi. Dengan penuh hati-hati, Aleena memungut kantong plastik tersebut. Netra Aleena terkejut mendapati makanan di dalamnya. Dia tidak segan mengambilnya, lalu menghidangkan di atas meja. Bakso iga sapi, menu makanan yang ingin sekali dia makan dari kemarin. "Semua ini pasti perbuatan Gala, siapa lagi kalau bukan dia?" pikirnya. Kakak ipar tampan itu benar-benar peduli padanya, bahkan untuk kesehatan bayinya juga. Aleena makan dengan pelan, bibirnya tersenyum lebar saat mendapati makanan itu begitu lezat. Dia bahkan berniat untuk mengucapkan terima kasih setelah menghabiskan makanannya. Wanita cantik berkulit putih itu jadi berpikir ulang, kenapa bukan Galuh yang memberikan makanan ini?Selanjutnya, piring kotor dibersihkan aga
Semua bahan sudah selesai dibeli, sudah waktunya Gala menyiapkan hidangan makan malam yang lezat untuk wanita yang dicintainya. Dia juga membuatkan segelas susu untuk Aleena, sebab Gala sangat peduli dengan calon bayi yang akan menjadi ponakannya nanti. Dia duduk santai di ruang keluarga setelah membersihkan diri. Tinggal menunggu Aleena bangun dari tidurnya. Setelah itu mereka akan makan bersama. "Kamu ngapain di sini?" tanya Aleena ketika melihat kakak iparnya duduk santai di sofa. Dia akhirnya bangun dari mimpi indahnya karena merasakan lapar. "Eh ... Aleena. Akhirnya kamu bangun juga, kamu pasti lapar 'kan? Kita makan yuk!" ajak Gala tanpa menjawab pertanyaan wanita yang baru bangun dari tidurnya. "Jawab dulu, ngapain kamu di sini?" tanya Aleena penasaran."Aku cuma ingin melihat keadaanmu saja, Aleena. Aku lihat suamimu yang tidak bertanggung jawab itu pergi, jadi aku memutuskan untuk menjagamu." Gala menjelaskan agar Aleena tidak salah paham."Aku b
Waktu berlalu begitu cepat, Aleena semakin dekat dengan kakak iparnya. Sedangkan sang suami selalu sibuk dengan pekerjaannya. Sering kali wanita cantik berkulit putih ditinggal sendiri oleh Galuh. "Tak bisakah sehari saja Mas Galuh di rumah ini ketika hari libur? Apa iya, harus bekerja setiap hari walaupun hari minggu?" cecar Aleena pelan. Bagaimanapun, dia tidak ingin membuat suaminya tersinggung karena pertanyaan yang dilontarkan selagi ini. "Kamu mau aku libur? Apa kamu lupa, aku bekerja untuk siapa?" Bukan menjawab, Galuh justru balik bertanya dengan nada tinggi. "Kamu enak, tinggal di rumah dan menunggu uang belanja dariku. Sedangkan aku harus capek-capek kerja hanya untuk membuatmu bahagia. Kamu harus berpikir juga, Aleena. Anggota keluarga kita akan bertambah setelah ini. Bayi dalam kandunganmu itu juga membutuhkan biaya." Galuh berbicara panjang lebar hingga membuat Aleena terdiam."Udahlah, aku malas sarapan kalau begini!" imbuh Galuh, lalu pergi begitu saja m
Aleena mulai bercerita bagaimana dia bertemu dengan pria yang sekarang dinikahinya, bahkan setelah dia salah mengartikan sifat Galuh yang ternyata di luar prediksinya. Meskipun begitu, wanita cantik berkulit putih mengakui kalau perasaannya tidak akan pernah berubah kepada pria yang merupakan cinta pertama baginya. "Kamu yakin pria itu Galuh? Apa tidak salah orang?" cecar Gala setelah mendengar cerita panjang lebar Aleena. "Aku sih awalnya tidak yakin, karena waktu menikah dengannya perasanku biasa saja. Tidak sebahagia waktu pertama kali bertemu dengannya. Aku yakin itu hal yang wajar," sahut Aleena sesuai prediksinya. Gala terus memperhatikan Aleena, dan mengajak wanita cantik berkulit putih itu masuk ke sebuah tempat wisata yang tidak jauh dari sana. Sebuah pantai yang indah dengan pasir putih yang membentang luas. Sangat cocok untuk bersantai sambil menikmati kepala muda. "Memang kenapa kamu bisa berpikir aku gak salah orang?" tanya Aleena masih melanjutkan o
"Kenapa kamu gak bilang dari awal kalau pria yang aku temui waktu itu adalah kamu, bukan suamiku?" tanya Aleena menuntut penjelasan.Gala membuka mulut untuk menjelaskan, tapi Aleena justru kembali berbicara. "Ternyata kamu cinta pertamaku, dan bodohnya aku tidak bisa mengenalimu dengan baik." Aleena terus menyalahkan dirinya sendiri.Kakak ipar yang tampan pun menghela napas panjang, lalu mengeluarkan secara perlahan. "Maafkan aku, Aleena. Aku sudah memberitahumu, tapi kamu gak pernah peduli. Bahkan aku mengira kalau dari awal kamu memang menyukai Galuh, bukan aku," ujar Gala tidak tahu harus menjelaskan bagaimana. "Kamu jangan nangis lagi ya. Mungkin memang takdir tidak memihak kepada kita, dan kamu harus bisa menerima semuanya. Jika memang kita masih diizinkan bersama, pasti akan ada hal yang membuat kita tidak akan berpisah." Gala berusaha untuk menguatkan diri sendiri serta hati Aleena. Wanita cantik berkulit putih menghapus air matanya secara kasar, lalu berusaha untuk membe
Aleena sering di rumah sejak kejadian waktu itu, di mana Gala diketahui adalah cinta pertamanya. "Aku gak percaya kalau kamu akan ingkar janji seperti ini, Gala. Kamu bilang akan selalu menemuiku, tapi nyatanya sudah hampir satu minggu kamu gak ada kabar." Aleena bermonolog. Dia menyayangkan karena terlalu percaya pada pria yang sudah menjadi kakak iparnya. Dia khawatir terjadi sesuatu yang buruk pada Gala, tapi terkadang dia membenci kakak iparnya karena hilang begitu saja. Hari-hari yang dilalui Aleena selama seminggu terasa hampa, dia sudah tidak memiliki teman mengobrol lagi. Meskipun ada mertua yang setiap hari datang menemaninya. Sesekali dia berburuk sangka kepada Gala. Padahal pria tampan itu saat ini tengah memikirkannya juga. Di kantor, pikiran Gala tidak bisa fokus karena tengah memikirkan keadaan wanita yang dicintainya. "Maafkan aku, Aleena. Semua aku lakukan demi kebaikanmu dan juga calon bayimu. Ternyata waktu aku mengantarmu pulang, Galuh mengetah
Gala tidak menyerah terus menggedor pintu agar dibuka oleh wanita yang dicintainya. Juga mengatakan kalau dirinya memiliki sebuah rahasia."Cepat buka, Aleena. Kalau kamu mau tahu sesuatu, cepat buka pintunya!" pinta Gala setengah berteriak. Sesekali pria tampan melihat ke sekitar takut ada yang memperhatikan dirinya. "Aleena!" panggilnya lagi. Aleena akhirnya menyerah, membukakan pintu untuk pria yang sudah seminggu menghilang tanpa kabar. Gala dengan cepat masuk, lalu meminta wanita berkulit putih duduk di kursi ruang tamu. Pertama, pria itu meminta maaf karena kesalahannya tidak memberikan kabar selama seminggu. Dia juga memberitahukan alasan kenapa dia harus menghilang dari kehidupan Aleena. Awalnya wanita yang tengah hamil tidak percaya akan perkataan Gala. Namun, setelah pria tampan terus menjelaskan secara detail. Wanita cantik itu pun mempercayainya."Kamu percaya padaku 'kan? Aku tidak ada niat sedikit pun untuk pergi menghilang kalau bukan karena suamimu