Warning: Beberapa bab pada novel ini mengandung konten dewasa. “Ternyata sungguh sangat menakutkan mencintai seseorang sedemikian rupa, sehingga ingin mengambil kontrol atas segala sesuatu tentang dirinya.” (Elang) “Semua itu kembali pada bagaimana aku menempatkan semuanya sesuai porsi dan posisi, agar aku tetap berada dalam kesadaranku yang sempurna. Sehingga bisa mencintaimu pula dengan cara yang sempurna, tanpa kemudian menyakiti dirimu dengan tanpa sengaja.” (Dean) Perjuangan berlanjut dari seorang wanita biasa yang menjadi wanita pemilik kemampuan spesial, untuk melepaskan diri dari perburuan elemen Kegelapan. Kehidupan Aliya Saifanah Sang Ratu Bumi dengan Einhard (Elang), Sang Penjaga Inti yang akhirnya menembus level tertinggi di dunia per-elemenan yakni Level Satu, menjadikan romansa mereka tenang sementara waktu. Hingga sesuatu tak terduga terjadi pada kehidupan manis Aliya. Adalah Dean, seorang Penjaga Inti lainnya, yang telah menyimpan dan menutup lama rasa yang ia miliki untuk Aliya ketika Aliya memilih Elang, akhirnya kembali setelah perjalanannya melanglang buana. Ia pun membuka dirinya kembali untuk Aliya, karena keadaan dan hal di luar rencana para Penjaga, hingga akhirnya mendapatkan kultivasi kekuatan yang berkali lipat. Kedua pria menawan tak terkira dan digdaya itu kemudian harus saling berhadapan, untuk mempertahankan keberadaan dan kehormatan Sang Ratu Bumi. Apa yang akan terjadi, jika dua pria yang berada di puncak piramida kekuatan saling bertentangan? Bagaimana Aliya mengatasi hal ini? Bagaimana ia menghadapi Elang dan bagaimana ia menerima perubahan nasib yang terjadi pada Dean? Bagaimana pula dengan Agni, Nawidi, Guntur, Agung, Iyad mengatasi masalah demi masalah dan menemukan dalang di balik semuanya? (Disarankan untuk membaca sekuel pertama dengan judul : ISTRI KU SANG RATU BUMI) Happy Reading! ;D
View MoreAdnan berdiri kaku, lalu memutar tubuhnya perlahan.Begitu ia berbalik, kedua matanya langsung bertubrukan dengan sepasang netra elang yang menatapnya datar namun penuh muatan.“Maaf pak Adnan, saya terpaksa melakukan ini. Saya akan bertanya pada Anda, dan Anda menjawab saya dengan tepat.” Pemilik mata yang menatap tajam itu berkata pada Adnan.Adnan mengangguk pelan. Ia kini sudah dalam keadaan terhipnotis dan menunggu orang di depannya bertanya padanya.“Apakah Aliya ada di dalam rumah?” Seseorang yang menghipnotis itu mulai memberikan pertanyaan.“Ya.”“Apakah Einhard juga di dalam?”“Tidak.”“Kemana Einhard pergi?”Adnan menjawab tanpa ekspresi dan pandangan datar --cenderung kosong, “Einhard telah pergi lebih dari seminggu lalu, ke luar negeri.”“Belum kembali hingga hari ini?”“Belum.”&l
Tidak ada yang bisa melakukan apa-apa.Aliya mengurung diri di kamar berhari-hari dan mengalami demam tinggi sejak semalam.Bi Sumi yang bingung, kemudian nekad mengambil ponsel majikannya dan membuka kunci ponsel itu dengan sidik jari Aliya yang masih dalam kondisi tertidur dan demam.“Maafkan saya, Bu…” gumam bi Sumi sedikit merasa bersalah karena sudah lancang membuka ponsel milik Aliya tanpa sepengetahuan pemiliknya.Setelah berhasil terbuka, bi Sumi mencari kontak Elang.Ia berusaha menghubungi majikan laki-lakinya itu, namun mendapati nomor yang ia hubungi sudah tidak aktif, tak peduli berapa kali bi Sumi mencoba.“Ya Allah… Siapa lagi atuh yang harus dihubungi…” Wanita paruh baya itu bergumam gelisah.Jemarinya yang sejak tadi sedikit bergetar karena merasa bersalah, kembali mengusap layar --menelusuri nama kontak-kontak yang ia ketahui.Agni.Bi Sumi menemukan nama unik itu, kemudian meneleponnya.Hasilnya sama dengan sebelumnya.Ia bergulir lagi, membuat panggilan pada nama-n
‘Aku, Einhard Sovann menjatuhkan talak terhadapmu, Aliya Saifanah. Mulai hari ini kau bukan lagi istriku, baik raga maupun sukma.’Gema suara Elang yang mengucapkan kalimat itu terus memenuhi rongga kepala Aliya.Entah berapa lama ia menangis, tubuhnya meringkuk memeluk guling. Ia nyaris melupakan segalanya, beruntung Fayza ditangani dengan baik oleh pengasuhnya.Entah pula berapa kali Bi Sumi membujuk Aliya untuk makan, namun Aliya benar-benar bergeming dan sama sekali tidak menunjukkan keinginan untuk melakukan apapun, termasuk makan.Tidak mengerti apa yang telah terjadi, namun karena khawatir pada kondisi majikannya, bi Sumi mencoba menghubungi nomor Elang, namun tidak aktif.Ia juga berusaha menghubungi nomor Nawidi dan Agni, yang memang disimpan di catatan buku telepon di ruang keluarga, untuk berjaga. Namun hasilnya juga serupa.Kedua nomor yang bi Sumi coba hubungi, tidak satu pun bernada aktif apalagi terhubung.Ia juga bingung, mengapa tidak satu pun dari pemuda-pemuda rupaw
Kebekuan dan rasa dingin menyergap seluruh tubuh Dean saat mendengar kalimat Elang. “Apa.. Apa yang tadi kau katakan, Einhard?” tanyanya seakan tidak yakin terhadap pendengarannya.Orang di ujung sana tidak segera menjawab.Momen hening itu tercipta untuk sekian detik, hingga akhirnya terdengar suara kembali.‘Saya titip Aliya, Dean. Jaga dia baik-baik.’Dean tertegun. “Ein--”Tut.Sambungan telepon itu diputus sepihak. Dean berusaha menelepon balik Elang, namun nomor tujuan menjadi tidak aktif.Ia mencoba kembali --sebanyak dua kali lagi, hasilnya tetap sama.Tampaknya Elang menon-aktifkan ponselnya di sana.Dean termenung.“Om? Siapa? Bang Einhard? Apa katanya? Apa dia yang bikin dinding kagak kasat mata itu?” Suara Agni menarik Dean kembali.Namun Dean masih diam, tanpa menjawab cecaran pertanyaan Agni. Raut wajahnya menyiratkan kebingungan.“Dean,” Kali ini Nawidi yang menegur.Dean masih terlihat bergeming, namun detik berikutnya ia seolah terhenyak dan bangun dari duduknya. “Kit
Februari 2018“Aku, Einhard Sovann menjatuhkan talak terhadapmu, Aliya Saifanah. Mulai hari ini kau bukan lagi istriku, baik raga maupun sukma.”Wanita muda itu mematung.Manik obsidian miliknya mengarah lurus, tak percaya, pada pria tampan di hadapannya. Jemari kanannya yang memegang gagang mug besar berisi teh chamomile panas mengerat.“Elang…” Lirih Aliya memanggil pria di depannya.Namun pria berparas tampan dengan hidung mancung di atas bibir tipis serta bola mata berwarna coklat gelap itu, hanya diam. Pancaran sorot matanya terarah dingin.Tanpa kata dan tanpa menunggu apapun lagi, pria berdarah turunan Jerman itu membalikkan tubuhnya.Langkah kakinya tampak tenang, meski bergegas. Tanpa membawa satu apapun dari dalam rumah itu, ia menuju mobil yang terparkir dan masih dengan mesin yang menyala.Dan dalam sekejap mata, menghilang begitu saja. Aliya, wanita muda yang tadi disebut namanya untuk ditalak itu, masih terpaku di tempatnya berdiri.Ia tampak tengah mencerna kalimat, k
“Apakah kau lelah?” Aliya mendongak untuk mendapati raut wajah Elang.Tangan kanan Aliya melingkari lengan kiri Elang. Aliya berjalan hati-hati menuruni undakan bebatuan.Mereka baru saja berdiri cukup lama, melihat pemandangan indah kawah di Gunung Tangkuban Prahu.Hari ini Aliya --yang sudah memohon pada Elang untuk membawanya ke sini dari beberapa hari lalu, akhirnya benar-benar dibawa Elang ke Tangkuban Prahu untuk menikmati pemandangan menakjubkan dan suasana khas pegunungan.Elang menggeleng, menjawab pertanyaan Aliya sebelumnya.Suami Aliya itu masih saja begitu tampak pendiam dan irit bicara. Entah sudah berapa kali Aliya berusaha memancing Elang dengan berbagai percakapan yang menyenangkan.Namun Elang hanya menanggapi datar dan menjawab seadanya.Aliya mengatupkan bibir. Ada perasaan sedih menyelinap di sudut hatinya.Mereka seharusnya bisa menikmati momen berdua seperti ini.Wisata yang tidak membu
“Fayza…” Dean tersenyum lebar melihat balita yang berjalan cepat menuju area ruang keluarga.Fayza dengan lincahnya lalu semakin mendekat dan tanpa Aliya duga, putri semata wayangnya itu menghambur ke arah Dean dengan kedua tangan merentang lebar.“Halo Sayang…” Dean meraih tubuh mungil dan montok Fayza lalu mengangkatnya ke atas pangkuan.“Apa kabar gadis kecil? Lama ngga ketemu Om ya?” Sapaan Dean mengalun lembut dan begitu renyah terdengar.Balita itu tertawa riang dengan suaranya yang menggemaskan.Ia tidak berkata-kata, tapi kedua tangan kecilnya memainkan kerah kemeja flanel yang dikenakan Dean, lalu menarik-tariknya.“Fayza…” tegur lembut Aliya.“It’s ok,” bela Dean cepat. Kedua manik hazel itu begitu melekat pada wajah Fayza yang ada dalam pangkuannya. “Kenapa, Sayang?”Fayza tidak menjawab. Bibirnya mengatup, namun tangannya kini beralih menarik tangan Dean yang melingkari tubuh mungil Fayza.Telapak tangan Dean terlihat besar saat berdampingan dengan tubuh balita mungil namu
Satu bulan setengah berlalu setelah tragedi buruk itu dan semua proses penyembuhan Elang dan Dean.Elang telah kembali berkegiatan seperti biasa, begitu pula dengan Dean.Akan tetapi, Aliya merasakan perbedaan yang begitu kentara pada diri Elang sebelum tragedi Lubang Hitam itu dan sesudahnya.Elang lebih pendiam dan terlihat lebih suram. Aliya dapat merasakan kehangatan yang seperti hilang dari diri Elang.Suaminya itu pun jauh lebih acuh dibanding sebelumnya.Aliya pernah satu kali menanyakan tentang ini pada Nawidi, namun Nawidi hanya menjawab bahwa kejadian di Lubang Hitam membuat pengalaman traumatik tersendiri.Pada akhirnya, Aliya selalu membesarkan diri dan hati sendiri dan menganggap perilaku dan perubahan itu sebagai masa atau fase pemulihan Elang.Begitu pula dengan Dean. Pria pemilik manik hazel itu sudah menjalani kehidupannya seperti biasa. Dean tampak lebih normal, meski agak pendiam.Bahkan menurut Agni, dari ak
Tiga hari lainnya berlalu.Elang dan Dean sama-sama dalam kondisi tidak sadar dan berulang kali mengigau seperti mengalami mimpi sangat buruk.Namun pada hari keempat, Dean sadar terlebih dahulu dan langsung diperiksa Nawidi kembali. Dean terlihat dalam kondisi normal, namun pria bermata hazel itu tidak berbicara apapun dan tidak menjawab pertanyaan apapun dari Nawidi.Kondisinya terlihat seolah Dean mengalami pengalaman traumatik.Hari berikutnya, Elang akhirnya terbangun. Nawidi melakukan pemeriksaan serupa pada Elang dan Elang terlihat jauh lebih tenang dibanding Dean.Nawidi belum mengizinkan Elang untuk kembali ke Bandung.Dan itu selang satu hari berikutnya, Elang dan Dean beserta tim yang sejak awal berjaga di tempat keduanya dirawat, akhirnya kembali ke Bandung.Guntur telah memastikan keributan warga sekitar saat terjadinya adu hantam energi antara Elang dan Dean, tidak meluas.Bahkan retakan yang terjadi di dalam bang
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.