Share

Di atas Jembatan YunXiu (2)

Jembatan Yunxiu, Kota Shuimiao.

Langit gelap. Matahari tertutup kabut dan kumpulan awan hitam. Air hujan menampar wajah Li Wei. Pedih terasa ketika memasuki sela-sela mata.

Yang Shao dan Wang Yan, tahu-tahu telah berada di depan mata. Jaraknya hanya sekitar satu tombak. Wajah kedua remaja itu bukan lagi garang. Jahat!

Di antara gemericik air hujan, Li Wei mendengar Wang Yang berbicara dengan suara dingin. Lebih dingin dari hujan.

"Keponakan pramuria! Aku mendengar kabar. Kamu sekarang murid di Sekolah Jalur Merpati. Dan mereka bilang, Kamu menantang aku dengan duel. Sombong!" Wajah Wang Yan terlihat buruk. Ia masih menyimpan dendam - kejadian lama.

Chen Xin, gadis itu memutus hubungan sama sekali dengannya. Seseorang memberi berita. Wang Yan dengan Yang Shao, mereka menyiksa Li Wei, setelah malam pertunjukan pada waktu lalu.

Konon, Li Wei hampir mati.

Wang Yan marah.

"Kamu keturunan hina dina. Berani-beraninya mencampuri urusan asmara diriku dengan Nona Chen Xin." Ia kesetanan.

"Jangan sebut aku Wang Yan, kalau tidak mencabut nyawamu hari ini!" Wang Yang berubah menjadi iblis.

Buk! Tendangannya tepat mengenai ulu hati Li Wei.

Li Wei terduduk. Mengeluh pun tak ada guna.

Hujan makin deras, jalanan terasa sepi. Tak seorang pun melintas. Ini kesempatan Wang Yan dan Yang Shao, bertindak semena-mena.

Tak ada saksi mata.

Yang Shao mengangkat tubuh Li Wei. Di antara derasnya hujan, ia menyilang dua tangan Li Wei, mengunci kebelakang. Lalu Wang Yan bebas, berpesta menyiksa anak itu.

Ini tak adil. Dua anak, melawan satu anak.

Tinju, tendangan, dan pukulan bertubi-tubi di hujam Wang Yan. Li Wei kepayahan. Yang Shao hanya terkekeh. Suara kekehan nya bergaung, mengalahkan ributnya gemericik hujan.

"A-apa yang kalian lakukan? A-aku tidak bersalah sama sekali." Li Wei memohon belas kasihan.

Wang Yan membengis.

"Apa kau bilang? Tidak bersalah? Tahukah kamu. Akibat kelancanganmu, ikatan yang diharapkan keluarga bangsawan kami, dengan keluarga bangsawan nona Chen Xin, berakhir sudah.

Pintu hubungan telah tertutup. Semua karena ulahmu!" Suara Wang Yang menggelegar. Ia makin kesurupan.

"Sekarang tolong dijawab.

Apakah tindakan balas dendam, ini tak layak aku lakukan?

Kamu beruntung. Bukan ayahku dan kaki tangannya yang turun tangan.

Jika mereka mengambil langkah, aki yakin. Bahkan bibimu pramuria rendah itu, sudah lama menjadi mayat!"

Wang Yan mencabut belati. Wajahnya beringas. Belati itu diarahkan ke perut Li Wei. Tak peduli korbannya terlihat semakin payah.

Yang Shao ikut terkekeh. Bukannya merasa iba, ia berulang kali memanas-manasi.

"Bunuh!"

Wang Yan belum bertindak apa-apa. Tapi Yang Shao semakin menghasut. Bisikannya seperti iblis.

"Apakah Tuan muda Wang Yan ini, sekarang menjadi penakut? Nyawa keponakan pramuria, ini tak ada harganya. Bahkan jika mati sekalipun, takkan ada yang keberatan!" Wajah licik menghias raut Yang Shao.

Tapi Wang Yan, belum bergeming.

Li Wei semakin kepayahan. Tinju, tendangan bertubi-tubi itu membuatnya sulit berkonsentrasi. Dunia terlihat penuh bintang di matanya.

"Mungkin sudah takdirku, hari ini harus mati. Maafkan Aku ayah dan ibu. Belum menjadi sosok yang berarti, tapi sudah harus meninggalkan dunia fana ini." Ia menatap langit. Air mata menyatu dengan tetesan hujan.

Tapi semua rasa sedih itu pudar. Yang Shao mengucap kata yang tak dapat ia Maafkan.

"Sekarang hujamkan belati itu. Anak ini tak lebih dari kotoran sampah. Asal keluarganya tidak jelas.

Ibunya pelacur jalanan, ayahnya seorang penjahat perang. Ia tak lebih berharga dibanding seonggok sampah!" Li Wei tersentak.

Tapi Yang Shao belum puas!

"Habisi nyawanya rendahnya. Rebut kembali simpati nona Chen Xin!" Yang Shao memfitnah. Ia sengaja menyemangati Wang Yan, untuk mengakhiri hidup Li Wei.

Wang Yan menjadi buta dengan bisikan iblis Yang Shao. Belati itu diangkat tinggi. Siap merobek dada Li Wei.

Sebaliknya. Telinga Li Wei berdenging. Kata-kata hinaan Yang Shao, membuatnya marah. Fitnah tentang pelacur dan penjahat perang, itu tak dapat ia maafkan.

Mendadak benak Li Wei terasa jernih. Ada energi berputar yang tidak pernah ia rasakan. Matanya menyala, ada kilatan berwarna api. Wang Yan sempat melihat percikan itu. Tapi kilatan aneh itu pudar dengan cepat.

Belati dihujam, siap membelah dada Li Wei. Dalam dinginnya hujan, pembunuhan tidak terencana, siap dia lakukan.

Tapi...

Seketika sorot mata Wang Yan berubah horor. Dadanya tiba-tiba nyeri. Panas seperti terbakar api.

Telapak tangan Li Wei menyentuh dadanya. Tidak keras. Tidak juga dalam gerakan pukulan. Tapi tangan itu merah membara. Ada percikan api, sesekali terlihat pada tangan kecil itu.

Buk!

Wang Yan jatuh mencium tanah. Ia tidak bersuara sama sekali. Denting pisau, terdengar melengking membentur lantai jembatan. Percikan air menghambur kemana-mana.

Yang Shao telah terduduk di atas jembatan. Sejak tadi, tangannya yang aktif mengunci dua tangan Li Wei, tiba-tiba melepuh. Tangan Li Wei berubah menjadi api.

Yang Shao menangis. Ia ketakutan melihat Wang Yan mati sekali sentuhan.

Sekarang dengan tatapan horor, dia menatap jeri, Li Wei memutar badan, terlihat dramatis. Tangan Li Wei menyala penuh api. Ia terlihat seperti Dewa api di musim hujan.

Pengendali Api! Itu sihir yang hanya diwariskan kaum Sage saja. Manusia setengah abadi.

"M-maafkan aku. Tolong jangan bunuh aku." Hanya itu yang dapat diucapkan Yang Shao.

BERSAMBUNG

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status