Share

BAB 3. SUNNY & KAIRA

18+++++

Kaira berjalan ke kamar dengan di gandeng oleh Sunny tapi pelukan dan sentuhan Sunny sama sekali tidak bisa menahan amarah Kaira. Dia benar-benar kesal pada mertuanya.

Sejak awal menikah, ibu Sunny selalu menatapnya dengan pandangan yang jijik. Karenanya hubungan mereka persis seperti hubungan ibu merua dan menantu yang ada dalam sinetron-sinetron alias penuh dengan drama. Mereka membenci satu sama lain. Itu semua bermula saat Kaira dan Sunny sepakat tidak akan punya anak.

“Heh kamu!” suara ibu mertuanya kembali terdengar. “Sadar diri dong! Kamu sudah mau tiga puluh tahun, saya sangat berharap, kalau kamu mau jujur jika kamu memang mandul! Supaya anak saya bisa menceraikan kamu dan mengusir kamu dari rumah ini, supaya kamu bisa jadi gelandangan dan anak saya bisa menikah lagi!”

Deg!

“Sabar sayang, please!” Sunny memohon.

****

Mereka masuk ke dalam kamar. Kaira buru-buru melepaskan pelukan Sunny darinya. “Ibu kamu sudah sangat keterlaluan, Sun! aku bisa gila, kalau dia lebih lama di sini!”

“Lalu kita harus apa, Kai?” tanya Sunny sambil membantu Kaira melepaskan dress hitam yang membalut tubuhnya. Begitu dress terlepas, Kaira  sekarang hanya menggunakan lingerie nude yang memamerkan sebagian besar area tubuh indah dan mulusnya, melihat Kaira yang begitu seksi, Sunny tidak bisa menahan diri. Dia langsung meraih tubuh Kaira, mencium bahu, leher dan belakang telinga Kaira dengan nafas yang memburu.

Dengan satu tangan yang memegang payudara Kaira, meremas dan mengelus payudara itu dengan lembut, satu tangan Sunny lainnya melepaskan bra yang Kaira pakai dan menggesekkan miliknya yang mulai keras di pinggang Kaira.

Tapi Kaira langsung melepas pelukan Sunny dan menghindar darinya. Karena Sunny yang sudah melepas branya, payudara kirinya langsung tersingkap, Sunny melihatnya dengan tersenyum dan langsung menabrakkan tubuhnya ke tubuh Kaira yang tak bisa bergerak, terhimpit oleh dinding.

Sunny seolah tidak ingin melepaskan Kaira sama sekali, dia memilin putting payudara Kaira sebelum memasukkannya ke dalam mulut. Tangannya terus meremas, meraba tanpa henti. Nafasnya setengah memburu, tapi Kaira jangankan ikut mendesah, menikmati jemari dan lidah suaminya yang berada di dalam tubuhnya, dia tidak perduli. Kemarahannya tidak reda.

“Kai…” desah Sunny yang tahu karena seluruh tubuh Kaira telah menolaknya. Kaira sama sekali tidak basah. “Ada apa?”

“I’m not in the mood! Kita bahkan belum selesai bicara tentang ibu kamu, ingatkan?” tanya Kaira masih dengan nada kesal dan langsung menyingkir dari hadapan Sunny.

“Kai, tolong lupain tentang ibu, ok! Ini malam tahun baru kita, sayang. Seharusnya kita senang-senang bukannya emosi kayak gini.”

“Aku ngga bisa senang-senang Sun! ibu kamu bukan hanya sekedar masuk kekamar kita tanpa izin. Ngga itu doang! Ibu kamu menyebutku wanita mandul dan ingin kita cerai! Gila kan?”

“Pertama, dia ibu kita, Kai bukan hanya ibu aku. Dan yang kedua, ngga ada yang ingin menceraikan kamu sayang. Punya anak atau ngga, yang penting kita bareng!”

Bullshit!

“Kai, sebenarnya ibu hanya ingin kita bahagia.”

“Bahagia?”

“Ya, bahagia karenanya beliau ingin kita punya anak, Kaira. Anak itu sumber kebahagiaan dan ibu memikirkan kita. Hanya saja, cara ibu yang berbeda dari kita. Cara ibu adalah cara orang kuno, konservatif. Karenanya beliau ngga bisa bermanis-manis kayak yang kamu harapkan. Tapi percaya sama aku, ibu hanya ingin kita bahagia, hanya itu Kai.”

Kaira mendengus kesal. Sunny selalu mencoba bersikap netral jika membalas tentang ibunya, tapi Kaira tahu jika suaminya jauh lebih condong membela ibu kandungnya dari pada Kaira.

“Sayang,” ucap Sunny sambil menyelipkan rambut Kaira ke balik telinganya dan menjilat belakang leher Kaira. “Aku rasa, kita perlu mencobanya tanpa kondom. Sudah lama, kita ngga kayak gini.”

Kaira tidak menjawab, karena Sunny sudah lebih dulu merenggut bibir Kaira ke dalam bibirnya. Dia menciumi Kaira dengan begitu bernafsu. Sunny mengangkat tubuh Kaira, melemparkannya ke atas kasur dan langsung melepaskan pakaiannya.

Kaira mencoba kembali bangun tapi Sunny jauh lebih cepat, dia mengunci kedua pergelangan tangan Kaira dengan tangannya yang besar dan kokoh. Kaira mencoba memberontak, tapi Sunny jauhh lebih kuat.

“Sstt!” bisik Sunny. “Please sayang, kita ngga perlu memikirkan tentang ibu!”

Wajah Sunny mendekati wajah Kaira, lama mereka bertatapan. Kaira melihat Sunny, mata coklatnya menunjukkan jika dia sudah sangat bernafsu. Tapi dia masih mau bersabar dan menunggu persetujuan dari Kaira.

“Kai….”

Kaira mengangguk, semarah apapun dia saat ini, dia tidak bisa menolak keinginan Sunny yang menatapnya dengan penuh permohonan seperti ini. Dan, begitu mengetahui Kaira setuju untuk melanjutkannya, Sunny langsung mencium Kaira tanpa halangan lagi. Bibirnya melumat bibir Kaira, lidah masuk, bergumul dengan lidah Kaira. Nafas mereka menderu dan birahi mereka semakin meninggi. Semua stress dan ketegangan yang dirasakan oleh Kaira serasa meleleh keluar bersamaan dengan keringat yang mulai mengucuri tubuhnya.

Tangan Sunny mulai bergerak, dia mengelus paha Kaira, tangannya bergerak makin keatas dan menyelusup ke dalam selembar g-string berwarna nude yang Kaira pakai.

Mata Kaira membelalak, dia menggigit bibir bawahnya dan tidak bisa menahan gairah saat tangan Sunny tidak hanya mengusap tapi malah masuk ke dalam dirinya. Kaira benar-benar sudah lupa dengan semua emosi yang sempat dia rasakan.

Senyum Sunny makin lebar, dia turun kebawah. Mencium dada, perut, bawah perut dan akhirnya benda yang ada diantara kedua pangkal paha Kaira, Sunny lalu melepaskan g-string yang Kaira pakai dan membenamkan wajahnya di sana dan mulai menjilat dengan rakus.

Kaira mengerang. Dia menekan kepala Sunny, kedua pahanya mengepit kepala Sunny yang ada di sana. Sedang satu tangannya mengelus payudaranya sendiri dan tangannya yang lain meremas bantal. Tubuh Kaira melekuk, berliuk dan tidak bisa menahan sesuatu yang ingin keluar dari dalam dirinya.

“Oh my god, babe! You so wet….” ujar Sunny lalu kembali membenamkan kepalanya ke pangkal paha Kaira.

Kaira tidak bersuara karena dia kembali mengerang. Setelah lima menit Sunny kembali menenggelamkan dirinya, Kaira bisa merasakan sesuatu dalam dirinya keluar, dari dalam dirinya dengan begitu deras.

Sunny lalu melepaskan semua pakaiannya, dia menuntun tangan Kaira untuk memegang ereksinya yang telah membesar dengan sempurna, lelaki itu lalu menuntun tangan Kaira untuk mendekatkan ereksinya pada mulutnya.

Sunny mengerang begitu dia berada di dalam mulut Kaira. Tubuhnya maju mundur. Bergerak, berirama.

Sunny tiba-tiba mengangkat tubuh Kaira, posisinya kini menelungkup dan bertumpu pada lutut dan kedua tepalak tangannya. Sunny lalu masuk ke dalam Kaira. Lama keduanya terus mendesah, mengerang hingga akhirnya baik Sunny mapun Kaira melepaskan sesuatu dari tubuh mereka setelah itu, keduanya lemas dan melemparkan diri ke ranjang dengan lesu tapi nafas mereka masih terus memburu.

Sunny menatap Kaira dan mengecupnya lembut. “You are mine, baby girl.”

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status