Share

BAB 3

Seorang gadis terlihat berdiri di depan cermin, gadis itu memperhatikan penampilannya. Ia memakai dress malam berwarna hitam yang terbuat dari kain brokat. Gadis itu tak lain adalah Kyara Angela Wijaya. Ia memperhatikan penampilannya dengan saksama apakah ada yang kurang atau tidak.

“Untung saja gadis ini menyembunyikan satu dress cantik. Pasti ini dress pemberian Ibunya.” Kyara berguman sembari mengangguk bahwa penampilannya malam ini perfect.

Kyara tak menyangka ternyata gadis ini sangat cantik, tapi hanya tak tahu mengurus diri, ditambah foundation berwarna pekat yang selalu dipakaikan ke wajahnya yang membuat ia tampak menyeramkan. Namun, semua itu Kyara telah lepas, gadis ini lebih cantik daripada kedua saudari tirinya yang sering menindas Kyara hingga ia meregang nyawa. Ingat film Nakusha? Kurang lebih seperti itu penampilan Kyara sebelumnya.

“Ck, akan kubalas semua rasa sakit yang pernah kalian torehkan pada pemilik tubuh ini.” Kyara berucap penuh tekad bahwa ia mampu membalas semua rasa sakit ini.

Malam ini adalah malam pembatalan pertunangan Kyara dan Damien. Hal ini terjadi tentu saja karena campur tangan para penyihir itu. Namun, syukur pertunangan ini akan segera dibatalkan dan tentu bukan Damien yang akan membatalkannya. Akan tetapi, Kyara. Ia akan membuat mereka menyesal karena telah memperlakukan Kyara dengan tidak adil dan membuktikan bahwa sekarang dirinya tak mudah lagi digertak oleh mereka semua. Mereka menjuluki Kyara sebagai sampah jelek bukan, lihat siapa nantinya yang akan menyesal.

“Nona, Anda telah di tunggu oleh Tuan Bram,” tegur seorang pelayan dengan sangat sopan. Semenjak insiden Kyara menampar pelayan muda tidak ada lagi yang berani mengertaknya.

“Hm,” jawab Kyara seadanya. Ia kemudian memakai masker berwarna hitam yang senada dengan dressnya. Kyara tak ingin mereka semua melihat wajahnya yang sesungguhnya.

Terdengar suara langkah kaki seseorang yang membuat semua perhatian teralihkan ke arah suara langkah itu.

Semua orang menarik napas dengan kasar. Karena gadis di hadapan mereka itu begitu berkharisma kecantikan terpancar dari auranya. Walaupun, ia memakai sebuah masker untuk menutupi sebagian wajahnya. Tatapannya yang dingin membuat kesan misterius terhadap gadis itu.

Kyara yang melihat tatapan terkesan mereka menarik sudut bibirnya dari balik masker. Ia sudah duga ini akan terjadi.

Kyara tahu Alexa sekarang sedang menyumpah serapahinya. Terlihat dari bagaimana Alexa menatapnya dengan sinis bukan hanya Alexa. Namun, juga Alixina serta ibu tirinya.

‘Kenapa, jalang kecil itu tampak berkharisma,’ batin Alexa seraya menatap penuh benci kearah Kyara. Namun, Kyara tidak menempatkan Alexa di dalam pandangannya.

“Ekhem!” deheman Bram berhasil menarik perhatian mereka semua yang masih terdiam semenjak kedatangan Kyara hingga Kyara duduk dengan tenang di hadapan mereka semua.

Acara pembatalan pertunagan ini adalah permintaan dari Damien sendiri. Karena, dia sangat membenci Kyara sdan tak akan pernah menaruh hati padanya. Hanya Alexanya yang pantas menjadi istri serta ratu di dalam hatinya, semua kriterianya ada pada diri Alexa. Kenapa juga dulu mereka melakukan pertunangan itu. Di saat mereka masih dalam kandungan, ‘Konyol!’

“Kyara Angela Wijaya, kamu tahu kenapa kamu dipanggil ke sini?!” Tuan Bram memanggil nama lengkap Kyara yang secara tidak langsung menegaskan posisinya di rumah itu. Meskipun, Tuan Bram berucap sangat dingin. Ia sempat terkejut dengan perubahan sikap sang putri yang sangat berbeda dengan yang ia temui tempo hari. Sikapnya sungguh acuh, berbeda dengan Kyara yang ia kenal begitu penakut dan sangat mencintai Damien.

“Ya, Ayah saya sangat tahu tujuan dari pertemuan penting ini, dan Anda tidak perlu mengingatkannya lagi. Karena ....” Kyara menjeda sejenak perkataanya. Dia melihat semua orang termasuk Damien yang menatapnya dengan padangan penuh intimidasi. Kyara hanya tersenyum miring menanggapi tatapan Damien. “Kalian perlu ingat, bahwa aku Kyara Angela Wijaya yang membatalkan pertunangan ini bukan Damien Astrofin,” sambung Kyara dengan intonasi suara yang sangat rendah hingga mampu membuat bulu kuduk pendengarnya meremang seketika.

Setelah mengatakan hal demikian yang membuat semua orang kembali terdiam Kyara hanya menatap mereka tak acuh seakan dia tidak terlalu menempatkan pembatalan pertunangan itu di mantanya, bahkan tidak ada perasaan sedih atau kecewa yang ia rasakan padahal semua orang tahu. Jika, dulu ia sangat mengejar-ngejar Damien. Namun, sekarang, kenapa tiba-tiba dia yang membatalkan pertunangan ini? Hal ini membuktikan bahwa Kyara tidak pernah menempatkan Damien di hatinya.

Semua orang masih terdiam tak ada yang bicara. Sampai sebuah suara memecah keheningan. Suara basnya mengalun di telinga Kyara yang membuatnya sangat muak. Siapa lagi jika bukan Damien. Kyara sungguh jijik dengan Damien.

“Anda pasti hanya memancing saya bukan? Dengan Anda membatalkan pertunangan ini terlebih dahulu. Agar saya bersimpati kepada Anda bukan? Namun, sayang sekali nda salah besar, saya tidak akan mudah tertipu,” sahut Damien sembari menatap Kyara penuh penilaian. Seakan memaparkan Kyara tiada artinya.

“Apa Anda tidak dengar Tuan Damien yang terhormat kalau saya sudah membatalkan pertunangan ini dan Anda sudah tidak ada hubungannya lagi dengan saya, saya tidak pernah menaruh hati apa lagi sampai mencintaimu. Jika, saya pernah mengejar Anda sekarang saya sangat menyesal atas kebodohan yang pernah saya lakukan di masa lalu,” pungkas Kyara dengan suara pelan tidak tinggi dan juga rendah. Kyara menegaskan secara tidak langsung bahwa ia jijik pernah memiliki rasa pada Damien.

“Lancang sekali Anda!” tiba-tiba Damien berdiri dari posisi duduknya sembari menatap Kyara murka. Namun, yang dibentak tak tergerak atau merasa takut sedikitpun. Ia makin menatap Damien muak.

‘Ada apa dengannya, seakan dia sangat jijik pernah memiliki hubungan denganku?’ tanya Damien dalam hati tanpa sadar.

“Tenanglah Dami,” tegur seorang pria paruh baya yang tak bukan adalah Ayah Damien.

Setelah mendengar teguran dari sang Ayah mau tak mau Damien kembali duduk, tapi tetap menatap Kyara penuh benci. Namun, tentu saja Kyara tidak perduli dengan semua itu.

“Bukannya Alexa begitu menyukai Anda dan ingin menikahinya lalu kenapa malah Anda membuat drama seperti ini? Saya mempermudah Anda untuk menikahi Kakak perempuan saya yang rela merebut tunangan adiknya sendiri. Jadi, tidak usah lagi bersembunyi dan berpura-pura bodoh. Saya semakin muak melihat sandiwara kalian,” cetus Kyara dingin dengan tatapan tajam. Sepertinya kesabaran Kyara mulai menipis.

Alexa tersentak mendengar ucapan Kyara. Kyara tak sengaja menegaskan secara langsung bahwa dia telah merampok tunangan adiknya sendiri. Betapa tidak terpujinya perbuatan itu untuk di dengar oleh para orang tua.

“Apa maksudmu Adik, Damien dari dulu tidak pernah menyukaimu dan hanya menyukaiku, kenapa Adik menuduhku sepertu itu?” tanya Alexa membuka suara dengan segala keluhannya, dia berperan sebagai gadis yang teraniayah. Matanya mulai memerah, perlahan lapisan embun berkumpul di matanya yang siap ia tumpahkan kapas saja.

“Cukup! Anda sudah keterlaluan, kenapa Anda menganiayah Kakak perempuan Anda, sungguh perbuatan yang mulia, itulah kenapa saya lebih memilih Alexa daripada Anda,” pungkas Damien membela Alexa. Sementara yang dibela tersenyum kemenangan tanpa di sadari semua orang.

“Lagi pula kami tidak menyukai jika kau yang menjadi menantu dari keluarga Atrofin hanya Alexa yang mempunyai kualitas untuk mendapatkan posisi itu.” Ibu Damien–Amanda menambahkan bahwa Kyara tak pantas menjadi menantu mereka yang makin membuat senyuman di bibir Alexa melebar.

“Tidak apa-apa Bu, adik perempuanku tidak tahu apa-apa dia masih sangat kecil,” imbuh Alexa seraya menatap Damien dan calon ibu mertuanya dengan senyuman menenangkan seakan dia sudah terbiasa dianiayah. Damien yang melihat ketidakberdayaan Alexa makin menatap Kyara tajam.

“Kenapa Kak Damien lebih memilih kak Lexa daripada memilihmu karena kau buruk rupa. Lihat saja dirimu, saking malu memperlihatkan wajah aslimu kau rela memakai masker demi menutupi wajah jelekmu itu,” celetuk Alexina. Ia memberikan pembelaan kepada Alexa dengan cara merendahkan Kyara. Ia pikir, Kyara akan terpengaruh dengan ocehannya itu.

Keluarga inti yang mendengar hinaan itu hanya terdiam. Tiada pembelaan hanya ada senyum merendahkan yang mereka lontarkan untuk Kyara yang hanya tersenyum kecil. Miris dengan kelakuan mereka yang katanya dari keluarga terhormat. Namun, perkataan tidak pernah disaring.

“Xina! Kenapa kau memperlakukan Kakakmu seperti itu!” Alexa tiba-tiba memarahi Alexina yang membuat Kyara ingin tertawa terbahak-bahak seketika. Sangat pandai mereka membuat drama.

“Ta-tapi, Kak ....”

“Diamlah!” Alexa menatap Alexina dengan pandangan tajam. Namun, syarat akan makna.

Alexina yang ditatap seperti itu jelas tak paham merasa telah dibentak oleh sang kakak demi Kyara. Ia ingin membalas. Namun, takut dengan sang kakak alhasil dia hanya mampu menatap Kyara penuh kebencian.

‘Dasar lotus putih, Adik dan Kakak sama saja, mungkin Ibunya adalah bunglon jadi dia memiliki putri yang memiliki bakat akting yang sangat profesional.’

“Kau liat itu anak tidak tahu terima kasih, walaupun kau telah memfitnah Kakakmu. Namun, ia tetap memohon pengampunan untukmu, sudahlah Alexa dia tidak pantas menerimah pengampunanmu.” Sahutan dari seorang wanita paruh baya yang duduk di dekat Tuan Bram terdengar sinis. Wanita itu tak lain adalah Dira–ibu Alexa dan Alexina.

Kyara rasanya sudah mengantuk menonton drama kolosal di hadapannya itu yang tak ada habisnya. Tadi sang anak yang membuat drama sekarang ibunya.

“Saya tidak perlu pengampunan Anda, lagi pula saya tidak salah. Jadi, untuk apa menerima pengampunan yang jelas hanya untuk menunjukkan citra yang baik, jika sudah tidak ada keluhan saya akan pergi,” papar Kyara santai seakan tidak takut dengan aura intimidasi yang dikeluarkan orang-orang di hadapannya itu.

Belum juga Kyara mengambil seperempat langkah sebuah suara menghentikannya. Mau tidak mau Kyara berbalik kembali menatap seorang pria paruh bayah yang gagal jadi mertuanya.

“Tunggu, Nona!” panggil seorang pria paruh bayah yang tak lain adalah Ayah Damien—William Astrofin yang membuatnya kembali berbalik. Sejujurnya dia muak satu ruangan dengan mereka. Akan tetapi, Kyara tetap berusaha menahannya.

Kyara hanya menaikkan sebelah alisnya seakan bertanya ‘Apa?’ Tidak ada kesopanan yang Kyara tunjukkan sampai-sampai Dira ingin mencakar wajah Kyara. Namun, pria paruh baya itu hanya tersenyum maklum menanggapi respon Kyara yang begitu dingin.

Orang-orang seperti ini yang harus Kyara waspadai senyuman palsu yang mereka tampilkan menyimpan berbagai banyak rahasia dari balik senyuman itu.

Aerina Ay

Jangan lupa tap bintangnya ya and jangan lupa komen makasih. ☺️✨

| 2

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status