Share

5. Dracula Facts

Ketika aku menuju ke kamarku Torrance menarikku.

Tatapannya sangat dalam, namun aku bisa melihat, bahwa dia tidak ingin yang sudah dia perlihatkan kepadaku diketahui oleh Seward.

“Yuri, kau bisa menjaga rahasia kan?”

“Rahasia apa?”

“Kau tidak boleh menceritakan kejadian tadi kepada Seward, oke?”

“Oke, lagipula aku masih tidak percaya kalau di dunia ini masih ada mahluk seperti itu, konyol.”

Torrance tersenyum, tapi senyumnya membuatku teringat akan kejadian tadi. Ketika senyumnya melebar, dari sela-sela giginya muncul taring yang sangat runcing.

Aku tidak mengerti kenapa dia memberitahuku tentang dirinya. Dan di sini aku masih terpaku melihatnya, tidak bisa bergerak.

Torrance melangkah mendekatiku."Kau percaya sekarang? aku dracula.” Matanya menatap mataku agar aku percaya dengan apa yang aku lihat.

“Yahh, tapi kamu tidak akan memakanku!?” Aku bertanya dengan suara gemetar.

“Aku belum lapar. Jika bulan purnama muncul, aku akan mempertimbangkanya.”

“Sebelum kau memakanku, mungkin aku sudah pergi dari sini.”

“Hahaha, kau benar-benar lucu. Yuri aku tidak akan memakanmu. Lagi pula kau adalah adik dari sahabatku.”

“Kau membuatku takut!” Aku menghela napas, jantungku seakan lari meninggalkan tempatnya.

“Kenapa masalah selalu muncul dimanapun aku berada.”

“Aku tidak suka bau vampire mu. Kau tidak usah takut kepadaku.” Oceh Torrance sambil menutup hidungnya

“Jadi kau takut vampire? ... Ahh sudahlah aku tidak ingin membahasnya sekarang. Tapi nanti bolehkah aku mengetahui kehidupan dracula kepadaku, please?”

Dia hanya tersenyum. Kuputuskan jika dia tersenyum berarti dia mau menceritakan kehidupannya.

Aku berjalan di belakang Torrance, ketika aku ingin bergabung mengobrol dengan mereka, Seward malah menyuruhku untuk segera masuk ke kamarku dan mengganti bajuku yang terlihat kotor.

Setelah mandi aku baru sadar buah yang aku beli belum aku masukan ke dalam lemari pendingin. Dengan cepat aku membereskannya, tertata rapih.

Kulirik jam yang ada di kamarku, ternyata sudah sangat larut.

Kupejamkan mataku agar aku segera tertidur, tetapi otaku di penuhi dengan pertanyaan.

Dracula dan bau vampire ku. Kenapa aku berbau vampire? memangya aku mayat hidup? itu menjijikan untukku, aku tidak pernah tahu kalau aku berbau mayat. Rasanya perutku mual membayangkan hal itu.

Pikiranku melayang kearah lain, laki-laki dengan wajah tampan, putih dan tatapan matanya yang begitu menenangkan hatiku. Hingga akhirnya aku bisa tertidur dengan nyenyak.

Aku tidak tahu apakah ini kenyataan atau sekedar mimpi, aku berada disebuah ruangan yang seperti istana, duduk bersama Seward, Darren dan teman-temannya.

Ketika aku mencari seseorang yang ingin sekali kutemui di tempat ini, sangat sulit.

Tiba-tiba ruangan itu hilang di ganti dengan ruangan yang lebih sederhana di sana berada Hary dan Torrance yang saling menatap dengan tajam.

ketika mereka mengangkat tangan masing-masing, aku sangat ketakutan dan semuanya menghilang.

Aku terbangun dari tidurku.

Hari ini hujan mulai turun dengan deras, dan aku sangat senang ketika aku melihat tanggal merah.

Hari ini hujan mulai turun dengan deras, dan aku sangat senang ketika aku melihat tanggal merah. Hari minggu. Waktunya aku bersantai. Tapi aku bangun terlalu pagi, ini masih jam 04.00 pagi.

Kunyalakan televisi agar aku bisa tidur lagi, aku baru tidur 4 jam. Tidurku yang paling singkat. Perutku tiba-tiba bunyi, dan aku baru sadar kemarin aku hanya makan satu kali.

Kulangkahkan kakiku ke arah lemari pendingin tempat menyimpan harta karun yang sangat berharga.

Aku mengambil apel yang tidak terlalu besar dan beberapa anggur yang sudah kucuci.

Samar-samar aku mendengar suara langkah kaki menuju kamarku. Aku hanya berfikir itu Seward. Saat lampu dinyalakan aku terkejut melihat Torrance menghampiriku.

“Kau menginap di sini?” Aku bertanya sambil mengunyah apel yang ada dimulutku.

“Ya, boleh aku masuk?” Sekarang aku bingung, bolehkah aku membiarkan laki-laki masuk kedalam kamarku atau aku menyuruhnya pergi saja.

Di dalam hatiku, aku sangat yakin bahwa dia adalah laki-laki yang sangat baik.

“Tentu, apakah Seward tahu?”

“Ya, dia sekarang tidur sangat pulas. Kau tidak perlu cemas.” Jawabnya dengan gaya khas nya yang santai.

“Kenapa kau tidak tidur? apakah dracula tidak pernah tidur?”

“Kau membangunkanku. Telingaku sangat sensitive dengan suara.”

“Maaf ... bolehkah sekarang kamu menceritakannya?” Rasa penasaranku sangat tinggi dengan hal yang baru aku ketahui.

“Baiklah,” Dia menghirup napas dalam-dalam. “Kehidupanku sangat sulit, aku tidak bisa berkeliaran di bawah sinar matahari dengan tenang. Ketika bulan purnama muncul, aku harus mencari manusia yang mau membagi darahnya untukku. Tapi aku tidak harus membunuh manusia itu. Aku hanya perlu setengah dari darahnya yang mengalir di dalam dirinya.”

Torrance memejamkan matanya untuk mengingat-ingat. “Dan bangsa kami akan selamanya muda. Sulit untuk mati,” Tambahnya dengan santai sambil memperhatikan reaksiku.

“Apakah kau bisa merubah manusia menjadi dracula?”

“Ya, tapi tak langsung. Manusia harus menjadi vampire dahulu setelah itu baru bisa merubahnya menjadi dracula.” Aku terkejut dengan penuturannya. Apa bedanya Vampire dan dracula? Sama-sama mahluk penghisap darah. Pikirku dalam diam. "Tapi tidak semudah itu."

Lama dia terdiam hanya hujan deras dan suara tv yang terdengar di telingaku. Sedangkan aku hanya sibuk memakan apel ku.

“Hmm. Kau tidak kesepian hidup sendiri?” Aku memulai pembicaraan lagi.

“Tidak setelah aku bertemu Seward beberapa tahun lalu.”

“Apakah kau tidak bisa kembali menjadi manusia?”

"Aku tidak tahu, tapi ada kisah bahwa bangsa kami bisa kembali lagi menjadi manusia biasa.”

“Wah benarkah? Lalu kenapa kau tidak kembali menjadi manusia saja?”

“Kisah itu menyebutkan jika seorang dracula ingin menjadi manusia ada syarat yang harus dibayar. Kau tahu syaratnya?” Aku terus memandang dia dengan wajah penasaran. “Syaratnya aku harus mengorbankan 1000 orang manusia dalam satu malam. Dan meminum darah orang yang sangat aku sayangi.”

Pikiranku melayang. 1000 orang manusia, itu perbuatan yang sangat kejam. Kasihan sekali Torrance.

Hidupnya masih sangat muda, mungkin dia hanya berbeda dua tahun denganku. Tetapi sudah mengalami kejadian yang begitu menakutkan. Jika aku menjadi mahluk seperti dia mungkin aku tidak akan bisa menerimanya  dan membunuh diriku sendiri. Tapi apakah bisa?

“Itu hanyalah sebuah dongeng, belum ada pembuktian yang pasti.”

Aku mengangguk mengerti, “Aku boleh bertanya lagi?”

“Tanyakanlah. Lagi pula kau sudah mengetahui garis besar dari kehidupanku.”

“Kau sudah hidup berapa lama?”

Pertanyaan konyol. Sebenarnya aku hanya bercanda menanyakan itu. tapi dia terlihat ragu saat akan menjawab.

"Tahun? Tidak. Aku sudah hidup berabad-abad. Mungkin tiga abad." Jawabnya murung. Aku yang melihatnya merasa bersalah.

"Wah, tiga abad? Benarkah? Wajahmu masih terlihat tampan. Tidak seperti kakek-kakek."

"Tampan kan? Apa kau menyukai aku?" Dia tertawa kecil saat aku ingin mengalihkan pembicaraan yang akan membuatnya teringat akan masa-masa terdahulunya. Sepertinya aku berhasil.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status