Share

9. Night

“Torrance, kau dari mana?” Aku bertanya kepada dia dengan rasa takut.

“Aku lapar ... ingin darahmu,” Ucapan Torrance membuatku terkejut.

“Torr ... kumohon! sadarlah. Aku Yuri. kau hanya becanda kan .”

Sepertinya Torrance kehilangan kesadarannya. Dia terus mendekatiku perlahan.

Aku tidak tahu apa yang akan dia lakukan. Apakah dia akan menjadikanku makanannya? Pikiran itu terus memenuhi pikiranku yang kalut.

Aku tidak bisa menghindarinya lagi, untuk laripun aku tidak sanggup.

Ketika dia ada didepanku dia langsung menarik tanganku dengan kasar. Dengan jelas aku melihat taringnya keluar dan mendekatkannya ke tanganku.

Aku mencoba menarik tanganku yang dipeganggnya dengan sangat kuat, sampai aku merasakan sakit.

Torrance mulai menghisap darahku. Rasanya tidak enak, sangat sakit dan membuatku lemas ingin tertidur. Penglihatanku mulai memudar, yang aku harapkan aku masih bisa terbangun esok pagi.

Kudengar ada teriakan yang memanggil namaku, suaranya sangat aku kenal ditelingaku. Ya, itu Hary. Dia ada disini, kenapa? bukankah tadi aku dan dia masih telponan?

Aku merasakan Torrance melepaskan tanganku. Dan samar-samar aku masih mendengar perkelahian, barang yang pecah dan suara besi yang terbentur.

Aku mencoba untuk membuka mataku, walau samar aku melihat Hary ada di depan wajahku tapi dia juga mempunyai taring. Dan seketika itu aku langsung kehilangan kesadaranku.

Aku mencoba membuka mataku perlahan. Kupaksakan agar mataku cepat  berinteraksi dengan cahaya dari lampu.

kurasakan rasa dingin yang menggemgam tanganku. Dan kulihat Hary berada disampingku tertidur sambil menggenggam tanganku. Ini pertama kalinya aku merasakan genggaman tangannya. Aku hanya tersenyum simpul.

Jam menunjukan pukul 03.00 pagi. Aku mencoba mengingat apa yang sudah terjadi, ketika mengingat semuanya. Itu sungguh membuatku takut.

Perlahan aku melepaskan tanganku dari genggaman Hary, dan aku melihat ada dua titik seperti ditusuk dengan jarum. Pastilah gigitannya Torrance.

Dan kulihat kearah sofa, ternyata Torrance tertidur disana. Dia kelihatan tidak nyaman dengan tidurnya.

Kulihat kamar ini dengan baik. Seperti tidak ada hal yang terjadi. Jendela yang tadi rusak sudah kembali terpasang dengan rapih.

“Yuri, kau sudah sadar?” Torrance yang pertama menyadari kalau aku sudah bangun.

“Tentu.” Aku menjawabnya seperti biasa.

Hary yang mendengar suaraku langsung terbangun. Dia menyentuh dahiku. Dan rasa dingin dari tangannya membuatku terkejut.

“Hary, apa kau .... sama seperti Torrance?” Aku menatapnya dengan penasaran.

“Aku berbeda dengan dia. Aku Vampire.”

Aku mengangguk mengerti. Walaupun tidak pernah menduga Hary adalah mahluk imortal seperti Torrance. Tapi sepertinya aku mulai terbiasa dengan hal seperti ini.

“Yuri, maafkan aku. Aku tidak bermaksud menghisap darahmu. Aku juga tidak tahu kenapa aku bisa sampai dirumah ini, mencium darah yang benar-benar membuatku gila.” Torrance tampak menyesal.

“Sudahlah, lagipula aku sudah terbangun. Kau tidak perlu seperti itu.”

“Tapi ini adalah kesalahan terbesarku. Seharusnya aku menjagamu.” Dia masih mengeluh, membuat aku tidak enak saja.

“Baiklah. untung saja vampire mu cepat datang.” Tambahnya.

“Kenapa kau tidak bilang kalau Hary ...” Aku menggantung pertanyaanku, dan malah terpikirkan sesuatu, “Torrance, apa aku berubah menjadi dracula?”

“Tidak! Kalau saja Hary yang menggigitmu. Aku pastikan aku akan segera merubahmu menjadi sepertiku.” Torrance menjawab dengan senyuman sinisnya. Beberapa saat setelah mengatakannya dia malah tertawa melihat raut wajahku yang kesal.

Torrance terus menatap kearahku, aku dengan cepat mengikuti arah yang ditatapnya. Ternyata jariku masih terluka, masih tersisa darah yang sudah terlihat mengering. Hary sama seperti Torrance tapi dia mencoba untuk terlihat tenang.

Aku langsung mengambil tisue yang ada di samping tempat tidur. Aku membersihkan darah itu dengan bersih lalu membuangnya ke tempat sampah.

“Sudah berapa lama aku tidak sadar?” tanyaku mengalihkan perhatian keduanya.

“kurang lebih 7 jam.” Harry yang menjawabnya.

“Yuri, aku mau ke kamar dulu. Jaga dirimu dari vampire bau itu!”

Sikap Torrance kembali menyebalkan, dia kembali tidak menyukai Hary. Padahal dia sudah menyelamatkanku dari dirinya.

Kulihat Torrance seperti tidak ingin pergi dari sini, wajahnya terlihat ragu ketika ingin keluar dari pintu kamarku.

Aku mencoba untuk relax, bersandar pada ujung tempat tidur. Rasanya sangat lemas, jika tahu rasanya akan seperti ini dan logikaku bekerja mungkin aku sudah pergi meninggalkan tempat ini.

Yang terpenting untuk saat ini, aku masih bisa hidup. Dan sekarang setelah kejadian ini, aku bisa mengetahui fakta tentang Hary.

Dia seorang vampire, namun vampire yang berbeda untukku.

Sebelum mengetahui tentang dia yang seorang vampire. Sungguh aku tidak menyukai mahluk seperti itu, meskipun aku selalu membacanya dalan novel fiksi. Sekarang setelah mengetahuinya aku menyukainya. Aku sadar, setelah kepindahanku kesini hidupku sama dengan dengan cerita fiksi.

“Kau perlu sesuatu?” Hary bertanya padaku.

“Tidak, biar aku sendiri yang ....” Kepalaku terasa pusing ketika ingin turun dari tempat tidur.

“Kau perlu apa? Biar aku ambilkan.” Ucapnya khawatir.

“Aku hanya ingin mengambil minuman dan buah-buahan dilemari ....” Sebelum aku melanjutkan ucapanku, dia sudah berdiri didepanku lagi dengan membawa apa yang aku minta. Ajaib. Pikirku kemudian.

“H ... Hary kau ... bagaimana kau melakukannya?”

“Aku hanya berjalan. Mengambil apa yang kau inginkan.”

“Teleportasi!” Decak ku kagum dengan apa yang aku lihat.

Dia memberikan dua apel dan minuman padaku. ketika aku menawari dia satu apel yang dia bawa, dia memakannya. Dan aku begitu terkejut melihatnya.

Dia hanya tertawa melihat aku terus memandangnya dengan heran. Aku cepat-cepat mengalihkan perhatianku ke arah lain karena malu.

“Kau mau lagi? Sepertinya kau sangat lapar.”

“Biar aku saja yang mengambilnya,” Aku berjalan kearah lemari pendingin, masih tersa sedikit pusing dikepalaku.

Kuambil tempat menyimpan buah-buahan diatas lemari pendingin. Dan mengisinya dengan beberapa buah-buahan. Lalu aku mengambil roti dan juga satu botol air mineral.

“Yuri, kau mau memakan semuanya?”

“Kita lihat saja nanti. Aku juga tidak mengerti kenapa aku sangat lapar,” Kulihat dia hanya tersenyum seperti mengetahui sesuatu.

Hary menemaniku makan sampai aku kenyang. Dan aku menghabiskan hampir seisi keranjang buah-buahan.

Kami membatalkan untuk pergi ke desa besok. Mungkin karena keadaanku yang seperti ini. Hary menemaniku sampai aku tertidur lagi.

Ketika aku terbangun, dia sudah tidak ada dikamarku, dia pulang. Pikirku.

Aku langsung menuju keruang makan, karena terdengar sedikit ribut disana.

Ternyata Hary dan Torrance sedang duduk dikursi ruang makan dengan minuman yang baru kali ini kulihat. Sekarang mereka terlihat akur.

Tak seperti biasanya. Mereka mulai berbincang-bincang walaupun tanpa ekspresi.

“Kalian minum apa?” tanyaku antusias.

“Hanya air biasa.” Jawab Hary buru-buru membuang kotak minumannya. Aneh.

***

Seward akhirnya pulang dari luar kota, dia membawakanku kue stobery kesukaanku.

Dia sangat kelihatan lelah dan seharian dia tertidur dengan pulas.

Beberapa hari ini Hary tidak menghubungiku, datang kerumahpun tidak. Aku sangat mengkhawatirkannya.

“Sudahlah. Tidak akan ada yang bisa menyakiti dia,” Ujar Torrance dengan santainya.

Setiap kali aku melamun atau memikirkan sesuatu, pasti dia akan berkata seperti itu. membuatku kesal karena dia seolah bisa membaca pikiranku.

Saat malam Seward menceritakan pekerjaannya bahkan dia tidak pernah menambil libur dengan pekerjaanya.

“Lalu bagaimana dengan kalian saat aku tidak ada?” Tanya Seward.

“Kami baik-baik saja. Waktu hari pertama Kakak pergi, Torrance entah pergi kemana.” Jawabku.

“Aku mendadak ada urusan, kau tahu lah. Tapi malamnya aku pulang. Dan melihat rumah ini begitu bercahaya.”

Seward tertawa lepas mengetahui hal itu. Dia tahu aku penakut, dan itu sudah biasa untuknya.

“Lalu bagaimana rencanamu untuk pergi bersama Hary? Aku tidak sempat membalas pesanmu waktu itu. apakah menyenangkan bisa pergi berkencan?” Seward telihat antusias ketika bertanya soal Hary, membuatku malu.

“Kami tidak jadi pergi, ada kejadian tak terduga.” Jawabku tanpa berfikir.

“Kejadian apa?” Raut wajah Seward berubah. Aku bingung harus menjawab apa. Aku hanya melirik kearah Torrance mencoba meminta bantuan.

“Mesin mobil Hary rusak. Mereka tidak jadi pergi,” Jawab Torrance dengan entengnya.

“Kenapa tidak memakai mobil Kakak saja?”

“Aku takut merusaknya,” Jawabku seadanya.

Seward hanya terkekeh, mendengar jawabanku. aku memang menyukai saat berkendara tapi kalau sampai merusak barang Seward pasti seminggu penuh dia akan terus mengoceh.

Makanya aku hanya boleh berada di kursi penumpang. Dia jarang sekali membiarkanku berkendara sendirian.

Dia selalu mengandalkan Torrance jika dia tidak bisa mengantarkanku kesekolah, tempat yang ingin kukunjungi, atau kemanapun aku ingin pergi.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status