Orang bilang, wanita hamil itu terlihat sexy? Jika menggauli rasanya nikmat sekali berbeda dengan kondisi tidak hamil. Namun hal itu tak berlaku dengan Satria. Kisah rumah tangga penuh konflik menguras emosi dan jiwa. Satria terlibat cinta segitiga dengan Thika, wanita di masa lalunya. Thika datang merusak kebahagiaan Satria dan istrinya yang tengah hamil tua, Shafira dengan alasan meminta bantuan pada Satria. Karena rasa iba, Satria memilih menolong Thika namun rasa itu semakin membuat Satria bimbang dan berubah sikap pada Shafira. Shafira berjuang mempertahankan rumah tangganya namun Satria berkali kali menyakiti hati Shafira hingga tak mampu lagi bertahan. Ditengah keputusasaan, Shafira merasakan sakit hati dan melahirkan seorang diri. Mampukah Shafira mempertahankan rumah tangga atau pergi meninggalkan Satria? Apakah Satria akan berubah dan kembali kepada Shafira?
View More"Camkan perkataanku?!" ucap Aini melangkahkan kaki pergi meninggalkan Thika dalam keterpurukan.Thika sungguh merasakan sakit yang hebat. Tak hanya badannya tapi juga hatinya.Dengan tangan bergetar, Thika mengirim pesan pada Satria."Mas, apa apaan ini? Kenapa kamu menyuruh ibumu untuk datang kesini? Aku memintamu untuk datang tapi kenapa malah wanita cerewet itu yang datang. Jika kamu benar benar berniat menolong, kamu seharusnya bertanggung jawab penuh mas hingga masalahku selesai. Aku kecewa padamu, Mas."Satria membuka pesan dari nomor asing. Pesan dibaca Satria berkali kali, mencoba mencerna semua kalimat di dalam pesan dari nomor asing yang tak lain WA dari Thika. Bagi Satria, janji kepada istrinya adalah hal yang paling penting untuk ditepati.Satria segera membalas pesan dari Thika."Maaf Thika, aku sudah berusaha menolongmu jadi sekarang aku sudah gugur dalam semua janji. Terima kenyataan dan hiduplah bahagia dengan lelaki yang mencintaimu di masa depan. Terima kasih untuk s
"Dasar gila?!" umpat Shafira membaca pesan dari Thika.Satria berinisiatif melihat pesan tersebut."Apa apaan ini. Jangan percaya Thika, Shaf."Aini juga tak kalah heboh, ikutan melihat ponsel Shafira."Ayo kita pulang, Satria, akan aku beri pelajaran itu si Thika. Kok aku jadi kesal sekali."Aini berhasil terprovokasi dan meminta Satria untuk pulang padahal Shafira sendiri berusaha memendam amarahnya. Tiba tiba ,...Tok, tok, tok.Pintu diketuk dari luar. Satria segera mengecek siapa yang datang.Ceklek."Kamu?!"15 menit sebelumnya.Zico berjalan mendekati cottage perkebunan teh tempat Shafira tinggal. Dia mengetuk pintu dengan hati berdebar, tidak sabar untuk memberitahukan kabar yang baru saja ia dapatkan kepada sahabatnya itu. Satria membuka pintu dan terkejut melihat Zico datang tanpa pemberitahuan."Kamu?" tanya Satria."Zico? Ada apa kamu datang ke sini? Apakah ada masalah?" tanya Shafira yang kepalanya muncul di belakang Satria."Shafira, kamu perlu tahu sesuatu. Aku menemuka
Satria bersama keluarga menginap selama tiga hari di kebun teh Bogor. Sengaja menyewa satu cottage yang disediakan pihak perkebunan sebagai daya tarik wisatawan untuk beristirahat.Selain murah dan menarik, cottage yang dipilih Satria letaknya cukup strategis, sehingga sangat cocok untuk duduk bersantai menikmati indahnya perkebunan teh di sore hari.Fasilitas Cottage yaitu tiga kamar tidur lengkap dengan kamar mandi di dalamnya. Ada dapur, ruang makan dan satu ruang santai. Semua sudah ada di dalam cottage, termasuk perlengkapan makan, mandi dan sholat serta printilan lainnya, kita tinggal menempati saja.Anak anak sangat bahagia, begitu juga Aini, Satria dan Shafira. Mereka menikmati hawa sejuk cenderung dingin di sore hari sambil menikmati pemandangan kebun teh.Slurp."Em, teh disini sangat enak, ya? baunya juga harum khas teh melati," ucap Shafira yang dijawab anggukan kepala oleh Aini dan Satria.Hari itu cuaca mendung, Zico duduk di kursi rotan di sebuah gazebo sebelah cottage m
Manusia diuji Allah SWT dari segi manapun, jika tidak rizki ya kesehatan, bisa anak, orang tua ataupun suami seperti yang terjadi pada Shafira. Untuk saat ini dia diuji dari keuangan dan suami.Shafira ikhlas menjalani semua takdir dari Allah SWT. Mungkin ini semua sudah digariskan untuknya, mengalah dari sikap Satria.Setiap hari, setiap malam, Shafira terus berdoa, "lunakkan hati suamiku yang keras seperti batu ya Allah, semoga dia berubah dan kembali seperti Satria-ku yang dulu."Dan kali ini sepertinya Allah SWT menjawab Doa yang selama ini Shafira panjatkan.Malam ini, Satria dan Shafira sedang duduk berdua di pelataran rumah mereka. Angin malam menambah hawa dingin yang menyeruak masuk ke tubuh masing masing. Hal itu membuat Shafira memutuskan untuk masuk ke dalam rumah."Aku mau masuk dulu mas," ucap Shafira sambil berdiri hendak pergi."Shaf, bagaimana jika kita pergi ke suatu tempat untuk merayakan anniversary kita?"Degh."Kamu ingat hari anniversary kita, Mas?" tanya Shafir
"Kamu ingin memastikan jika aku pergi menemui Thika. Begitu kan?" tanya Satria.Shafira ingin sekali mengatakan iya dengan lantang namun lidahnya seolah kelu sehingga diputuskan untuk diam saja."Kamu masih saja mencurigaiku Shafira, jadi untuk apa aku berjanji padamu jika aku melanggarnya? Percuma saja," keluh Satria keluar kamar berpindah ke ruang tamu.Sebenarnya tadi Satria berniat untuk ke tempat Thika namun saat sampai di perjalanan, dia teringat Maya. Wajah menangis dan tatapan bayi itu terus menghantui setiap langkahnya. Sebagai seorang Ayah, Satria tentu memikirkan anak anaknya, kesehatannya sehingga disaat seperti ini, Satri kembali ragu untuk melajukan motornya kepada Thika.Pikiran Satria sungguh bimbang antara Thika dan Maya. Lama berfikir, Satria akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah namun betapa kecewa Satria saat mendapati sikap acuh dan rasa curiga dari Shafira, istrinya.Lelaki dimana saja, jika dicurigai dia akan menjadi jadi, tak terkecuali Satria. Dia lelah, d
Dokter Sofi memandang nanar seorang Thika yang berniat menggugurkan kandungan tanpa ditemani sanak keluarganya. Mungkin karena hal itu juga, Thika membuat keputusan besar ini.Mereka menuju ruang operasi. Thika berbaring dengan gusar, ada perasaan takut, gugup dan gelisah, semua rasa bercampur aduk saat ini."Biasa saja Nyonya Thika, tidak usah takut," ucap Sofi."Ba– baik Dokter.""Tarik nafas dalam dan keluarkan, rileks ya?"Detik berikutnya ,..."Aaakh!"Tika menjerit hebat saat Dokter Sofi memberikan anestesi lokal pada bagian serviks Thika. Dokter segera memulai prosedur aborsi pada janin Thika.Membutuhkan waktu 20 menit untuk melakukan operasi ini. Setelahnya Thika dibiarkan terbaring di ruang rawat inap hingga obat biusnya hilang.Setelah menjalani prosedur operasi dan obat bius hilang sepenuhnya, Thika merasa sakit yang luar biasa, baik secara fisik maupun emosional. Fisik karena tubuhnya dipaksa mengeluarkan janin tak berdosa sedangkan emosional karena disaat seperti ini, t
Satria bergidik ngeri mendengar ancaman dari ibu kandungnya sendiri. Memang Satria disini salah, sebagai seorang laki laki kurang tegas dalam hal pendirian. Sudah untung sang istri sangat baik, mau memaafkan dan mengerti alasan dibalik semua yang Satria lakukan."Maaf ya Shafira. Aku benar benar minta maaf. Aku berjanji tak akan menemui Thika ataupun berhubungan dengannya."Lagi lagi, Satria mengucap janji untuk kesekian kali."Sudahlah Mas, aku mau istirahat.""Baiklah. Istirahatlah, aku akan pergi."Satria pergi meninggalkan Shafira, memilih untuk tidur di ruang tamu. Malam ini biarlah menjadi bukti atas penyesalan seorang Satria. Sebagai kepala keluarga, dia sama sekali tak bisa menentukan mana yang harus dilakukan sebagai kepala keluarga.Shafira sendiri sudah tak mau menangisi seorang Satria. Air matanya sudah mengering secara sia sia. Percuma bersedih jika setelah itu kembali tertawa seolah tak ada masalah yang menghampiri keluarga ini.****Thika sedang mengalami masa- masa sul
"Shafira. Maaf ,..."Satria menggandeng tangan Thika dan membawanya keluar rumah.Shafira melihat kepergian Satria, merasakan sakit yang mendalam, hatinya teriris perih, tangis pun tak terbendung lagi. Belum sembuh luka hatinya, sekarang Satria menambahkan lagi luka yang lebih dalam.'Kamu sungguh tega mas,' batin Shafira menahan kekecewaan.Srekh."Pergilah Thika. Masalah ini selesai, aku tak bisa membantumu lagi, selesaikan masalahmu sendiri.""Tapi Mas, kamu kan sudah berjanji untuk membantuku? Ya nggak bisa gitu dong Mas? Mana janjimu?" keluh Thika.Satria menatap tajam pada Thika dan berkata, "aku memang berjanji akan membantumu tapi belum juga aku tangani, kamu malah menambah masalah di hidupku. Untuk itu aku tak bisa memenuhi janjiku.""Pulanglah!"Satria berbalik hendak masuk rumah namun langkahnya terhenti saat mendengar isak tangis Thika."Hiks, hiks.""Kamu tega Mas Satria."Hati Satria bergetar, dilema antara memenuhi janji atau melupakannya.Melihat Thika menangis seperti
"Halo Shafira." "Ka- kamu?? Shafira tahu betul siapa saat ini yang berada di depannya. Meski mereka tidak pernah bertatap muka, namun wajah itu sangat dikenal oleh Shafira. "Thika?!" panggil Aini mendekat, merasa syok atas kedatangan wanita yang mengusik kehidupan anaknya. "Assalamualaikum Budhe, bagaimana kabarnya?" "Waalaikumsalam. Aku baik," jawab Aini sambil menatap Shafira, khawatir jika sang menantu menilai buruk terhadap sikapnya. Shafira sendiri menatap nanar interaksi kedua wanita di depannya. Saat ini pikirannya sangat kalut, ada rasa tak percaya jika Thika berani datang kemari dengan percaya diri. Rasanya Shafira ingin segera pergi dari tempat ini, pergi sejauh mungkin agar tak ada yang menemukannya. Entah mengapa masalah ini kembali dihadapkan kepadanya? Safira pikir sudah berakhir, namun nyatanya? "Siapa yang mengundangmu, kemari?" tanya Aini kepada Thika. "Aku? tentu saja aku diundang oleh Mas Satria." "Apa?!" tanya Safira dan Aini bersamaan. Tangan Shafira meng
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.