Share

8. Dracula Again

Hubunganku dan Hary semakin membaik, kami hanya berbeda jadwal pelajaran bahasa dan olahraga. Saat istirahat tiba kami selalu pergi ke Greentree bersama, namun hanya disaat gerimis atau matahari tertutup awan.

Waktu sinar matahari tidak tertutup awan kami selalu pergi ke perpustakaan sekolah.

Kadang Hary tak masuk sekolah jika cuaca sangat cerah. Hal yang menyedihkan untukku. Tapi menurut Darren dan teman-temannya itu adalah cuaca yang sangat indah.

Darren kadang menyebalkan, dia lebih menyebalkan dari Seward. Yang selalu menjahiliku, mengikuti kemanapun aku pergi walau aku ingin sendiri, bahkan selalu mencari perhatianku. Sedangkan dengan Torrance aku seperti mempunyai kakak satu lagi.

Sejak Hary ikut makan bersama kami dia terlihat marah tapi karena keseringan datang dan belajar bersamaku, kini sikapnya baik-baik saja.

Torrance selalu mengantarku ke sekolah saat Seward sedang ada keperluan mendadak. Tapi saat matahari cerah dia tidak berani untuk keluar rumah. Aku tentu saja memahaminya. Kalau terkena matahari, habislah hidupnya. Pikirku.

Exam tinggal beberapa minggu lagi. Tiap malam aku selalu mempersiapkan dan belajar dengan keras. Karena aku harus membuktikan kepada orang tuaku kalau aku bisa lebih baik jika aku tinggal bersama Seward.

Hal yang ku sesalkan ketika liburan semester, sebenarnya aku tidak ingin pergi ke Greenland menemui mereka. Aku ingin menghabiskan liburanku bersama Seward.

Hari ini hari terakhir exam. Aku hanya tinggal menunggu hasilnya dua minggu yang akan datang.

Aku merasa sudah cukup puas dengan usaha yang sudah kulakukan.

Di sekolah ini selalu di adakan pesta per semester, sebenarnya sama saja dengan sekolah-sekolah yang lainnya.

Sudah menjadi tradisi. Meskipun aku tidak terlalu suka dengan pesta karena membosankan, tapi untuk saat ini ada satu hal yang membuatku antusias dengan pesta ini.

Seperti hari biasanya hari ini juga terlihat mendung, sudah beberapa hari seperti ini. Dan memang cuaca yang sangat aku tunggu-tunggu.

Aku bisa bersama dengan Hary, duduk dibawah pohon di Greentree. Sudah menjadi kebiasaan, dia selalu menungguku ditempat itu.

Darren dan teman-temannya selalu menjauhiku jika aku sedang bersama Hary.

Memang tidak banyak orang yang dekat dengan Hary, entahlah aku tidak terlalu peduli dengan pandangan orang lain.

Hary sudah duduk ditempat biasa ketika aku datang. dia selalu menemaniku ketempat memesan makanan, walaupun Hary tidak pernah memesan makanan atau mengambil cemelan.

Dia hanya akan mengambil minuman kaleng dari lemari pendingin. Padahal cuaca sedang tidak bagus.

“Bagaimana exam terakhirmu?” Pertanyaan pembuka akhir-akhir ini.

“Tidak terlalu sulit. Bagaimana denganmu?”

“Mudah saja. Seperti biasanya,” Untuk dia semuanya mudah. Tapi untukku sebaliknya, aku harus berusaha dulu untuk menjadi yang terbaik.

Tapi bagi orang yang mempunyai otak berlian seperti dia, hal seperti exam sudah diluar kepala.

“Kenapa namamu Yuri?”

“Entahlah, aku hanya menerima nama itu. tapi di Alaska orang memanggil nama depanku Maria. Tapi aku lebih senang dipanggil Yuri setelah datang kesini.”

“Kenapa?” Raut wajahnya sedikit penasaran.

“Dari dulu aku sangat menyukai benua Asia, dan nama itu lebih familiar untuk orang-orang Asia.”

“Jadi kau lebih nyaman dengan nama dan lingkunganmu yang sekarang?”

Aku mengangguk dengan sangat yakin. Kulihat ke arah Darren dan teman-temanya. Mereka sedang asyik mengobrol, hanya Darren yang selalu diam.

Aku melihat Darren terus memperhatikan aku dan Hary, tapi Hary mengalihkan perhatianku untuk pergi dari tempat itu.

Sejak aku dan Hary berkenalan, aku tidak pernah berjabat tangan ataupun bersentuhan dengannya dan dia selalu menjaga jarak denganku.

“Apakah besok kau akan sekolah?”

“Hmm, sebenarnya aku malas, tidak ada kegiatan juga. Mungkin aku akan tetap dirumah. Kau sendiri?”

“Aku juga tidak akan masuk, besok aku ingin pergi kesuatu desa. Kau mau ikut?”

“Kalau Seward mengijinkanku pergi mmm ...” Kataku menggantung.

“Kalau begitu besok aku jemput tepat jam 08.00 pagi, ok."

Bagaimana kalau Seward melarangku pergi. Pertanyaan mulai muncul di otakku. Aku ingin sekali pergi bersama Hary, mungkin aku membuat alasan-alasan konyol atau jujur saja kepada Seward.

Torrance tidak menjemputku hari ini, padahal tidak ada sinar matahari. Ketika aku menghubunginya tidak ada jawaban sama sekali.

Kulihat tanggal yang ada di Handphoneku ternyata sudah tanggal pertengahan bulan. Saatnya Torrance mencari makan.

Mungkin saja besok baru pulang atau bisa jadi lusa. Aku merasa hidup seperti itu akan sangat menyedihkan.

Pikiranku buyar ketika Hary mengajakku untuk pulang. Biasanya aku akan merasa senang. Tapi entah kenapa aku merasakan rasa takut.

Diperjalan kami tak banyak bicara, hanya sesekali kami membahas tentang keluarga kami. Kebanyakan aku hanya menjawab pertanyaan Hary.

“Hary, kau mau mampir dulu?” Untuk sekedar basa-basi.

“Untuk sekarang mungkin tidak. Kakak ku sudah menungu dirumah. Ingat ... besok,” Hary mengingatkanku  tentang rencananya pergi kesuatu desa.

“Tentu saja.”

Rumah ini terasa sangat sepi. Yah mungkin dugaanku benar Torrance sedang keluar rumah. Ketika melewati ruang tamu aku melihat selembar memo

To : Yuri

From : Seward

Yuri, hari ini kakak tidak bisa pulang. Karena ada meeting mendadak keluar kota. Jadi kakak tidak pulang sampai lusa. Jaga diri baik-baik. Oh iya satu lagi, Torrance sedang pergi, katanya hanya jalan-jalan nanti juga pulang. Jika kamu takut, tutup semua jendela. Ok !!

Aku membaca surat itu. ternyata aku ditinggal sendiri. Aku melihat kesegala arah dengan perasaan takut.

Walaupun sudah lama tinggal dirumah ini, namun tidak bisa kupungkiri aku selalu takut jika berada sendirian.

Tepat jam 6 sore, aku menutup semua jendela seperti yang Seward sarankan. Semua lampu yang ada dirumah aku nyalakan, tidak ada yang aku matikan satupun.

Setelah itu aku hanya diam dikamar, dan mencoba untuk menghubungi semua teman-temanku. 

Sialnya tidak ada satupun dari mereka yang merespon pesanku. Tinggal satu orang yang belum kuhubungi, Hary. Aku sangat berharap dia bisa mengangkat telpon dariku.

“Hallo.”

“Hai, hmm apa besok kita jadi ke desa yang kau bicarakan?” Bingung mau bertanya apa dan senang mendengar suaranya.

“Tentu saja, kau diijinkan oleh Kakakmu?”

“Kakakku sedang tidak ada dirumah, dia sedang ada tugas keluar kota. Tapi aku sudah meminta ijin lewat pesan ... jadi besok aku akan ikut.”

Kami terus mengobrol entah sudah satu jam atau dua jam lebih. Aku tidak ingin cepat-cepat mematikan telponku.

Rasanya suasana semakin menakutkan. Walaupun semua lampu dan tv sudah aku nyalakan agar aku bisa sedikit lebih tenang.

Tapi sepertinya sia-sia saja. Aku tidak bisa menghilangkan ketakutanku.

Ketika aku melirik jendela kamarku. Seperti ada orang yang sedang mencoba membuka jendela itu. tapi itu mustahil, mana mungkin ada orang yang memanjat ke kekamarku. Lagipula kamarku ada di lantai dua.

“Yuri, kau kenapa?” Hary langsung bertanya saat aku tidak menjawab pertanyaannya. Aku terlalu sibuk dengan kemungkinan-kemungkinan yang aku punya. Suara itu semakin jelas terdengar di telingaku.

“Hary, tolong aku ...” Aku tidak hau harus bicara apalagi. Suaraku tercekat begitu saja.

Aku melihat sosok yang sangat menyeramkan sedang berdiri dihadapanku.

Dia dengan mudahnya masuk lewat jendela. Bukan masuk, lebih tepatnya mengancurkan jendela kamarku.

Namun sekilas wajah itu sangat familiar untukku, tapi raut wajahnya terlihat kosong dan fokusnya hanya tertuju kepadaku.

Aku cepat-cepat menghampirinya. Tapi aku merasa ada yang aneh dengan penampilannya. Dimulutnya ada sedikit sisa darah yang masih segar.

Dracula itu mulai mendekatiku. Tatapannya sangat tajam. Aku mundur perlahan ketika menyadari situasi yang sedang terjadi.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status