Share

Perhatian yang Diberikan Olehnya!

[Pulanglah malam ini, ada yang ingin kubicarakan! Jangan selalu beralasan lembur, aku juga perlu waktumu walah hanya semenit!]

Begitulah isi pesan yang kukirimkan pada Mas Jaka. Kumatikan ponselku, aku tak ingin melihat penolakan pada dirinya.

Aku akan memberikanmu kejutan, Mas! Perlahan tapi pasti. Aku berbicara pada diriku sendiri lalu menyunggingkan bibir sebelah.

"Kenapa kau?" Suara Nandini mengagetkanku dari rencana yang kupikirkan.

"Nggakpapa, aku mau bikin Mas Jaka kebablasan." Aku tertawa pelan, biarlah Nandini menganggap ku tak waras.

"Ini bukti kan udah terkumpul, gimana kalo kamu ngajuin perceraian. Aku rasa tidak akan memberatkan sidangnya nanti," ucap Nandini to the point.

"Nggak semudah itu, Nan. Bukti ini belum terlalu kuat, dan tentu saja Mas Jaka bisa mengelak nantinya." Aku berucap lirih.

Aku tak pernah membayangkan keluarga yang kuimpikan harus berakhir nantinya. Aku bermimpi memiliki keluarga kecil yang bahagia namun akhirnya hanya kecewa yang ada.

Kenapa kau mengingkari janji pernikahan, Mas! Aku berteriak di dalam hati.

"Suatu saat mereka pasti akan melakukan hal yang tak senonoh, dan aku akanendapatkannya.

Tuhan tidak tidur, bangkai juga tidak akan selanya tertutup." Aku berucap lalu duduk di kursi kerjaku.

"Kamu harus kuat, Ra. Buktikan pada Jaka, jika kalian berpisah nanti maka bukan sakit hati yang kau dapat tapi kebahagiaan," ucap Nandini.

"Doakan saja, Nan. Sampai saat ini aku masih berusaha untuk kuat." Aku menjawab.

"Aku tau perceraian sangat dibenci, jadi jandapun juga harus siap dicaci. Apalagi bagi lingkungan yang tak pernah bisa saling menghargai," tambahku lagi.

"Jangan memikirkan itu, jika kau memikirkannya nanti ujung-ujungnya hanya ada rasa belas kasihan untuk Jaka," ucap Nandini.

"Kau terlalu mengedepankan perasaan daripada pikiran," tambahnya lagi.

"Bukan begitu, rasanya aku belum siap jika harus kehilangan Mas Jaka. Aku tau bagaimana perjuangan dia dulu mendapatlanku.

Tapi aku juga tak bisa bertahan, apalagi harus membayangkan bagaimana Mas Jaka berbagi peluh, memadu kasih dengan wanita itu," ucapku lirih.

"Sudahlah, wajahmu terlihat sangat pucat. Lagian sekarang sudah jam 2 siang," ucap Nandini.

Aku baru sadar bahwa sekarang sudah jam 2. Aku merasa saat ini masih pagi.

"Lebih baik sekarang kau tutup tokomu, lalu nanti makan bersamaku," ucap Nandini lalu meninum kopi di mejaku. Aku hanya menatapnya datar.

"Baiklah." Aku berdiri dan langsung menyuruh Dina untuk menutup toko ini.

Sedangkan aku dan Nandini bergegas menuju warung makan untuk istirahat sejenak, sekalian mengisi perutku yang sangat lapar.

Aku makan memang benar-benar seperti orang yang kelaparan. Ya karena aku memang lapar. Nandini saja kubuat geleng-geleng kepala melihatku makan.

****

Nandini sudah pulang kerumahnya setelah kuantar. Dan sekarang aku berada di rumah yang sebentar lagi menjadi rumah kenangan.

Aku bergegas menuju kamar dan membersihkan diri. Kubiarkan air mengguyur tubuhku.

Lama aku menangis dibawah guyuran air, rasanya badanku semuanya terasa dingin, mataku mulai mengabur. Dan akhirnya semua menjadi gelap.

Entah berapa lama aku dibawah guyuran air, yang kutahu sekarang aku sudah berada di dalam selimut. Tapi siapa yang mengangkat ku.

Apa Mas Jaka yang mengangkatku? Aku bertanya pada diriku sendiri.

Jika benar, berarti ia sudah pulang. Aku mencoba untuk duduk, namun kepalaku terasa sangat pusing.

Pintu terbuka, dan muncullah Mas Jaka beserta seorang dokter. Kulihat jam ditanganku menunjukkan pukul 7 malam. Apakah aku lama pingsan? tanyaku membatin.

"Sayang, kamu udah bangun. Mas khawatir banget sama kamu," ucap Mas Jaka dengan mat yang berkaca-kaca.

"Kita periksa dulu ya, Bu. Sebentar," ucap dokter tersebut.

Aku diberi obat penurun panas, rasanya seluruh badanku bergetar.

Mas Jaka mengantar dokter itu sampai ke depan. Sedangkan aku masih setia memejamkan mata.

"Sayang, kok bisa sih kamu pingsan. Kamu jangan terlalu banyak pikiran, aku khawatir." Mas Jaka menghampiriku dengan nafas terengah-engah.

Aku tersenyum getir. Melihat perhatiannya, rasanya aku tak percaya dia berkhianat dibelakangku. Melihat kasih sayangnya, rasanya tak mungkin dia berpeluk.mesra dengan wanita lain.

Tapi itu semua hanya untuk menutupi kebusukannya semata. Rasa sakitku lebih besar dari rasa sayang.

Tak terasa air mata keluar membasahi pipiku. Sakit? Tentu saja, ragu rasanya percaya bahwa Mas Jaka bermain pedang dari belakang.

"Yaudah kamu istirahat dulu, itu bubur sama teh hangatnya udah Mas siapin. Mas harus balik ke kantor, masih banyak kerjaan yang harus diselesaikan. Jam 9 malam Mas pulang," ucapnya panjang lebar.

Aku hanya diam. Mas Jaka terlihat buru-buru untuk pergi. Apakah setiap hari dia memang selalu lembur. Ah, aku lupa kenapa dari dulu aku tak meminta nomor karyawannya satu saja.

Harusnya dari dulu aku sudah memiliki rasa kecurigaan terhadapnya. Dan karena kecerobohanku, aku sampai-sampai tak memperhatikan apa saja yang diperbuatnya.

Lihatlah! Sepertinya bukan karena pekerjaan dia terburu-buru, mungkin karena seseorang.

Sampai-sampai handponenya saja di tinggalkannya tepat samping badanku.

Beberapa kali bunyi pesan masuk ke gawainya, kulihat nama yang tertera. Tidak ada nama, hanya stiker bunga saja.

[Mas dimana?]

[Mas?!]

[Mas cepat jemput aku! Atau ...]

Pesannya terpotong, apa ini yang membuatnya melupakan aku. Bahkan saat aku sakit dia masih sempat bersenang-senang. Wah, ternyata dugaanku tak pernah meleset. Feeling ku benar-benar hebat.

Aku memejamkan mataku. Mengistirahatkan pikiran yang sempat lelah.

Tunggulah, Mas. Besok aku akan pergi ke kantormu! Aku membatin dengan perasaan yang campur aduk.

Next?

Menurut kalian sifat Ara dan Nandini gimana nih, komen dong?

Ara terlalu baik nggak sih?

Oh ya, ceritanya menarik nggak. Kasih masukan siapa tau ada yang harus diperbaiki, wkwk.

Terimakasih semuanya, sayang kalian banyak-banyak 🖤🖤🖤🖤

Komen (6)
goodnovel comment avatar
Louisa Janis
kalau aku jadi Ara ku pinjam pistol ayahku dan tembak kakinya Jaka supaya dia sadar
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
kebanyakan bacot kau njing. klu niat mau cerai, cerai aja. g usah banysk alasan. dasar benalu g berguna. kenapa g mati aja sekalian daripada bodoh mu tetap kau pelihara. dasar tolo,dungu,lemot dan lemah
goodnovel comment avatar
Yuki Inong
Ara wanita hebat
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status