Share

Ini Siapa? Pacar Naya?

Setelah Raka memberikan Naya air mineral, dia mengajak Naya masuk kedalam  Cafe yang tak jauh dari tempat nya berhenti tadi. Naya sempat heran kenapa dia baik sekali padanya. Tapi ia tidak mau berburuk sangka terhadap orang, siapa tau Raka memang benar-benar tulus mau berteman dengan nya 

"Mau pesen apa?" Tanya Raka pada Naya

"Cappucino sama Nasi Goreng aja kak,"

"Mau nambah lagi?" Naya pun hanya menggeleng kan kepalanya sebagai jawaban, kemudian Raka memanggil pelayanan untuk memesan makanan. 

"Mbak, pesan Cappucino 1, Matcha Latte nya 1 sama Nasi Goreng nya 2 ya, ?" Ucap nya pada pelayan

"Baik Mas, mohon ditunggu ya." jawab pelayan itu. 

Setelah 15 menit mereka menunggu, akhirnya makanan pun datang.

"Lo udah izin ke Ibu lo kalo mau pulang sore?" Raka baru ingat jika hari sudah sore dan ia belum mengantarkan Naya pulang kerumah. 

"Udah Kak,"

"Bagus deh kalo gitu, btw lo udah lama di Bandung?"

"Saya pindahan dari Jakarta juga kaya Kakak, tapi saya pindah dari unur saya masih 5 tahun,"

"Ohh jadi gitu, yaudah cepet habisin makanan nya, nanti kalo pulak sore takut di marah ibu," Ucap Raka sambil tersenyum. 

"Tapi Kak, saya gak berani naik motor lagi," Ujar Naya dengan muka yang lesu

"Tenang aja, nanti gue suruh sepupu gue buat anter mobil kesini," 

Dan benar saja, tak lama setelah itu datang seorang lelaki menghampiri meja mereka. 

"Lo bawa siapa ka? Pacar lo?"

"Temen gue. Nay kenalin ini Reno sepupu gue," 

Reno pun mengulurkan tangannya yang hendak berniat berkenalan dengan Naya, namun belum sempat tangannya menyentuh tangan Naya, Raka sudah menepis nya terlebih dahulu. 

"Gak usah sentuh-sentuh!" Ucap Raka yang tak terima Reno hendak menyentuh tangan Naya. 

"Wih santai dong bro, ganas amat hahah," Reno yang melihat tingkah Raka pun tertawa. Karena ia tidak pernah melihat Raka bersikap seperti itu di depan perempuan. Dan dia yakin jika perempatfinal yang sesng bersama Raka saat ini adalah perempuan yang sangat spesial untuk nya.

"Udah-udah lo pergi deh. Ini kunci motor gue, dan sini mana kunci mobilnya. Lo baw motor gue baik-baik sampai rumah, awas aja sampai ada yang lecet. Gue penggal pala lo!".

"Iya-iya santai aja sih bro, kalem aja napa, jangan sampe malem lo bawa anak gadis orang, nanti di marah bapaknya baru tau rasa lo, haha." Ujar Reno sembari pergi berjalan ke luar meninggalkan Naya dan Raka. 

"Maafin sodara gue ya, otaknya emang sedikit kurang beres," Ucap Raka sambil cengengesan. 

"Iya kak gak papa, bisa pulang sekarang gak Kak? Udah sore takut di cari Ibu,"

"Yaudah ayok gue anter pulang."  Setelah Raka membayar makanan, mereka pun segera bergegas kerumah Naya. 

Raka menghentikan mobilnya di depan gerbang ketika sudah sampai dirumah yang cukup besar. Naya pun hendak turun dari mobil, namun Raka mencegah nya. 

"Mau ngapain?" Tanya Raka 

"Mau buka gerbang Kak,"

"Biar gue aja, nanti tangan lo lecet," Kemudian Raka turun dari mobilnya dan membukakan gerbang rumah Naus, Naya yang melihat tingkah Raka dari dalam mobil pun hanya menggelengkan kepalanya dengan sedikit terheran-heran. Setelah itu Raka memasukan mobilnya ke halaman depan rumah Naya dan kembali turun lalu membukakan pintu mobil untuk Naya 

"Apaan sih kak, malu tau," Raka pun hanya tertawa melihat pipi Naya yang merah saat di perlakukan seperti itu. 

Setelah itu muncul sosok wanita cantik keluar dari dalam rumah menemui mereka berdua. 

"Kenapa baru pulang sayang?" Tanya Ratih Bunda Naya. 

"Maaf tante, tadi Naya nya saya ajak jalan-jalan dulu, jadi pulang nya kesorean, maaf ya tante tadi gak pamit duluan,"

"Gak papa kok, lagian tadi pak adi gak bisa jemput, dan Bunda juga juga minta maaf soalnya baru pulang kerja, jadi gak sempet jemput Naya, ngomong-ngomong ini siapa? Pacar Naya?"

"Bukan Bunda, ini kawan Naya nama nya Kak Raka. Dia baru pindah dari Jakarta." Jelas Naya

"Oh pantes aja Bunda baru liat ini, tapi kaya nya mukanya gak asing gitu ya,"

"Ahh tante bisa aja, mungkin muka saya pasaran tante hehe," Ucap Raka

"Yaudah Raka masuk dulu yuk ke dalam, tante buatin minum,"

"Gak udah tante, Raka langsung pulang aja. Takut mamah nyariin, kalo gitu Raka pamit dulu ya tante Assalamu'alaikum,"

"Iya nak Raka makasih ya udah anterin Naya pulang, Hati-hati di jalan,"

"Hati-hati kak, terimkasih."

Setelah bersalaman pada Ratih, Raka kun kemudian kembali ke rumahnya.

Sesampainya dirumah pun Raka tak berhenti tersenyum, sampai sang Adik memergokinya ketika sedang duduk di meja makan. 

"Kakak kenapa senyum-senyum terus dari tadi sih?" Tanya Yuri. 

"Apaan sih lo Yur, ganggu orang aja deh lo," Raka yang sedang asik membayangkan Naya pun menjadi merasa tergananggu. 

"Lagian kakak kenapa sih hmm, lagi makan bukannya fokus palah Senyum- sendiri, lagi jatuh cinta ya?" Kali ini sang Papah yang meledekinya. 

"Papah apaan sih, palah ikut-ikut iseng kaya Yuri, Raka gak lagi jatuh cinta Pah, sok tau banget dehh," Jawab Raka sambil pura-pura cemberut. 

"Gak papa Kak kalo emang Kakak udah punya pacar, tapi inget ya! Gak boleh sampai je lebih batas kalo pacar," Ucap sang Mamah

"Iya Mah, Pah. Ah ya udah lah ayok makan dulu, palah ngeledekin Raka mulu dari tadi." Seketika semua nya tertawatertawa melihat ekspersi Raka yang sedang malu. 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status