Share

Salahmu Selalu Menggodaku

"Ma-malam pertama? Ta-tapi, Kakak--"

"Sshh!" Setya terus membungkuk hingga tubuh Raniah akhirnya terbaring. Setya tersenyum dan membatin. "Aku harus segera melakukannya, untuk menghilangkan aura pemikat Raniah. Aku akan lakukan sekarang juga, maka lebih cepat akan lebih baik." Raniah menegang, saat jari jemari Setya mulai menggoda bagian-bagian tubuhnya. "Ini akan sedikit sakit, tapi jangan khawatir!" Setya tersenyum, senyum yang mampu memporak porandakan perasaan Raniah.

Raniah meremas seprei putih yang penuh oleh kelopak bunga mawar saat Setya berbisik dan mengembuskan napas hangat di telinganya, gadis itu memejamkan kedua matanya dan mulai menikmati setiap sentuhan bibir lembut Setya yang mulai mencumbuinya.

Napas Raniah memburu membuat dadanya naik turun tak beraturan, jari-jari Setya perlahan melepas satu per satu kancing baju kebaya yang membalut tubuh istrinya yang indah. Napas gadis itu tersengal saat merasakan bibir dan lidah Setya mulai menyapu dan mengecup dadanya.

Raniah menggigit bibir bawahnya menahan agar desahan tidak lolos dari sela-sela bibirnya. "Lepaskan saja, Sayang!" perintah Setya.

"Ah, Kakak!" Akhirnya Raniah mengeluarkan suara dari sela bibirnya. Begitu sangat erotik dan membuat Setya semakin bersemangat, napasnya sudah memburu dan jari-jarinya lincah membuka seluruh kancing kebaya istrinya.

Tangan besar nan lembut Setya mulai memainkan bagian-bagian sensitive, suara Raniah semakin menggila dan menimbulkan susasana panas di dalam ruangan. Dengan segera Setya membekap bibir ranum Raniah dengan bibirnya dan memperdalam ciuman hinggga pandangannya mulai berkabut hasrat.

Setya bangun dan mengecup kening Raniah yang telah terlelap, laki-laki itu menutupi tubuh Raniah dengan selimut tebal, Setya turun dari tempat tidur dan tersenyum menatap Raniah yang tertidur begitu damai.

Setya masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya setelah tugas memecah keperawanan Raniah selesai. Maka dengan ini, aura pemikat yang melekat pada Raniah akan memudar karena kesucianya telah ternoda oleh suaminya sendiri.

Raniah menggeliat saat dia tersadar, gadis itu bangun dan duduk. Raniah begitu lemah, keadaannya sangat kacau saat ini. Gadis itu meringis saat rasa perih mendera bagian inti tubuhnya. "Kak Setya, ini sakit sekali," keluhnya lirih seraya meringis.

Ceklek!

Pintu terbuka, dan terlihat wajah tampan Setya yang begitu berseri. Raniah memalingkan wajahnya merasa malu saat mengingat adegan panasnya bersama Setya beberapa jam yang lalu hingga wajahnya kini begitu memerah.

"Kamu sudah bangun, Sayang." Setya mendekat dan duduk di tepi ranjang. "Ayo bersihkan tubuhmu, biar kubantu." Setya segera menggendong Raniah hingga gadis itu terpekik kaget kemudian menyembunyikan wajahnya di ceruk leher lelaki tampan itu.

***

Beberapa waktu berlalu, keduanya kembali keluar dari dalam kamar mandi dengan Raniah yang berada di dalam gendongan tangan kekar Setya. Setya mendudukkan tubuh Raniah di ranjang, dia kemudian tersenyum dan berjalan ke arah lemari bajunya untuk memakai pakaiannya. "Masih kurang?" tanya Setya seraya mengulum senyum menggoda Raniah.

"Ku-kurang apa maksudnya?" tanya Raniah dengan gugup dan bingung.

Setya mendekat dan duduk di samping Raniah, mendekatkan bibirnya di telinga Raniah. "Makan pisangku," bisiknya membuat Raniah membolakan kedua matanya dan merasa bergidik geli.

Seketika Raniah menjauhkan tubuhnya dari Setya dan memukul lengannya. "Ih, Kakak tuh yah!"

"Dih, baru nikah udah KDRT," protes Setya seraya terkekeh.

"Siapa yang KDRT, Kakak yang menyakitiku lebih dulu," sahut Raniah sembari memalingkan wajah.

"Oya? Sekarang kita lakukan lagi, dijamin tidak akan sakit." Setya lagi-lagi terkekeh.

"Ih, ih, ih!" Raniah memukul lengan Setya dengan gemas, membuat Setya jadi mengaduh beberapa kali. "Aku tidak pernah tahu kalau Kakak ternyata mesum!" Raniah menusuk pipi Setya dengan jari telunjuknya.

Setya tertawa dan meraih jari Raniah di pipinya, lelaki itu mendekatkan wajahnya dan kembali mencium bibir Raniah yang cerewet. Raniah tidak mau menolak. Hal baru ini benar-benar membuatnya bahagia dan membuatnya candu.

***

Jam menunjukkan pukul 12 tengah malam, Raniah terbangun dari tidurnya dan melepas pelukan Setya darinya, wanita itu memegangi perutnya yang terasa lapar. Raniah menoleh ke arah Setya di sampingnya, dan menggoyangkan lengan lelaki itu. "Kak, Kak Setya, bangun, Kak!"

Namun, Setya tidak bangun juga, lelaki itu hanya menggumam lalu tidur lagi membuat Raniah kesal. Gadis itu menunduk dan mencium bibir Setya. Ciuman yang lembut, membuat Setya segera membalasnya dengan semangat.

Raniah ingin menjauhkan kepalanya, tapi tangan Setya menahan tengkuknya dan memperdalam ciumannya. "Ahw!" Setya melepas tautannya saat Raniah menggigit bibir bawah lelaki itu.

Raniah langsung bangun dan memanyunkan bibirnya, begitu pun Setya yang juga terbangun dan mendesis seraya memegangi bibirnya yang sakit karena ulah Raniah. "Aku lapar, Kakak!" kesal Raniah seraya melipat dua tangan di bawah dada.

"Lapar, kenapa mau memakan bibirku?" goda Setya seraya memeluk Raniah posesif.

"Antar aku ke dapur, kira-kira adakah makanan di dapur atau tidak? Kalau tidak ada gimana?" rengek Raniah.

"Kalau tidak ada, kamu makan pisang saja lagi." Setya lagi-lagi menggoda istri kecilnya.

"Makan pisang terus, lama-lama aku jadi masuk angin, Kakak!" sentak Raniah seraya melotot garang.

Setya tertawa mendengarnya dan mengelus puncak kepala istrinya. "Ayo kita turun, mungkin ada sesuatu yang bisa dimakan." Setya turun dari ranjang disusul Raniah.

Keduanya keluar dari kamar dan menuruni anak tangga, wanita itu duduk di kursi meja dapur dan membiarkan suaminya yang mencari-cari sesuatu yang bisa dimakan malam ini. "Cuma ada roti tawar, Ran." Setya mengambil roti dan menunjukkannya pada Raniah.

"Ada susu cokelat tidak?" tanya Raniah lagi, dan Setya kembali mencari di dalam lemari.

"Ada, nih." Setya membawa roti dan susu ke meja.

Raniah segera meraih roti tawar dan mengambil selembar roti, menuang susu cokelat ke atasnya dan menumpuk roti lagi. "Hm, ini semua gara-gara kamu, kenapa tadi sore tidak turun, sekarang aku jadi kelaparan." Raniah makan sambil mengoceh.

"Salahmu selalu menggodaku," sahut Setya, Raniah melirik Setya dan mencebikkan bibirnya sebal, membuat Setya jadi terkekeh dan merasa sangat gemas.

"Kakak tidak lapar?" tanya Raniah dengan mulut penuh roti.

"Lapar," jawab Setya singkat.

"Ya udah ini rotinya." Raniah menyodorkan roti tawar pada Setya. "Tidak mau, aku hanya mau susu saja," jawab Setya seraya tersenyum.

"Mau kubuatkan susu cokelat hangat?" tanya Raniah lalu berdiri, dia akan mengambil gelas dan air hangat. Tapi, Setya menarik tangannya dan membuat Raniah mendekat hingga wajah Setya tepat berada di depan dada Raniah.

"Tidak usah repot-repot karena aku maunya susu yang ini." Setya meremas dada Raniah, seketika membuat seluruh tubuh Raniah menegang.

"Ih, dasar!" Raniah menepis tangan nakal Setya dan segera berlari pergi dari dapur, sehingga membuat Setya tertawa melihatnya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status