Share

Dia Sahabat Kecil Gue

Ketika sedang menunggu pesanan, Raka melihat Naya dan kawan-kawan nya memasuki kantin dan duduk di deretan bangku di depan Raka. Mata Raka pun tak henti-henti nya memandangi pergerakan Naya. Tanpa ia sadari, sedari tadi Diki memperhatikan Raka yang sedang memperhatikan Naya.

"Ka, gue liatin dari tadi lo merhatiin Naya mulu deh, lo kenal ya sama dia?" Tanya Diki. Roy dan Damar yang mendengar ucapan Diki pun langsung melihat Raka dengan tatapan seolah-olah ingin meminta penjelasan.

"Kalian ngapain ngeliatin gue gitu sih? Gak pernah liat orang ganteng?" Tanya Raka mengalihkan pertanyaan Diki.

"Jawab pertanyaan gue Ka, lo kenal sama Naya?" Ulang Diki.

"Emang kenapa sih kalo gue kenal sama Naya?" Tanya Raka heran.

"Karena setau gue, dari dia awal masuk sampai kemarin, gue gak pernah liat dia berinteraksi sama cowok. Dan tadi pagi gue liat pertama kali dia di bonceng sama cowok, dan cowok itu lo," Jelas Damar.

Belum sempat Raka menjawab, Ibu kantin datang mengantar pesanan mereka.

"Permisi Nak Diki, ini makanan nya sudah datang,"

"Terimakasih banyak Bu." Ucap mereka berempat.

"Ka, coba lo jelasin. Lo baru 2 hari disini dan lo udah bisa deket sama Naya? Apa kalian udah kenal lama?" Roy mengulang lagi pertanyaan Diki.

"Sebenernya gue emang udah kenal lama sama Naya, dia sahabat kecil gue waktu dulu dia tinggal di Jakarta. Namun, waktu umur gue 6 tahun, dia pergi dari Jakarta. Awalnya gue gak tau dia pindah kemana. Bertahun-tahun gue berusaha cari dia, dan ketika gue udah masuk SMP gue pun masih tetap mencari informasi tentang dia. Akhirnya gue ketemu sama akun media sosial dia, gue cek semua info tentang dia. Dan setelah gue periksa, ternyata benar dia Naya sahabat gue. Sejak saat itu, gue bikin akun palsu biar gue bisa tau lebih banyak lagi tentang dia. Dari situ lah gue tau kalo dia ternyata tinggal di Bandung, di sempet kasih gue alamat lengkap dia. Sebelum akhirnya dia menghilang lagi buat yang kedua kalinya tanpa alesan,"

"Lo suka sama dia Ka?" Tanya Roy.

"Gue bukan sekedar suka Roy, bagi gue Naya itu cewek paling spesial di hidup gue. Saat gue tau Papah gue mau pindah ke Bandung gue berharap bisa ketemu sama Naya, ya walaupun gue pikir itu gak mungkin. Tapi Tuhan maha Baik, dia pertemukan gue sama Naya lagi disini. Gue seneng banget waktu ngeliat dia, dia gak berubah sama sekali. Dia tetap manis, sama kaya dulu sebelum dia ninggalin gue,"

"Pantes aja gue liat lo kaya udah kenal deket gitu sama Naya, ternyata emang  dia sahabat kecil lo," Ucap Damar.

"Gue salut sama lo Ka, rela nunggu Naya dari kecil sampai sekarang. Padahal dia udah ninggalin lo tanpa alasan," Sahut Roy.

"Gue tau, dulu pasti dia punya alasan kenapa dia ninggalin gue, tapi dia gak ada waktu buat kasih tau alasan itu ke gue, gue yakin suatu saat pasti gua akan tau alasan dia pergi tanpa alasan,"

"Lo yang sabar aja ya Ka, kita bakal bantu dan dukung lo buat kejar cinta masa kecil lo itu," Ucap Diki sambil menepuk-nepuk pundak Raka.

Kemudian mereka pun kembali menghabiskan makanan yang tadi di pesan.

"Terimakasih anak-anak, hari ini kita cukup sampai disini. Saya akhiri Wassalamu'alaikum," Setelah Pak Aryo menutup pelajaran pada hari ini, semua murid kelas XI IPS 1 pun keluar dari kelasnya.

Raka kemudian bergegas mendatangi kelas Naya untuk mengajaknya pulang. Tapi saat sampai disana, ia melihat kelas sudah kosong. Ia pun lalu segera menuju ke parkiran dan ia melihat Naya sedang berdiri di samping pintu gerbang.

Raka pun Langsung menghampiri nya.

"Nay, kok lo disini sih? Kenapa gak nunggu gue?" Tanya Raka.

"Buat apa nungguin kakak?"

"Lo kan tadi berangkat sama gue, pulang juga harus sama gue dong,"

"Sorry kak, mending kakak gak usah deket-deket saya lagi,"

"Kenapa sih Nay? Gue ada salah apa?"

"Saya ingetin ke Kak Raka, saya gak mau deket sama cowok. Jadi saya harap kakak bisa mengerti! Permisi. " Kemudian Naya pergi meninggalkan Raka yang masih dibuat bertanya-tanya dengan sikap Naya yang begitu dingin.

Raka pun hanya bisa pasrah ketika melihat Naya pergi, lalu ia kembali ke parkiran untuk mengambil motornya dan kembali kerumah nya.

Setelah membayar taxi online, Naya pun langsung masuk ke dalam rumah nya dan naik ke lantai 2 untuk menuju ke kamar nya. Ia langsung merebahkan dirinya di kasur kesayang nya, tanpa mengganti seragam sekolah. Ketika sedang berbaring, seketika ia melihat frame foto yang berisi 2 orang lelaki dan perempuan sedang menikmati es krim di taman. Naya pun bangkit dan mengambil frame foto itu lalu mengusap debu yang mengotori nya. Ia pun memandang dengan lekat 2 orang pasang kekasih yang terlihat bahagia.

"Kak Leo, kenapa kakak harus ninggalin aku secepat ini. Padahal kakak udah janji sama aku kalo kakak mau jagain aku sebagai ganti Ayah. Tapi kenapa palah Kak Leo ikutan ninggalin aku sama seperti Ayah. Maafin aku ya Kak, andai waktu itu Kakak gak anterin aku pulang, pasti kakak sekarang masih ada di samping aku, aku bakal pegang janjiku untuk gak buka hati lagi buat cowok lain, aku bakal tetap setia sama kakak sampai aku mati nanti," Tak terasa, butiran air bening turun membasahi kedua pipi Naya, kemudian ia pun terlelap dengan memeluk foto yang berisi dirinya dan seseorang orang yang pernah ada dalam hidupnya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status