Share

Judul 3 Gebetan Baru

Bab 3

*Bahagianya hati, saat cinta menemukan jalannya*

****

Di sebuah Cafe, dengan furniture bergaya minimalis di tengah suasana alam yang super asri dan hijau, sangat cocok untuk memanjakan mata. Tampak dua insan sedang bercengkrama, seraya duduk di bangku bagian pojok, sedikit berjauhan dengan tempat duduk lainnya.

"Ver...!" Sahut Fatih, dengan tatapan lembut. Menatap dalam-dalam mata indah Gadis yang duduk di depannya.

"I...iya. Kak!" jawab Vera, sedikit terbata. Hatinya merasa tak karuan dipandangi selembut itu, oleh Laki-laki tampan di hadapannya. Hingga pandangan keduanya beradu beberapa saat, sebelum Fatih meneruskan kata-katanya.

"Ver...! Tau gak?" Tanya Fatih, masih dengan tatapan lembut penuh arti, namun kalimatnya tak berlanjut. Membuat Vera tambah tidak karuan, apalagi baru kali ini Fatih terlihat serius.

"Ahhh...gimana ngomongnya ya?" Fatih seakan berbicara pada dirinya sendiri dan menunjukan sedikit bingung, padahal hanya trik saja, agar lawan bicaranya menjadi tambah penasaran. Hem...

Namun benar saja, melihat gerak gerik yang di tunjukan oleh Fatih, membuat Vera tak sabar menunggu kalimat berikutnya meluncur dari lisan Laki-laki itu.

Andai boleh menebak, sebenarnya di hati kecil Vera ada sedikit keyakinan, bahwa apa yang akan diungkapkan oleh Fatih, adalah tentang perasaannya. Keyakinan itu muncul, karena, dari beberapa kali bertemu dengan Fatih, pemuda itu seolah memberikan perhatian khusus padanya. Seperti minta tukar nomor handphone, lantas setelah itu sering berbalas pesan.

Bahkan pernah sekali waktu, Fatih menitip salam lewat Hendra temannya, yang kebetulan tetanggaan dengan Vera.

"Kakak! Iihhh ada apa? Kenapa jadi kaku gini sih? Tadi aja, ketawa ketiwi tanpa beban. Ada apa? Ngomong aja terus terang" ujar Vera seakan membuka jalan, agar pemuda tampan itu tak sungkan untuk berkata yang sejujurnya.

"Begini Ver! Tapi jangan marah ya?" tukas Fatih dengan mimik serius.

"Loh! Kok marah? Memangnya kenapa harus marah? Ngomong aja belum!" tukas Vera sedikit merengut terlihat seolah kesal, karena Fatih tak juga terus terang dan malah betele-tele.

"Tapi, janji ya! Jangan marah" tukas Fatih.

"Hem..."

"Gak marah, ya?"

"Iiihhh...gak!" Vera tampak makin dongkol dengan sikap Fatih yang tak juga meneruskan ucapannya.

"Yakin?"

"Yakin! Kakak"

"Kecuali kalau Kakak perkosa ayam tetangga, baru Vera marah. Karena malu-maluin, ganteng-ganteng kok perkosa ayam, hahaha" saking kesalnya dengan kekakuan Fatih. Vera malah bergurau, membuat wajah pemuda itu memerah, karena keseriusannya malah di balas candaan.

"Hem, kurang asem nih! Cewe." Bathin Fatih, seraya berusaha mengendalikan diri dan tetap tenang agar tak terpancing keadaan. Lantas pemuda itu menghela nafas dalam, sebelum meneruskan pembicaraanya.

"Terus terang Ver, sejak lama kakak memendam rasa pada Vera. Hanya saja tidak berani mengungkapkannya, baru kali ini Kakak berusaha menguatkan hati, untuk Jujur" terang Fatih dengan nada serius, seraya memandang wajah gadis depannya lekat-lekat.

Pucuk dicinta ulam pun tiba, seketika dada Vera berdegup kencang, kalimat yang diungkapkan Fatih membuat hatinya melambung, tapi itu tak berlangsung lama. Karena perasaan bahagia itu bercampur dengan rasa takut.

Sejatinya Vera tahu bahwa pemuda itu sudah mempunyai pacar. Namun jujur, hatinya tak dapat di bohongi, jika ia pun sudah sejak lama memendam rasa yang sama.

"Mmmhhh..." Vera menundukan kepalanya seraya berusaha menenangkan diri.

"Ver! Kok diam?" tanya Fatih dengan raut wajah tampak cemas.

"Bukannya, Kakak sudah punya pacar?" tanya Vera dengan perlahan mengangkat kepalanya, seraya menatap lekat wajah Fatih.

"Waktu pertama kita berjumpa, Kakak sudah menggandeng cewe, siapa namanya Kak? Kak Anita ya? Kalau gak salah!" lanjut Vera balik bertanya.

"Kok Vera tau nama pacar Kakak? Ya, Anita namanya," terang Fatih.

"Tapi...,"

"Tapi apa Kak?" tanya Vera tampak penasaran.

"Tapi sudah lama putus" ujar Fatih dengan mimik wajah meyakinkan.

"Ahhh, masa sih?, Kak!" tanya Vera seolah terlihat tak percaya.

"Iya, sudah putus. Bubar!!!" Tandas Fatih meyakinkan gadis itu.

"Oh...berarti, Vera buat pelarian?" Gadis berparas cantik itu berargumen, ingin memastikan jika pemuda di hadapannya tidak main-main.

"Tidak begitu juga, Kakak memang sejak lama memendam rasa ini pada Vera. Dulu tidak berani mengungkapkan karena masih ada Anita. Sekarang sudah lama putus dengannya," terang Fatih.

"Dan itu pun tak cukup menjadi alasan Kakak untuk  berani mengungkapkan, walau kita sering kali ketemu. Maaf ya, kalau keterus terangan Kakak kali ini malah membuat Vera tersinggung" tukas Fatih seolah tampak merasa bersalah.

"Hem, tersinggung bagaimana Kak?" tanya Vera seakan terus memainkan perasaan Fatih, sebelum ia memberi jawaban baik yang sangat ditunggu pemuda tampan di hadapannya.

"Ya, tersinggung tiba-tiba Kakak ungkapkan rasa ini pada Vera, padahal sudah hampir tiga bulan kita tidak ada kontak. Sedangkan baru kali sekarang kita ketemu lagi," ujar Fatih memberi jawaban diplomatis.

"Ahhh, tidak juga" jawab Vera terlihat lebih tenang.

"Lantas Vera harus bagaimana?" lanjutnya malah balik bertanya.

Terang saja berada di situasi ini cukup membuat Fatih jemu, karena Vera tidak langsung pada jawaban inti. Yang ada malah terkesan bertele-tele.

"Ribet amat nih cewe" bathin Fatih.

"Kak! Kok diam?" tanya Vera sambil mengernyitkan dahi.

Jelas saja keadan ini membuat Fatih mulai terkikis kesabarannya, lantas pemuda itu bereaksi.

"Ya sudah! Gini aja, Vera mau gak jadi pacar Kakak!" tegas Fatih sambil tangannya meraih jemari gadis cantik itu seraya digenggamnya erat.

"Emmhh" Vera terdiam dengan raut wajah tersipu.

"Mau gak!" tanya Fatih lagi, seraya makin erat genggaman tangannya.

"Ma...mau!"

"Yes!!! Terimakasih sayang" ucap Fatih, terlihat bersemangat dan senang, mendapat jawaban baik dari Vera.

"Hehehe" Vera tertawa kecil tampak rona kebahagiaan menghiasi wajahnya.

Tangan Fatih memegang erat jemari Vera, panah cintanya sudah mengenai jantung hati gadis cantik yang selama ini di dekatinya. Lega sudah rasanya hati Fatih.

<span;>Sungguh! Hari yang sangat penuh warna dan menguras emosi bagi pemuda beralis tebal itu. Bagaimana tidak, baru tadi pagi ditinggal dua gadis sekaligus, namun di sore hari sudah mendapatkan penggantinya.

"Kita pulang yuk! Sudah sore, nanti orangtua Vera nyariin" ajak Fatih saat ini perasaannya sudah tenang, karena tak butuh waktu lama telah berhasil meluluhkan hati gadis yang sekian lama diincarnya.

"Iya Kak, gak kerasa, ya, sudah sore aja" tukas Vera seraya berkemas.

"Kok, masih panggil Kakak, sih!" protes Fatih. "Sayang dong panggilnya, kan sudah jadian hehehe" lanjutnya dengan terkekeh.

"Hem...Iya, sayang, yuk! Kita pulang,"

"Nah gitu, dong!" pungkas Fatih dan langsung menggandeng tangan gebetan barunya itu.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Anquin Dienna
beuuh jangan mau sama Fatih Ver!!
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status