Li Wei terbangun keesokan harinya ketika waktu menunjukkan periode Wu Shi yaitu jam di antara 11.00 - 13.00. Ini cukup siang untuk terbangun dari tidur malam yang panjang. Bibi Wei Fang belum juga pulang ke rumah.
Biasanya jika bibinya menginap di luar - karena alasan pekerjaan, Bibi Wei Fang akan pulang ke rumah paling cepat ketika matahari telah senja, pada hari berikutnya.Siang itu Li Wei merasa seluruh tubuhnya penuh rasa nyaman yang aneh.“Fenomena apakah ini? Seumur hidupku belum pernah aku merasakan hal luar biasa seperti sekarang.”Li Wei mencoba melakukan Gerakan beladiri yang ia lihat pada malam pertarungan Longxu.Tap – tap - tap. Semua gerakannya sangat ringan.Ia mencoba lagi, tak percaya akan hasil percobaan itu.Hap! Langkah kakinya terasa tegap dan bertenaga. "Apakah ini karena aku telah menelan Mutiara Energi milik Longxu itu?” sepercik harapan tumbuh di hatinya.“Apakah ini berarti, aku akan dapat mengolah energi Mingzhu dan dapat berlatih beladiri?" Li Wei bertanya-tanya, berharap dengan cemas.Batinnya bersemangat. “Hanya ada satu jawaban atas pertanyaanku. Melamar sebagai magang di Sekolah Jalur Merpati! Hasil uji tes energi, akan membuktikan ini semua!”Berbicara tentang mutiara energi, Li Wei serta-merta teringat dengan Longxu. Ia celingukan kekiri dan kekanan. "Dimana Longxu itu?"Li Wei mencari-cari Longxu, tapi sosok itu menghilang. Lenyap tiada kabar. Hanya ada sisa-sisa bekas genangan air di lantai rumah, di tempat mana Longxu meringkuk – sekarat pada malam tadi.Ketika Li Wei menyentuhnya, tekstur cairan itu terasa kental seperti lendir. Ada bau laut yang anyir, tipis tercium, tapi tidak memuakkan."Mungkin ia telah pergi. Air berlendir itu genangan keringat atau jejak yang ditinggalkan, tanda kehadiran Longxu pada malam itu." Li Wei menyimpulkan.Sesungguhnya Li Wei takt ahu. Sebagai makhluk magis, Longxu saat mati tidak akan meninggalkan fisik tubuhnya di dunia. Roh makhluk semacam itu akan langsung menguap dan lenyap. Di lain pihak tubuh fisiknya akan berubah menjadi air - air laut kental berlendir yang dipegang Li wei barusan.Hari ini Li Wei telah membuat janji untuk mengikuti audisi di Wisma Jalur Merpati. Ia ingin berlatih beladiri. Mutiara energi semalam yang dicekoki Longxu, membuat nya memiliki harapan untuk berlatih beladiri – kultivasi menghimpun energi Mingzhu.Li Wei tak tahu, manfaat dari Mutiara Energi, itu jauh lebih tak terduga dari pikirannya saat ini."Sebaiknya aku harus bersiap-siap. Audisi penerimaan murid baru di Sekolah Jalur Merpati, tepat diadakan hari ini." Senyum bahagia merekah di bibir Li Wei. Dan sekolah beladiri itu adalah tiket perjalanannya menggapai mimpi, ia bermimpi tinggi. Sage!Li Wei memecahkan kotak tabungan tembikar yang disimpan secara rahasia di bawah tempat tidur. Sejak lama ia bertekad, harus mengikuti audisi di Sekolah Jalur Merpati. Mimpinya pernah kandas Ketika ia divonis tak memiliki Mutiara – istilah menghimpun kekuatan manusia di pusar – menurut kisah novel ini."Mutiara Energi warisan Longxu, akan membawaku menuju puncak dan terkenal sebagai ahli nanti!”Sejak lahir Li Wei memang ditakdirkan tidak memiliki mutiara energi di bagian pusarnya. Itu sebabnya ia selalu ditolak Ketika melamar di berbagai sekolah martial art.+++Diatas jembatan Yunxiu, anak muda usia 14 tahun itu berjalan gembira. Sesekali ia bersiul riang. Di kantongnya ada menggumpal banyak uang,koin tembaga yang ia tabung.Jembatan Yunxiu adalah jembatan yang menghubungkan bagian Barat dan bagian Timur Kota Shuimiao. Kota ini dibelah oleh Sungai Ganges, sumber daya air, yang hulunya berasal dari negeri Barat nun jauh sana.Hari telah siang, tapi pusat kota masih saja terlihat ramai. Kaum pedagang yang telah laku, mereka yang sudah selesai berdagang di pasar kota, terlihat mondar mandir melintas jembatan. Kereta dorong dan kereta kuda juga berseliweran mengangkut sisa barang dagangan untuk pulang.Harumnya bawang putih yang ditumis - bercampur minyak panas, dan pelengkap kaldu daging, menyebar penuh di udara. Para pekerja yang mencari makan siang, buru-buru masuk ke restoran dan warung yang berjejeran di sepanjang sisi barat Jembatan Yun Xiu.Gedung itu kini di depan mata. Li Wei tersenyum bangga. "Sekolah Beladiri Jalur Merpati! Aku akan menjadi bagian dari sekolah ini."Sementara itu, bangunan Sekolah Beladiri Jalur Merpati, berdiri tegak di antara bangunan megah lain di Pusat Kota Shuimiao. Meski tidak terlalu besar, namun tembok dan susunan batu alam organik, terlihat tertata rapi. Belum lagi pilar yang terukir dengan pola burung merpati - semua itu dikerjakan tangan ahli dan terbuat dari bahan berkualitas.Li Wei melewati gerbang utama. Pintu kayu di cat berwarna merah. Sangat mencolok.Ada jalan setapak yang cukup muat untuk dilalui dua orang dewasa. Semuanya beralaskan batu koral alami, putih seperti salju. Tanaman bunga krisan dengan warna bunganya yang merah menyala, itu terlihat kontras jika disandingkan dengan batu koral di jalan setapak itu.Tiba-tiba suara itu pecah terdengar. "Kuda-kuda!"Tusukan pedang ke arah nadi leher!"Hiyaaat!Suara sekelompok anak muda berteriak penuh semangat, terdengar penuh di seantero bangunan sekolah. Mereka mengikuti aba-aba yang sepertinya diteriakkan instruktur beladiri.Ini membuat Li Wei dilanda perasaan asing yang ia rindukan.Ini adalah hal yang telah lama dia impi-impikan selama hidupnya. Berkumpul bersama sekelompok anak muda, berlatih dengan penuh semangat, untuk menjadi seorang praktisi martial art dan berkelana ke ujung dunia Li Wei. Ah.. anak itu melamun sambil tersenyum.Li wei membuka pintu gerbang berikutnya. Ia mengintip.“Benar dugaanku.”Ada sekelompok anak muda, berjumlah tidak kurang dari dua puluh orang. Rata-rata remaja pria. Semua berlatih pedang dengan disiplin di bawah instruksi seorang pria usia tiga puluh tahun.Suara pedang berdengung, tiap kali mereka mengayunkan pedang. Semua mengikuti gerakan yang diperagakan pria pelatih, yang terampil memainkan pedang seperti tarian dewa perang.“apakah aku akan menjadi seperti kelompok pemuda disana?” Li Wei menatap penuh rasa rindu, Ketika melihat calon-calon praktisi itu bermain pedang.Sekonyong-konyong, terdengar seseorang menggertak nya."Siapa kamu!" Li wei perlahan memalingkan muka mencari lihat. Belum lagi ia menjawab, suara berikutnya tak kalah kasar menggertak dia."Apa yang kamu lakukan di Perguruan Beladiri Jalur Merpati kami?Ini bukan latihan untuk pertunjukan di jalanan! Jika kamu bukan bagian dari sekolah beladiri ini, sebaiknya kamu pergi, sebelum Master Seo Park memergoki mu, lalu mengusir mu pergi seperti anjing dari tempat ini!"Li Wei melihat siapa yang berbicara kasar itu. Dia adalah seorang anak muda yang berpakaian mewah. Bajunya terbuat dari sutra pilihan berwarna biru dengan keliman emas yang dijahit tangan, pada ujung lengan bajunya. Semua itu belum apa-apa. Anak muda itu mengakhiri penampilan dramatisnya dengan sebuah jubah!Li Wei ternganga. "Ini musim panas, bagaimana bisa dia bertahan dengan mengenakan mantel tebal musim dingin itu?" Li Wei tertegun.Di samping anak muda pesolek itu ada seorang gadis manis. Dia tidak terlalu cantik, tapi wajahnya terkesan menggoda.Li Wei tak habis berpikir melihat penampilan gadis itu. “Dengan usia semuda ini, dia telah mengenakan riasan wajah yang tebal?” batin Li Wei tak berani bersuara.Pakaian gadis itu terlihat vulgar. Ia memang mengenakan tunik yang Panjang. Tapi ketat melekat lengkap dengan belahan tinggi yang menampilkan pahanya yang putih mulus. Kain celananya demikian transparan.Ini menarik! Li wei kenal dua anak muda itu. Yang perempuan bernama Seo Feng Jie - putri tunggal Master Seo Park pemimpin Sekolah Beladiri Jalur Merpati, sedangkan yang pria bernama Jian Hua, anak seorang bangsawan level menengah, yang congkak dan sombong.Kembali pikirannya ke masa setahun lalu.Musim yang lalu, ketika Li Wei mengikuti audisi di sekolah itu, “dua anak muda ini sejak awal pertemuan sudah tak suka denganku.”Apalagi Ketika fakta terkuak. Li Wei tak memiliki Mutiara Energi di bagian perut bawah (danitian kalau di novel lain) dan ditolak saat audisiDua anak muda inilah yang paling bersemangat mempermalukan dirinya di depan banyak orang. Li Wei pulang dengan malu, setelah di olok-olok banyak orang. Dan itu karena hasutan dua pasangan muda ini."Apakah Ketika mereka tahu, aku telah memiliki Mutiara energi yang dapat mengolah Mingzhu, akankah mereka masih melakukan hal yang sama? Masih akankah keduanya mengolok-olok ku sama seperti musim sebelumnya?" Li Wei bertanya-tanya dalam hatinya.BERSAMBUNGSeo Feng Jie dan Jian Hua, dua anak muda angkuh itu menatap Li Wei penuh selidik. Dari gerak mata saja, Li Wei sudah menduga. Dua anak muda itu sedang mencari celah, mencari kekurangan yang ia miliki, lalu dengan berapi-api pasti akan menyerangnya secara verbal."Kamu siapa dan mau apa ke tempat ini?" Jian Hua bersuara keras. Dia menggertak Li Wei, ingin menunjukkan kuasanya sebagai senior.Li Wei menatap Jian Hua ramah. Ia tak takut gertakan itu. Jika itu adalah sosok Li Wei dua tahun yang lalu, mungkin dia sudah ciut. Tapi, hari ini berbeda. Li Wei kini merasa percaya diri. Setelah kejadian semalam, proses transplantasi Mutiara Energi dari sosok Longxu - mutiara energi yang diburu banyak ahli, Li Wei tidak takut lagi.Li Wei tersenyum tipis. Katanya. “Meskipun aku belum tahu bagaimana mengendalikan, apalagi menggunakan energi dari Mutiara Longxu, tapi aku tak takut dengan tindasanmu. Sewaktu-waktu bahkan tidak mungkin aku dapat mengalahkanmu!” batin Li Wei menenangkan diri.“Sekarang
Suara tertawa keras mengandung Energi Mingzhu bergaung di seantero halaman depan sekolah beladiri itu. JIang Hong dan Feng Jie terhuyung, tapi Li wei tidak bergeming, meski kakinya bergetar.Master Seo Park muncul dari dalam aula dengan dramatis.Rambutnya disisir licin ke atas membentuk gelungan rapi. Di pangkal gelungan itu, rambutnya di kunci dengan jepitan perak berukir abstrak, indah yang berguna memperkuat tatanan rambut dan memperkuat karakter wajah. Wajahnya terlihat keras. Juga berwibawa. Kumis dan jenggot tipis adalah hiasan di wajah garang itu. Siapapun yang memandang wajah Master Seo, mereka pasti akan merasa hormat dengan penampilannya.“Master Seo?” Li Wei mendesis. Ia membungkuk rendah, memberi hormat.Dua pasangan muda mudi itu pun ikut membungkuk, memberi hormat.Master Seo mengenakan baju panjang yang dilapisi dengan mantel dari sutra. Sabuk dari kain satin berwarna mencolok dibanding warna jubah dan tuniknya. Sulaman dan bordir berkarakter merpati, terlihat Indah men
Huo Zhi maju memenuhi panggilan sebagai peserta audisi itu. Dengan langkah yang mantap, dia berlagak seperti seorang pria flamboyan. Rambut ke perak-perakan, berkilau terpantul cahaya matahari. Pendopo itu tak berdinding, sehingga sinar matahari bebas menerobos masuk, beberapa mampir ke rambut peraknya.Sejak awal kedatangan Huo Zhi, putri master sekolah beladiri - Seo Feng Jie, telah terpikat akan penampilannya. Dengan wajahnya yang tampan, ditambah dengan gaya dingin dan sedikit angkuh - belum lagi busana berbahan mahal itu. Gadis putri tunggal Master Seo Park seketika telah jatuh hati pada pandangan pertama.Feng Jie mengompori Huo Zhin. "Ayo yang semangat!" ini adalah tanda semangat 'Jia you' - semacam slogan atau kata kata pemberi semangat menurut kebiasaan di benua itu.Huo Zhi mengerling nakal, bibirnya membentuk lengkungan ke atas. Dia meladeni gadis itu dengan tatapan genit. Suo Feng Jie hampir pingsan karena bahagia. Rupanya gayung bersambut.Sementara itu, Jian Hua, ka
Di Jembatan YunxiuKota Shuimiao menjelang senja terlihat muram. Langit mulai mendung, kilat sebentar-sebentar bercahaya menakutkan. Suara guntur terdengar mengaum, lebih keras dari auman Singa. Tak ada yang berniat keluar rumah, ketika temaram mirip tengah malam melukis kota.Di bangunan kokoh yang terbuat dari bahan-bahan istimewa itu, Sekolah Beladiri Jalur merpati berdiri. Papan nama sekolah itu tertulis besar-besar dalam huruf emas, latar belakangnya hitam, tampak kontras menarik perhatian.Lima sosok manusia di Sekolah Jalur Merpati ketika itu dalam keadaan terkejut. Mereka semua terpaku akan pertunjukan audisi di aula, ketika seorang anak muda berpenampilan sederhana itu, tampak menggenggam sebuah pena yang terbuat dari kristal.Warna pena kristal itu merah menyala - cemerlang seperti warna kain kesumba. Lima sosok yang mengerumuni si anak muda, tampak terkesima. Seumur hidupnya, ketika Master Seo Park selalu mengadakan audisi calon murid baru, belum pernah seorang pun yang me
Jembatan Yunxiu, Kota Shuimiao.Langit gelap. Matahari tertutup kabut dan kumpulan awan hitam. Air hujan menampar wajah Li Wei. Pedih terasa ketika memasuki sela-sela mata.Yang Shao dan Wang Yan, tahu-tahu telah berada di depan mata. Jaraknya hanya sekitar satu tombak. Wajah kedua remaja itu bukan lagi garang. Jahat!Di antara gemericik air hujan, Li Wei mendengar Wang Yang berbicara dengan suara dingin. Lebih dingin dari hujan."Keponakan pramuria! Aku mendengar kabar. Kamu sekarang murid di Sekolah Jalur Merpati. Dan mereka bilang, Kamu menantang aku dengan duel. Sombong!" Wajah Wang Yan terlihat buruk. Ia masih menyimpan dendam - kejadian lama. Chen Xin, gadis itu memutus hubungan sama sekali dengannya. Seseorang memberi berita. Wang Yan dengan Yang Shao, mereka menyiksa Li Wei, setelah malam pertunjukan pada waktu lalu. Konon, Li Wei hampir mati.Wang Yan marah."Kamu keturunan hina dina. Berani-beraninya mencampuri urusan asmara diriku dengan Nona Chen Xin." Ia kesetanan."Jang
"A-aku bisa menjelaskan semuanya..Tolong jangan bunuh aku. Ini adalah akal muslihat Wang Yan." Yang Shao pucat, tangannya menuding sosok yang kaku itu.Yang Shao menambah kesan sedih. Ia menangis tersedu-sedu. Padahal, kelakuannya sebelum ini seperti orang dewasa. Keji dan jahat. Tapi kini ia terlihat seorang anak remaja usia 14 tahun. Kesombongan dan kekejaman sirna.Petir menggelegar, kilat menyambar. Air hujan semakin deras, suara gemericiknya tak menghalangi niat membunuh di hati Li Wei. Entah mengapa, ada sesuatu energi gelap di melingkup dibenaknya, itu membuat dia berubah kejam.Li Wei maju, melangkah dua tindak. Makin dekat ke arah Yang Shao. Anak itu semakin melolong. Takut kejadian serupa Wang Yan, menimpa dirinya. Tapi suaranya terendam gemericik air hujan, memantul-mantul di atas jembatan Yunxiu Qiao.Li Wei berbisik lirih. Nyaris tak terdengar sama sekali."Semoga di kehidupanmu yang akan datang, bereinkarnasi menjadi sosok yang lebih baik."Yang Shao melotot. Sandiwar
Li Wei berjalan masuk ke halaman Sekolah Beladiri Jalur Merpati, diam-diam. Ia menyusup, melewati murid-murid lainnya yang tengah berlatih beladiri tangan kosong.“Aku tak melihat Huo Zhi dan Ling Feng diantara murid yang berlatih tangan kosong itu.” Dia mengedarkan pandangan dari balik tembok aula sekolah. Tujuan utamanya adalah perpustakaan, bukkan untuk berlatih bela diri pada hari ini.“Misteri, mengapa aku sampai memiliki kekuatan membakar hangus dua anak yang selalu membully ku, harus terpecahkan harini.Aku ingin tahu. Apakah aku adalah seseorang dengan bakat Pengendali Api, kemampuan langka miliki para Sage masa lampau?” Li Wei sangat penasaran.Tak lama kemudian. Li Wei tengah menatap papan nama di atas bangunan yang tertulis ‘Perpustakaan’"Beruntung sekali. Pintu perpustakaan terbuka lebar." Li Wei membuka pintu perpustakaan dengan hati-hati. Meski tak banyak pengunjung, ada tak kurang sepuluh anak muda tekun membaca di sana."Serahkan token siswa anda, biarkan aku mencata
Li Wei bergegas masuk kedalam kamarnya. Dia mulai membuka lembar demi lembar Buku tebal– Sejarah Kaum Sage. Pada waktu membaca halaman pertama, wajahnya masih terlihat biasa saja. Tapi semakin ke halaman tengah buku itu, Li Wei semakin tertegun.Ciri-ciri dan semua jejak pertempuran yang ditulis disana, itu semua mirip dengan jejak luka bakar yang diderita Yang Shao dan Wang Yan - di Jembatan Yunxiu waktu lalu. “Jadi aku sekarang memiliki bakat pengendali api?” Li Wei girang luar biasa.Ia menutup Salinan itu.“Sayangnya, untuk menjadi ahli pengendali api, aku tak akan mendapatkannya pada sekolah Jalur Merpati di Kota Shuimiao. Ini hanya sekolah kelas kampung belaka. Untuk mengumpulkan energi Nebula, energi khusus pengendali Elementalist, Hanya di Akademi Sihir di Ibukota Negri Terra saja, ada guru pelatih bakat pengendali api dan berlatih mengolah Energi Nebula itu. Mereka adalah calon Sage masa depan.”Li Wei menjadi gelisah. Keinginan untuk pindah kota, dan belajar d akademi resmi