Share

Audisi di Pendopo Sekolah Beladiri bagian i

Seo Feng Jie dan Jian Hua, dua anak muda angkuh itu menatap Li Wei penuh selidik. Dari gerak mata saja, Li Wei sudah menduga. Dua anak muda itu sedang mencari celah, mencari kekurangan yang ia miliki, lalu dengan berapi-api pasti akan menyerangnya secara verbal.

"Kamu siapa dan mau apa ke tempat ini?" Jian Hua bersuara keras. Dia menggertak Li Wei, ingin menunjukkan kuasanya sebagai senior.

Li Wei menatap Jian Hua ramah. Ia tak takut gertakan itu. Jika itu adalah sosok Li Wei dua tahun yang lalu, mungkin dia sudah ciut. Tapi, hari ini berbeda. Li Wei kini merasa percaya diri. Setelah kejadian semalam, proses transplantasi Mutiara Energi dari sosok Longxu - mutiara energi yang diburu banyak ahli, Li Wei tidak takut lagi.

Li Wei tersenyum tipis. Katanya. “Meskipun aku belum tahu bagaimana mengendalikan, apalagi menggunakan energi dari Mutiara Longxu, tapi aku tak takut dengan tindasanmu. Sewaktu-waktu bahkan tidak mungkin aku dapat mengalahkanmu!” batin Li Wei menenangkan diri.

“Sekarang Langkah terbaik adalah bersikap rendah hati,” lanjutnya.

Dia tersenyum tipis, berusaha terlihat ramah dan merendah.

"Ah… rupanya Kakak Jian Hua adanya.” Li Wei tahu Namanya sejak setahun lalu Ketika ia di bully dua pasangan ini.

“Perkenalkan. Namaku Li Wei. Aku calon murid Sekolah Beladiri ini. Setelah gagal pada ujian tahun lalu, sekarang Li Wei ini mencoba peruntungan baru," katanya tenang, sambil mengeluarkan sekantong koin perak, uang hasil tabungannya selama ini.

Pasangan itu terperangah. “K-kamu pernah mendaftar sebelumnya? Mengapa aku tak ingat dengan mu?” Jian Hua tak puas. Ia terus berpikir mengingat sosok Li wei.

“Ah sudahlah. Kakak Jian Hua pasti tak ingat dengan calon siswa tak menonjol seperti diriku. LEbih baik aku memberi hormat pada anda, senior berdua.”

Kemudian Li wei pun membungkuk rendah dengan dua tangan erat di depan dada. Ini adalah sikap menghormati, menurut adat di Kekaisaran Terra.

Sepasang muda-mudi itu tampak tersanjung melihat sikap sopan Li Wei. Li wei terus melanjutkan basa-basinya. "Mohon petunjuk kakak berdua kedepannya nanti, agar Li Wei menjadi siswa yang berbakat di bawah bimbingan anda berdua." Suara Li wei terdengar merendah.

Sepasang anak muda itu terdiam. Tak ada celah untuk mencela anak muda ini. Bahkan Song Feng Jie, gadis itu kelihatan senang. Ia meras terpuji. Jian Hong tak puas sesudahnya. Ia cemburu. Lalu melanjutkan intimidasinya,

"Well, aku tak berjanji. Mari kita lihat selanjutnya nanti." Ia tertawa dingin, nyata sekali itu dibuat-buat.

Kemudian, Kembali dengan sindiran tajam. "Aku ingin melihat nanti. Ketika uji kemampuan tes kesediaan energi Mingzhu di tubuhmu, dengan hasil nihil, aku akan tertawa Ketika melihatmu di depak dari sekolah ini!" Jian Hong tertawa penuh hinaan. Sedangkan Feng Jie gadis yang awalnya sudah tersanjung, sekarang ikut-ikutan tertawa. Wajahnya terlihat bodoh.

DI sisi lain, Li Wei pun ikut tersenyum. Terlalu lebar seakan tidak tersinggung. Tapi di dalam hati dia mencibir. "Mutiara Energi mahluk Longxu ini, itu adalah tiket perjalananku menjadi seorang ahli, menuju puncak di Benua Longwu nanti. Sekolah Jalur Merpati hanya sebuah batu loncatan – Langkah awal saja.”

Sebaiknya tak perlu menyimpan di hati, kata-kata kasar anak-anak manja ini"

Hening setelahnya.

Li Wei yang sudah terlanjur ingin berlatih beladiri – ingin melihat manfaat Mutiara Longxu, bertanya dengan sopan. "Kakak senior berdua. Kebetulan saja Li Wei kecil ini melihat iklan pengumuman di pusat kota. Bukankah Sekolah Jalur Merpati hari ini akan mengadakan audisi penerimaan murid baru bukan?” gak ada jawaban. Tapi Li Wei terus bertanya.

“Tahukah anda kaka berdua? Li Wei kecil telah lama berlatih. Siap kapan saja untuk mengikuti audisi di sekolah ini" Li Wei Kembali merendah. Ia membungkuk, dalam sikap hormat sekali lagi.

Tak ada alasan buat Seo Feng Jie dan Jian Hua untuk membantah, membully Li Wei. Anak ini sangat sopan dan rendah hati.

Sedikit berbicara tentang Sekolah Beladiri Jalur Merpati.

Master Seo Park, pemimpin Sekolah Beladiri ini memasang ada iklan, guna menerima calon murid baru sekolah beladiri itu. Ia kesal. Entah mengapa belakangan ini sangat sedikit calon siswa yang melamar di sekolah mereka.

Kabar burung terdengar, alasan selain biaya sekolah yang cukup tinggi - umumnya kebanyakan calon pelamar sudah menyerah duluan melihat rata-rata siswa di Sekolah Jalur Merpati yang rata-rata adalah dari kalangan anak orang kaya, kalau tidak dari keluarga bangsawan Kota Shuimiao.

Itu adalah penyebabnya. Anak-anak bangsawan ini, membayar biaya bersekolah disana dengan cukup cukup tinggi. Master Seo yang mata duitan, seketika ikut menaikkan tarif biaya sekolah. Ini mahal dimata pemuda kota, yang tak sanggup mereka penuhi!

Alasan lain adalah, saat ini telah berdiri satu Sekolah Beladiri saingan, Sekolah yang bernama, Akademi Beladiri Tinju dan Pedang Harimau, dan mematok biaya bulanan yang murah. Anak-anak muda dari keluarga kebanyakan, mereka lebih suka bersekolah disana. Walaupun, tetap ada dari kalangan bangsawan yang bersekolah di akademi itu.

Karena dua musim telah berlalu, sementara peminat di Sekolah Jalur Merpati menurun drastis, maka Master Seo Park pun memasang iklan, yang isinya menerima siswa baru dengan potongan harga.

Sayangnya, harga promosi setengah harga dari biaya tetap untuk bersekolah di sana, itu tak juga membuat minat anak muda – para penggemar martial art di kota Shuimiao, melamar untuk mengikuti audisi. Orang-orang terlanjur tawar hati dengan sekolah yang dipimpin Master Seo itu.

Kembali ke pendopo di Sekolah Beladiri Jalur Merpati.

Seo Feng Jie dan Jiang Hua saat ini tak dapat berbicara banyak. Keduanya tahu tentang krisis keuangan yang menimpa sekolah beladiri itu. Tak berani membully dan mengusir Li Wei. Jika itu terjadi dan diketahui Master Seo, bisa-bisa mereka berdua akan kena sanksi sang master.

“Sudahlah kakak Jian Hua. Lagipula bocah ini terlihat cukup bersih. Meski pakaiannya dari kain sederhana, tapi ia terlihat menarik. Tidak nanti mempermalukan sekolah kami.” Bisik Seo Feng Jie pada Jian Hua.

Jian Huan mengangkat keningnya tinggi. Ia melirik busana Li Wei.

“Hm baju dari kain katun biasa. Meskipun murah tapi dia bersih,” batinnya. Sesudahnya berbisik lagi pada Seo Feng Jie.

“Bailah. Aku setuju dia bergabung di sekolah ini!” kata Jiang Hua berlagak seolah dia pengambil keputusan.

Seo Feng Jie dan Jiang Hua adalah kelompok orang yang menilai orang lain berdasarkan penampilan dan harta. Jiang Hua mengangkat wajahnya tinggi. Ia berkata dengan angkuh.

“Baiklah. Kamu bisa ikut mendaftar di sekolah ini. Tapi ingat sekali lagi, jika kamu tak lolos dengan tidak menunjukkan bakat, jangan marah. Aku sendiri yang akan mengusir dan menendangmu keluar dari sekolah ini!” kata Jian Huan sombong

Mendadak…

“Hahaha! Siapa yang akan menendang siapa?” suara tawa keras terdengar dari dalam bangunan utama. Gaungnya terdengar penuh, menjalar di aula sekolah itu. Li Wei hampir jatuh, karena tertindas aura suara itu.

"Seorang jago yang berkemampuan tinggi! Jangan-jangan itu adalah Master Seo?" batin Li Wei, setelah berhasil menenangkan goncangan tindasa, yang hampir membuatnya tersungkur. “Apakah aku akan lolos pada audisi kali ini? Rasanya malu jika gagal lagi yang kedua kali.”

BERSAMBUNG

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status